• Home
  • Hukrim
  • HMI : Usut Dugaan Suap Pengesahan APBD Riau 2015
Minggu, 19 Oktober 2014 21:45:00

HMI : Usut Dugaan Suap Pengesahan APBD Riau 2015

DPRD Riau.
 
riauonecom, - Ahmad Efendi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru meminta aparat hukum usut tuntas  Dugaan suap pengesahan APBD 2015. HMI akan melakukan aksi dan meminta aparat hukum untuk memeriksa siapapun yang terlibat dalam persoalan ini.
 
Ahmad menilai pengesahan APBD Riau 2015 terkesan dipaksakan dalam jangka waktu yang sangat singkat, ada apa dengan Dewan tanya Ahmad. 
 
Sebgaimana data yang di dapat dari sumber terpercaya menceritakan kronologis dua kurir Gubri Annas Maamun antar tiga tas uang ke parkiran gedung DPRD Riau.
 
Setelah sejumlah pejabat Pemprov Riau mengakui kalau terpaksa ikut iuran uang suap untuk beberapa anggota DPRD Riau dalam rangka pengesahan APBD Riau 2015 pada Kamis (4/9/14) lalu, karena takut mengabaikan perintah tertulis Gubri Annas Maamun, kini giliran sebuah sumber terpercaya menceritakan kronologis penyerahan uang suap yang ditaksir sebesar Rp3 miliar tersebut.
 
Keterangan sumber riauterkinicom yang identitasnya dilindungi tersebut sudah diklarifikasi pada pihak-pihak yang disebutkan sebagai pengantar uang suap wakil rakyat. Dua kurir tersebut mengakui hanya sekedar menjalankan tugas dan tidak tahu uang apa yang diantarkannya. 
 
Kronologisnya diawali dengan kedatangan seorang pegawai dari sebuah badan yang menangani masalah kegawatan di lingkungan Pemprov Riau ke salah satu biro di Setdaprov Riau, Selasa (2/9/14) sore. Staf yang berperawakan tinggi dan tidak terlalu kurus tersebut menemui seorang pejabat di biro tersebut dan langsung menyerahkan sebuah tas dengan isi terlihat penuh. 
 
Sang pejabat yang diserahi tas penuh berisi uang tersebut sudah menolak karena tak dijelaskan uang apa dan untuk apa, namun si pengantar bersikeras meninggalkannya begitu saja dan mengatakan kalau itu merupakan perintah salah seorang Asisten. Sang pejabat akhirnya tak berkutik. Hanya bisa menerima, meskipun sama sekali tak berani menyentuh tas tersebut. 
 
Belum lagi hilang rasa cemasnya, pejabat yang dititipi uang menerima telepon dari atasannya yang memintanya datang ke kekediaman dinas Gubri Annas Maamun. Sampai di sana, sudah berkumpul Gubri Annas, sang asisten dan sejumlah pimpinan dan anggota DPRD Riau. Pejabat dari salah satu biro di Setdaprov Riau tersebut lantas mendapat tambahan dua tas lagi dari asisten. 
 
Ia sempat bertanya uang apa dan untuk keperluan apa, namun Gubri Annas menukas kalau tugasnya hanya mengantar barang tersebut ke seorang anggota DPRD Riau. Wakil rakyat tersebut kini tak terpilih lagi. Sang legislatif tersebut nanti akan menelpon dirinya. 
 
Menjelang Maghrib pejabat tersebut menerima telepon melalui selulernya. Karena tak dikenal, ia enggan mengangkat. Setelah itu, ia pergi sholat Maghrib di masjid yang berada di komplek Kantor Gubernur Riau. Usai sholat ia menerima sms dari anggota DPRD yang menjadi tujuan pengiriman tiga tas berisi uang. 
 
Merasa perintahnya sudah jelas, sang pejabat langsung melaksanakannya. Sebelum berangkat, ia mengajak seorang personel Satpol PP untuk menemani. Meluncurlah keduanya selepas Maghrib menuju ke gedung PPRD Riau. 
 
Sekitar pukul 19.00 WIB, keduanya sampai dan langsung menuju ke lantai bawah tanah atau basemen gedung wakil rakyat. Karena di situlah seorang anggota DPRD Riau yang menjadi tujuan pengiriman uang tiga tas menunggu. Ketika itu, suasana basemen gelap karena sejumlah lampu mati. 
 
Setelah bertemu, segera dilakukan serah-terima. Pejabat langsung mengeluarkan tiga tas berisi uang yang langsung disambut sang wakil rakyat. Dalam hitungan detik uang tiga tas tersebut berpindah tangan. Usai menjalankan tugas, pejabat salah satu biro Setdaprov Riau bersama seorang Satpol PP tersebut langsung pergi. 
 
Terkait uang suap tersebut, sejumlah anggota DPRD Riau priode 2009-2014 melontarkan bantahan. Seperti Mansyur HS dari Partai Keadilan Sejahtera dan Zukri dari PDIP. Sementara anggota dewan yang menerima langsung uang tiga tas tersebut sampai saat ini belum bisa dikontak. Nomor telepon genggamnya tak lagi aktif.
 
Kasus dugaan suap pengesahan APBD Riau 2015 mencuat setelah dikabarkan Gubri nonaktif Annas Maamun mengakuinya pada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menahannya. (rtc/roc/tim/abu). 
Share
Berita Terkait
  • 4 bulan lalu

    Dugaan Korupsi Perjalanan Dinas di DPRD Riau, Ada 35 Ribu Tiket Pesawat Fiktif, Tokoh Anti Korupsi Minta Usut Semua Terlibat

    PEKANBARU, - Mengerikan dan sangat dahsat negeri ini, dugaan korupsi SPPD fiktif DPRD Riau tentunya tidak hanya di lakukan segelintir orang, dicurigai bahwa SPPD fikti

  • tahun lalu

    Di Riau Info Loker: 70 Perusahaan Buka 2.000 Lowongan Kerja di Job Fair Riau 2023

    RIAU, PEKANBARU  - Kabar baik bagi pencari kerja (Pencaker), ada sebanyak 2.000 lowongan kerja disiapkan dalam Riau Job Fair tahun 2023, yang akan dilaksanakan di Hotel Fri

  • tahun lalu

    Kasus Suap Proyek Basarnas, Kabasarnas Tersangka KPK Rp10 M Lebih, dan Punya Pesawat Terbang?

    HUKRIM, -  KPK menetapkan Kepala Basarnas (Kabasarnas) Marsekal Madya Henri Alfiandi sebagai tersangka dalam suap pengadaan barang dan jasa di Basarnas. Henri memiliki tota

  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified