Jumat, 27 Januari 2017 14:14:00
Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan Tradisional Bintan Belum Berani Melaut
BINTAN, - Ratusan nelayan tradisional di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, belum berani melaut lantaran cuaca buruk masih pada musim angin utara.
Ratusan perahu berbentuk persegi panjang yang digunakan nelayan untuk menjaring ikan dan cumi-cumi ditambatkan di bibir pantai di Kecamatan Telok Sebong dan Malang Rapat, Bintan, Kamis.
"Saya sudah dua bulan tidak melaut. Cuaca sangat buruk. Jadi, saya dan teman-teman bekerja di darat," kata Jumardi, nelayan trandisional, di Bintan.
Dia memperkirakan pada Februari 2017 akan dapat melaut. Biasanya, kata dia cuaca mulai membaik setelah musim angin utara.
"Sekarang gelombang laut kadang tinggi, tetapi hujan lebat disertai petir saat gelombang tidak tinggi. Ini yang membuat saya dan teman-teman takut melaut," ucapnya.
Jumardi memilih bekerja membuat kelong baru saat musim angin utara. Kelong itu tidak hanya untuk menangkap ikan dan cumi, melainkan dapat disewa oleh wisatawan yang suka memancing di tengah laut.
Usaha itu menguntungkan baginya, meski hanya beberapa nelayan saja yang menggelutinya. Satu wisatawan dikenakan biaya sebesar Rp200.000, dan diberi umpan gratis saat memancing.
"Saya siapkan tempat tidur dan makanan untuk penyewa kelong saya. Ini sudah saya lakukan sekitar setahun," katanya.
Nelayan tradisional di Bintan lainnya, Abdul mengatakan melaut pada musim angin utara sama saja bunuh diri. Selain membahayakan keselamatan nelayan, angin kencang dan gelombang yang tinggi juga dapat merusak kelong yang terbuat dari papan dan kayu.
"Terlalu berbahaya kalau melaut sekarang," ucapnya.
Harga ikan yang dijual pedagang di pasar pun naik saat nelayan tidak melaut. Bahkan pedagang jarang menjual cumi-cumi.
Saat ini pedagang menjual ikan selar Rp40.000-Rp45.000/kg, padahal sebelum musim angin utara harga ikan yang paling diminati warga Bintan dan Kota Tanjungpinang itu sekitar Rp20.000/kg.
Harga ikan selar sama seperti ikan putih, sedangkan harga ikan bulat mencapai Rp50.000/kg.
Harga sotong karang, yang kurang diminati konsumen sebesar Rp80.000/kg. (ant)
Share
Berita Terkait
VinFast officially delivers VF 5 electric cars in Indonesia
JAKARTA, INDONESIA - 22 November 2024 - VinFast Auto has officially launched the delivery of its electric VF 5, at the Gaikindo Jakarta Auto Week, held from November 22 to
How 5G Transforms Life: A Foreigner's Journey Through East China's Digital Revolution
HANGZHOU, CHINA - 22 November 2024 - As the 2024 World Internet Conference Summit opened in Wuzhen, Zhejiang province on November 20, showcasing China's latest achiev
Vincom Retail: A Catalyst Driving Vietnam's Retail Future
HANOI, VIETNAM - 22 November 2024 - By capitalizing on its first-mover advantage, Vincom Retail has had a profound impact on Vietnamese leisure culture. Over the past
Explore Life for A Shared Future: 2024 Beijing Changping Forum on Life Science was successfully held
BEIJING, CHINA - 22 November 2024 - The 2024 Beijing Changping Forum on Life Science, themed "Explore Life for A Shared Future" was grandly kicked off on November 22. The forum
Komentar