- Home
- Hukrim
- Kejam-nya Dunia, Bocah 13 Tahun Pulang ke Rumah Malah Dibunuh Ibu Kandung, Kakek dan Paman, Penampakan Tempat Tidur Rauf di Kandang Sapi Ini Bikin Miris
Sabtu, 14 Oktober 2023 12:23:00
Kejam-nya Dunia, Bocah 13 Tahun Pulang ke Rumah Malah Dibunuh Ibu Kandung, Kakek dan Paman, Penampakan Tempat Tidur Rauf di Kandang Sapi Ini Bikin Miris
HUKRIM, - Beberapa waktu lalu warga Subang, Jawa Barat dihebohkan dengan kasus bocah 13 tahun yang ditemukan tewas di saluran irigasi.
Rupanya, diketahui jika bocah tersebut tewas dibunuh ibu kandungnya sendiri dan dibuang ke sungai.
Belakangan beredar penampakan tempat tidur Rauf yang jauh dari kata nyaman lantaran berada tepat di atas kandang sapi.
Melansir Kompas.com, Muhamad Rauf (13), warga Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat ditemukan tewas di saluran irigasi atau sungai di Blok Sukatani, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Rabu (4/10/2023).
Rauf ditemukan di pinggir sungai dalam kondisi berlumuran darah dengan tangan terikat ke belakang.
Rauf ternyata dihabisi nyawanya oleh ibu kandungnya N (43), paman S (24) serta kakeknya, W (70).
Kasus ibu bunuh anak kandung di Subang ini sempat menggemparkan warga karena mereka tak mengira pembunuhan dilakukan keluarga tersebut.
Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar mengatakan, korban dihabisi nyawanya pada Selasa (3/10/2023) malam.
Malam itu, Rauf masuk ke dalam rumah melewati atap. Korban sendiri diketahui lama hidup menggelandang dan sudah lama tak pulang.
"Saat itu korban dilihat oleh kakeknya (W) dan sempat menegur," ujar Kapolres Indramayu saat konferensi pers di Mapolres Indramayu, Jumat (6/10/2023).
Karena mendapat teguran, korban pun memukul sang kakek. Tak terima dengan perlakuan cucunya, W memukul korban dengan gergaji.
Selain itu kakek korban juga memanggil ibu korban, N. Di saat bersamaan, korban berusaha kabur melarikan diri.
Sang ibu kemudian mengadang dan menangkap Rauf. Lalu sang ibu membanting anaknya sendiri yang dalam kondisi terluka di dipan dan ditindih.
"Ibu korban ini lalu menelepon adiknya atau paman korban berinisial S," ujar dia.
S yang datang lalu mengikat tubuh korban dan membawa keponakannya yang tak berdaya ke areal dapur. Lalu S meletakkan Rauf di depan kamar.
Setelah itu sang ibu pergi ke luar rumah untuk meminjam motor ke tetangga.
"Pelaku ini berpikir hendak mengantar korban ke rumah bapaknya yang berada di wilayah Bongas Indramayu. Ibu dan ayah korban diketahui sudah berpisah," ujar dia.
Malam itu ibu korban membawa Rauf menggunakan motor. Di tengah perjalanan menuju rumah mantan suaminya, N berpikir untuk membuang anaknya di saluran irigasi.
Hingga akhirnya mayat korban ditemukan warga di di Blok Sukatani, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.
N mengakui membuang Rauf dalam kondisi masih hidup.
"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis Anjatan," ujar N.
Rauf sendiri dianiaya oleh sang ibu di rumah kakek korban. Bahkan N mengaku menyumpal mulut Rauf menggunakan boneka milik adik korban.
"Rauf saya sumpel mulutnya dengan boneka kecil milik adiknya, kemudian tangan Rauf diikat, kepalanya dibenturkan ke dinding dan kusen, serta di pukul kepalanya menggunakan tongkat kayu (alat bantu kakeknya untuk berjalan), pipa paralon, dan sebilah bambu pagar," katanya.
Pihak kepolisian pun lantas mengamankan N, W, S, kakek Rauf, dan tetangga pemilik motor yang dipinjam pelaku untuk membuang korban.
polisi dalam mengungkap kasus kematian M Rouf (13).
Dilansir dari tribunjakarta.com, sebelum dibunuh Ibu kandung N (40), kakeknya W (70), dan pamannya S (24) pada Selasa (3/10/2023), bocah di Subang bernama Muhammad Rauf (13) jarang pulang ke rumahnya.
Setelah perceraian ayah dan ibunya, Rauf hidup menggelandang tanpa kasih sayang.
Bocah yang seharusnya masih sekolah itu, tidur dan bekerja di sebuah kandang sapi milik warga, bernama Armand.
Di media sosial TikToknya, Armand menunjukan tempat yang sehari-hari dipakai Rauf untuk tidur.
Jauh dari kata nyaman, tempat tidur Rauf berada tepat di atas kandang sapi.
Untuk mencapai ke tempat istirahatnya Rauf harus menaiki tangga bambu.
Tidak ada kipas, kasur, ataupun selimut hangat, Rauf hanya tidur di atas papan kayu.
"Saya akan tunjukkan, tempat dimana Rauf tidur," ucap Armand.
"Di sini yaa, dia biasa tidur di sini sehari-hari,"
"Ini tangganya, dia naik ke atas," imbuhnya.
Armand mengaku tak tahu alasannya mengapa, pada malam kejadian, Rauf memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
Ia berandai-andai, jika Rauf tak pulang, bocah tersebut mungkin saja masih hidup.
"Saya tidak tahu malam itu akan pulang ke rumah ibunya," kata Armand.
"Kalau seandainya tidak pulang mungkin tidak terbunuh," imbuhnya.
Meski tidur di kandang sapi tidak nyaman, namun Rauf lebih kerasan dibanding di rumah ibunya.
Pasalnya setiap pulang ke rumah N, Rauf mengaku selalu dianiaya.
"Dia tidur di sini atas kehendaknya, dia tidak mau pulang ke rumahnya," ucap Armand.
"Kalau pulang ke rumah pasti dipukulin sama ibunya,"
"Ntah kenapa malam itu dia pulang, dan saya juga tidak tahu," imbuhnya.
Rauf Lewat Loteng
Takut dimarahi Rauf, akhirnya memutuskan masuk ke dalam rumah melalui atap.
Tanpa diduga, aksi Rauf dipergoki oleh kakeknya.
"Saat itu korban dilihat oleh Kakeknya (W) dan sempat menegur," ujar dia didampingi Waka Polres Indramayu, Kompol Kompol Hamzah Badaru kepada Tribuncirebon.com. saat konferensi pers di Mapolres Indramayu, Jumat (6/10/2023).
Lanjut Fahri, karena mendapat teguran, korban kemudian memukul kakeknya.
Kakeknya pun membalas pukulan tersebut, namun dengan menggunakan gergaji dan menyasar kepada kepala korban.
Tidak hanya itu, kakek korban lalu berteriak memanggil ibu korban.
Di sisi lain, korban saat itu berupaya kabur melarikan diri.
Akan tetapi ibu korban segera datang dan melakukan penghadangan hingga akhirnya tertangkap.
Korban yang saat itu sudah terluka langsung dibanting oleh ibunya sendiri ke sebuah dipan kemudian ditindih.
"Ibu korban ini lalu menelepon adiknya atau paman korban berinisial S," ujar dia.
Ibu korban saat itu meminta S untuk datang karena korban sudah berhasil ditangkap.
Paman korban lalu mengikat tubuh korban.
M Rauf yang tidak berdaya dibawa ke areal dapur dan disimpan di depan kamar.
Lanjut Fahri, setelah itu, ibu korban pergi keluar rumah untuk mendatangi tetangganya dengan tujuan meminjam sepeda motor.
"Pelaku ini berpikir hendak mengantar korban ke rumah bapaknya yang berada di wilayah Bongas Indramayu. Ibu dan ayah korban diketahui sudah berpisah," ujar dia.
Malam itu, ibu korban membawa Rauf menggunakan sepeda motor.
Namun, di tengah perjalan menuju rumah mantan suaminya, N berfikir untuk membuang korban di saluran irigasi hingga akhirnya mayat korban ditemukan warga di di Blok Sukatani, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.
Sebelum dibuang ibu kandungnya sendiri, Rauf sempat merintih kesakitan.
"Mah sakit mah, mah ngantuk mah, capek mah," ucap Rauf namun tak digubris N.
Kini ibu, paman, dan kakek korban sudah ditetapkan sebagai tersangka, lalu ditahan di Polres Indramayu.(*)