• Home
  • Hukrim
  • Kasus Tembak Mati 6 Laskar FPI, Pakar Psikologi Forensik Sebut Penembakan Perilaku Spontan, Bukan Terukur
Rabu, 09 Desember 2020 12:14:00

Kasus Tembak Mati 6 Laskar FPI, Pakar Psikologi Forensik Sebut Penembakan Perilaku Spontan, Bukan Terukur

expose media kasus penembakan FPI.

NASIONAL, HUKRIM, - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan pihaknya melakukan tindakan tegas terukur berupa penembakan mati terhadap pengikut Habib Rizieq Shihab di Jalan Tol Jakarta Cikampek pada Senin (7/12/2020) dini hari.

Akibatnya, sebanyak enam orang anggota Laskar Khusus Front Pembela Islam (FPI) itu tewas tertembak.

Menanggapi klaim penembakan polisi sebagai tindakan tegas terukur, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan dalam psikologi forensik ada istilah penembakan yang menular atau contagious shooting. 

"Ketika satu personel menembak, hampir selalu bisa dipastikan dalam tempo cepat personel-personel lain juga akan melakukan penembakan. Seperti aba-aba; anggota pasukan tidak melakukan kalkulasi, tapi tinggal mengikuti saja," kata Reza kepada Warta Kota, Senin (7/12/2020).

Karenanya kata Reza, saat itu menembak bisa menjadi perilaku spontan.

"Kemungkinan menembak menjadi perilaku spontan atau bukan aktivitas terukur semakin besar, ketika personel sudah mempersepsikan target sebagai pihak yang berbahaya. Jadi, dengan kata lain, dalam situasi semacam itu, personel bertindak dengan didorong oleh rasa takut," ujar Reza.

Apalagi kata dia, jika peristiwa yang dipersepsikan kritis berlangsung pada malam hari. 

"Ada data yang menunjukkan, dalam kasus penembakan terhadap target yang disangka bersenjata, padahal belakangan tidak membawa senjata, 70-an persen berlangsung pada malam hari saat pencahayaan minim. Sehingga mengganggu kejernihan penglihatan personel," kata Reza.

Dengan begitu katanya, sempurnalah faktor luar dan faktor dalam memunculkan perilaku. 

"Faktor luar adalah letusan pertama oleh personel pertama dan kondisi alam di TKP. Faktor dalam adalah rasa takut personel," ujarnya.

Dengan gambaran seperti itu, Reza kemudian bertanya benarkah penembakan oleh personel polisi pasti selalu merupakan langkah terukur. 

"Tentu butuh investigasi, apalagi karena ada dua versi kronologim Investigasi kasus per kasus terhadap masing-masing dan antar personel. Investigasi oleh semacam Shooting Review Board nantinya tidak hanya mengeluarkan simpulan apakah penembakan memang sesuai atau bertentangan dengan ketentuan. Lebih jauh, temuan tim investigasi bermanfaat sebagai masukan bagi unit-unit semacam SDM dan Diklat," paparnya. (wrt/trb/net/*).
sumber: wartakota

Share
Berita Terkait
  • 4 tahun lalu

    Pihak Kepolisian Sebut Penembak 4 Laskar FPI Dijerat Pasal Pembunuhan

    NASIONAL, HUKRIM,  - Tim penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri meningkatkan status kasus dugaan unlawful killing atau penembakan di luar hukum terhadap ang

  • 4 tahun lalu

    Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Temukan Fakta Baru di TKP Penembakan Laskar FPI

    NASIONAL, - Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah menyelidiki lokasi polisi menembak mati enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di

  • 4 tahun lalu

    Desakan publik menguat Bentuk Tim Independen Penembakan Hingga Tewas 6 Laskar FPI

    NASIONAL, - Desakan publik menguat terhadap pembentukan tim independen pencari fakta di balik bentrok polisi dengan laskar Front Pembela Islam (FPI) pengawal Rizieq Shihab. Dala

  • 8 tahun lalu

    Ketika Laskar FPI Larang Peserta Aksi Injak Taman di Monas

    NUSANTARA, - Aksi simpatik dilakukan Laskar Front Pembela Islam (FPI)  saat usai Aksi Super Damai 212 selesai. Ratusan berbaris  di dekat taman-taman saat peserta
  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified