Senin, 23 September 2013 08:06:00
Teroris v Pasukan Khusus, Korban Tewas Sudah 59
NAIROBI - Nyawa 59 orang melayang dan 175 lainnya luka-luka dalam perang antara kelompok teroris dan pasukan khusus dalam gedung sebuah mal kelas atas, Westgate, di Nairobi, ibu kota Kenya, sejak Sabtu siang waktu setempat atau Sabtu malam WIB.
Lebih dari sepuluh pelaku bersenjata dari kelompok Al Shabaab yang berafiliasi dengan Al Qaeda sekonyong-konyong melepas tembakan membabi buta dan menawan sekitar 30 orang.
Sampai berita ini diturunkan pukul 24.00, tentara Kenya terus menyisir mal berlantai lima tersebut untuk menyudutkan kelompok teroris. Sekitar seribu orang berhasil lolos dan diselamatkan. Namun, masih ada puluhan pengunjung yang tersekap di dalam mal. Prioritas pemerintah setempat kini adalah menyelamatkan mereka yang disandera.
Sumber aparat keamanan kepada CNN mengatakan, pasukan khusus Israel juga diterjunkan untuk membantu tentara Kenya. "Pasukan Israel baru saja masuk dan membantu menyelamatkan sandera dan mereka yang terluka," kata sumber tersebut tadi malam (22/9).
Diduga, serangan Al Shabaab ke kompleks pusat perbelanjaan milik investor Israel itu merupakan pembalasan atas intervensi militer Kenya ke Somalia.
Juru Bicara Pemerintah Kenya Manoah Esipisu mengatakan, diduga 10"15 orang bersenjata melakukan penyerangan. "Kami tahu mereka ada di seberang gedung dan mengisolasi diri di suatu tempat di dalam gedung," ujarnya.
Penyerang sengaja menargetkan lokasi akhir pekan favorit, saat warga kaya Kenya dan para ekspatriat berkumpul di mal kelas atas tersebut untuk minum kopi susu, menonton film, atau berbelanja di sekitar 80 gerai.
Al Shabaab telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pesan di Twitter. Salah satunya menyatakan, "semua muslim" diminta keluar dari mal sebelum penyerangan. Al Shabaab bersumpah untuk tidak bernegosiasi dengan pemerintah Kenya .
"Mujahidin masih kuat dalam #Westgate Mall dan masih memegang kendali," tweet mereka Sabtu malam.
Penyerang bersenjata diduga bukan hanya terdiri atas para pria. Dilaporkan, ada seorang perempuan berkulit putih. Ditengarai, dia adalah Samantha Lewthwaite, "janda putih" yang terkenal dari kelompok yang berafiliasi dengan Al Shabaab. "Segala informasi tak ada yang dikesampingkan," ujar Manoah Esipisu soal kebenaran informasi tersebut.
Suami Samantha, Germaine Lindsey, adalah salah seorang pelaku bom bunuh diri di sistem transportasi di London pada 2005. Jandanya yang kelahiran Buckinghamshire jadi buron pemerintah Kenya atas dugaan sebagai penyandang dana Al Shabaab. Namun, analis terorisme CNN Peter Bergen membantah dugaan itu. "Tak biasanya perempuan dilibatkan dalam operasi," kata dia.
Sampai 30 jam penyerangan, aparat keamanan Kenya belum menguasai situasi di dalam pusat perbelanjaan. Itu dapat dimaklumi karena "medan perang" luas. Menurut situs resmi Westgate, pusat perbelanjaan yang dibuka pada 2007 tersebut memiliki keseluruhan luas tak kurang dari 35.500 meter persegi yang terbagi dalam lima lantai.
Mal tersebut mempunyai 80 toko. Yang terbesar adalah Nakumatt Superstore seluas lebih dari 10.000 meter persegi. Di pusat perbelanjaan itu juga ada bioskop, pusat jajan, dan kasino yang bisa digunakan para penyerang untuk bersembunyi.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Michael Tene mengatakan, tidak ada satu pun warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tewas atau luka dalam aksi di Westgate, Nairobi. Informasi itu diperoleh Tene setelah mendapat laporan dari KBRI Nairobi. "Info dari KBRI Nairobi, tidak ada WNI yang jadi korban," tulis Tene dalam pesan pendeknya.
Tene menambahkan, saat ini sekitar seratus WNI berada di Kenya. Demi menjamin keselamatan mereka, KBRI sudah menghubungi WNI satu per satu. "Demi keamanan dan keselamatan mereka, kami tetap meminta WNI untuk selalu waspada dan berhati-hati," imbuh Tene.
Serangan ke Westgate adalah teror paling mematikan yang pernah terjadi di Kenya sejak Al Qaeda meledakkan Kedutaan Besar Amerika Serikat pada 1998 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Kelompok Al Shabaab di Somalia pernah mengancam untuk menyerang Kenya setelah negara itu mengerahkan tentaranya ke selatan Somalia pada Oktober 2011 guna memerangi kelompok tersebut. Pada 2010 kelompok militan tersebut membunuh 74 orang dalam sebuah serangan di restoran dan sport club di Uganda.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengecam aksi teror di Nairobi. Dia mengatakan, kejahatan terorisme di sana membangkitkan kenangan buruk bahwa masih ada tindak kriminal yang luar biasa kejam dan dapat menghancurkan kehidupan seseorang dalam waktu singkat. "Serangan seperti ini tidak akan mengubah komitmen untuk terus menciptakan perdamaian dan keadilan bagi kita semua," ujar Kerry.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Caitlin Hayden mengatakan, pemerintah AS siap membantu Kenya untuk menangkap para pelaku.
"Kami akan terus bersama dengan warga Kenya menghadapi tindak terorisme dalam semua bentuk, termasuk ancaman yang dilakukan kelompok Al Shabaab. Tindakan pengecut terhadap warga tak berdosa ini tidak akan membuat kami gentar," ucap Hayden.(zar/roc/jpnn)
Share
Komentar