Kamis, 10 Oktober 2013 06:33:00
Penyidik BNN Berjanji akan Mengejar Siapa Pemilik Barang Haram Tersebut
riauone.com, Jakarta - Misteri pemilik narkoba di ruang kerja Akil Mochtar hingga kini belum terungkap. Dugaan bahwa narkoba sudah dikonsumsi Akil tidak terbukti. Sebab, hasil tes urin dan rambut Akil negatif.
Penyidik BNN berjanji akan mengejar siapa pemilik barang haram itu. "Tentu karena ini pelanggaran pidana yang sudah ada faktanya, akan kita dalami terus," ujar Kabaghumas BNN Kombes Sumirat Dwiyanto di kantornya kemarin (09/10)
Karena pihak yang menemukan narkoba pertama kali adalah penyidik KPK, maka mereka juga akan dimintai keterangan. "Tentu ada pemeriksaan untuk mengetahui kronologis awalnya," kata perwira menengah asal Semarang, Jawa Tengah itu.
BNN juga akan meminta salinan CCTV dari Sekjen MK. Rekaman video penting untuk mencari jejak pihak-pihak yang masuk di ruangan Akil sebelum penggeledahan.
Dari barang bukti yang ditemukan, BNN juga akan melakukan uji forensik. Yakni, meneliti unsure unsur yang terkandung di dalam barang-barang itu. Nanti, unsur itu akan dibandingkan, terutama dengan data forensik Akil Mochtar. "Untuk pemeriksaan dan pengambilan data pak AM kami harus minta izin ke KPK dulu," katanya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf, mendorong aparat penegak hukum untuk mencari tahu pemilik sebenarnya dari narkoba yang ada di ruang kerja mantan Ketua MK, Akil Mochtar.
Almuzzammil menyampaikan hal itu setelah mendengar informasi, bahwa berdasarkan tes urine oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Akil dinyatakan negatif menggunakan narkoba.
"Jika Pak Akil negatif, siapa pemilik narkoba itu? Apakah BNN sudah meneliti sidik jari di narkoba tersebut? "katanya. Menurut Almuzzammil, jika penyidik kepolisian dan BNN tidak dapat membuktikan bahwa Akil Mochtar pemilik maupun pengguna narkoba, maka diduga ada pihak tertentu yang menyusupkan barang bukti itu ke ruang kerja Akil.
Apabila dibiarkan, menurutnya lagi, maka modus penyusupan barang haram demikian bisa menimpa siapa pun dan akan sangat efektif menjadi alat pembunuhan karakter.
Menurutnya pula, bisa jadi ada pihak tertentu yang menyusupkan narkoba saat mengetahui adanya penangkapan. "Ini bisa berbahaya karena ada unsur fitnah yang bisa ditiru modusnya oleh siapapun," katanya.(roc/jpnn)
Share
Komentar