Kamis, 04 September 2014 07:51:00
Kapolri Segera Kumpulkan Bukti Dugaan Pencabulan Gubri
riauonecom, - Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan pihaknya akan lebih dulu mengumpulkan barang bukti sebelum memeriksa Gubernur Riau Annas Maamun yang dilaporkan Wide Wirawaty karena dugaan pelecehan seksual.
"Kita tunggu dulu buktinya seperti apa laporan seperti itu (sebelum memeriksa Gubernur). Pak Gubernur itu umurnya sudah 77 tahun. Saya kenal beliau dan pernah ketemu sekali. Masa 77 tahun begitu? Tapi nanti kita cek. Kita tidak tahu persis," kata Sutarman di Mabes Polri, Rabu (3/9/14).
Wide rencananya hendak diperiksa pada Kamis (4/9) mendatang. Pemeriksaan itu menjadi jalan masuk bagi pengungkapan kasus ini. Putri kelima dari tokoh pendidikan Riau dan mantan anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Soemardi Thaher, berani mempolisikan gubernur untuk mewakili para perempuan yang diduga sudah dizalimi dan ternodai oleh terlapor.
Wide Wirawaty melapor ke Bareskrim Polri pada 27 Agustus 2014 dengan laporan polisi Nomor LP/797/VIII/2014/Bareskrim dengan terlapor Gubernur Riau Annas Maamun.
Perkara yang dilaporkan adalah tindak pidana dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan.
Soemardi Thaher juga mengatakan, setelah kejadian tindakan asusila tersebut, muncul berbagai bentuk tindakan Annas Maamun sebagai upaya menutupi kasus tersebut, namun hal itu malah memperkuat bukti bahwa tindakan asusila itu benar adanya.
Soemardi mengatakan Wide memiliki rekaman pembicaraan telepon dengan Annas yang mengatakan ada orang yang mengaku meminta uang Rp4 miliar ke Annas Maamun dengan mengancam kasus ini akan dibuka ke publik.
"Kasus ini dibiaskan menjadi kasus pemerasan dan unsur politik untuk menjatuhkan gubernur. Tapi itu akal-akalan dia (Annas) saja. Kalau saya yang meminta uang itu, laporkan saya kepada polisi. Atau kalau Wide yang meminta, polisikan saja dia," tegas Soemardi.
Sementara Wide Wirawaty mengatakan pelaporan tersebut tidak ada motif pemerasan maupun kepentingan politik yang melatarbelakangi. "Ini murni, tak ada sedikitpun unsur-unsur politik dan pemerasan," kata Wide.
Ia mengaku berani mempolisikan Annas Maamun untuk mewakili para perempuan yang diduga sudah dizalimi dan ternodai oleh terlapor. "Perjuangan saya murni didasari nurani seorang wanita agar tidak ada lagi korban-korban kebejatan Annas Maamun selanjutnya," tegasnya.
Untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, ia menyatakan siap diuji dengan alat deteksi kebohongan dan karena itu Wide juga meminta sang gubernur pun mau untuk melakukan hal yang sama.
"Saya juga siap melakukan sumpah dan menantang AM (Annas Maamun) untuk sumpah bersama-sama di dalam Masjid Istiqlal Jakarta, dihadiri para ulama terkemuka dan Menteri Agama serta tokoh-tokoh Riau," ujarnya. (rhc/roc/zar)
Share
Berita Terkait
Komentar