• Home
  • Hukrim
  • Tewasnya Dukun di Provinsi Riau Dibakar Hidup-hidup, Polisi Masih Selidiki
Minggu, 06 Oktober 2013 22:32:00

Tewasnya Dukun di Provinsi Riau Dibakar Hidup-hidup, Polisi Masih Selidiki



riauone.com, Teluk Kuantan, Kuansing, Riau - Polisi terus selidiki kasus pembakaran dukun di Iuman, kuansing. Polisi belum juga menetapkan satu orang tersangka. Memasuki hari ketiga pasca tewasnya Paiman, yang dibakar hidup-hidup oleh sekelompok massa di Desa Pulau Panjang Hilir, Kecamatan Inuman, Kabupaten Kuansing, Polisi masih belum juga menetapkan satu orang pun tersangka. Hingga kini Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kamatian kakek tua berusia lanjut itu.

Kapolsek Inuman, AKP Janes Purba Ahad (6/10/13) mengakui jika saksi terperiksa masih tetap 2 orang, sama halnya dengan pernyataan nya satu hari pasca kejadian.

"Baru dua saksi yang sudah diperiksa, pelaku dalam lidik," ujar Purba menjelaskan. Kendatipun sudah memeriksa 2 orang saksi namun pihak nya belum juga mengetahui siapa pelaku pembunuhan keji tersebut "belum tahu kita," ujarnya singkat.

Kasus kematian Paiman (80), yang dibakar massa pada hari Kamis (3/10/13), lalu itu cukup membuat heboh masyarakat Kuansing, Pasalnya, Kematian kakek tua yang diduga dukun itu proses kematiannya dinilai tidak wajar. Pria tua asal Lampung itu, dibakar massa hidup-hidup dipinggir sungai Kuantan di Desa Pulau Panjang Inuman dengan memakai bensin dan kayu.

Paiman menurut Kapolsek Inuman, baru menetap di desa tersebut semenjak 1 tahun lalu, Ia bekerja sebagai tukang kebun milik prinson. Paiman atau yang lebih dikenal warga setempat dengan sebutan "Mbah" ini, selain tukang kebun, "Mbah" juga dikenal warga setempat seorang dukun. Menurut informasi yang dirangkum "Mbah" ini diduga memiliki ilmu hitam. Pasalnya, sejak kehadirannya di Inuman setahun lalu kerap kali meresahkan. Paiman diduga sering melakukan praktek pencabulan saat melakukan pengobatan terhadap siswa SMP yang kesurupan di Inuman.

Kejadian pertama Jumat (27/9) yang lalu dan yang terakhir pada hari Rabu (2/10) kemarin. Pada kejadian terakhir, sebanyak 12 siswa mengalami keserupan.

Anehnya, setiap kali siswa mengalami kesurupan, mereka berteriak memanggil-manggil "mbah, mbah". Karena kejadian telah terjadi dua kali dan setiap kejadian siswa kesurupan selalu memanggil mbah, maka pihak sekolah berinisiatif mencari dukun yang berasal dari Jawa.

Kebetulan Paiman yang telah menetap di Inuman selama setahun lebih, dikenal juga memiliki kemampuan melakukan pengobatan (dukun). Karena itu, pihak sekolah kemudian berusaha melakukan pengobatan kepada siswa yang kesurupan itu. Selain mengobati siswa, Paiman juga melakukan pengobatan di sekolah, agar kejadian keserupan tidak terulang di masa mendatang.

Bahkan pada peristiwa terakhir, Kepala Sekolah SMPN Negeri 3 Inuman, Anasri SPd sempat membawa 12 siswa tersebut ke tempat Paiman untuk dilakukan pengobatan. Namun saat perjalanan pulang kembali ke sekolah usai membawa 12 siswa berobat, dan tiba-tiba sang kepala sekolah jatuh pingsan. Saat jatuh pingsan tersebut, sang Kepsek juga berteriak-teriak memanggil mbah.

Sang Kepsek kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat untuk dirawat dan kemudian pulang kembali ke rumah. Namun pada Rabu malam, nyawa Anasri tak tertolong dan meninggal dunia.

Berulangnya peristiwa kesurupan siswa yang disertai teriakan memanggil mbah dan begitu juga dengan Anasri yang memanggil mbah sebelum meninggal dunia memicu terjadi praduga-praduga tak sehat di tengah-tengah warga.

Mereka menganggap sejak kejadian Paiman sering terjadi peritiswa aneh, ditambah lagi beredar informasi dalam praktek perdukunan, Paiman sering melakukan aksi cabul seperti meminta pasien telanjang.

Informasi yang simpang siur mengenai perilaku Paiman selama ini termasuk kejadian yang menimpa siswa dan meninggalnya Anasri, entah dari mana asalnya tiba-tiba massa mendatangi Paiman meminta pengakuan dan pertanggungjawaban lelaki tua malang tersebut. Namun Paiman tidak mau mengakui jika kesurupan dan kematian Anasri disebabkan oleh ulahnya.

Lantas, massa tidak bisa menahan emosi lalu, di tepi Sungai Kuantan, tepatnya di Desa Pulau Panjang Hilir Inuman dengan mengunakan kayu bakar dan bensin, Paiman dibakar hidup-hidup.Akibat aksi massa ini, pria suku Jawa ini meninggal dunia di TKP dan tinggal tulang belulang, karena sebagian besar daging sudah habis terbakar.(rtc/roc)
Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified