Sabtu, 21 November 2015 10:33:00
Kapal Isap Timah milik PT Tambang Timah Kundur Terbakar
RIAUONE.com, KARIMUN, KEPRI, ROC, - Kapal Isap Produksi (KIP) Timah 19, milik mitra PT Tambang Timah Kundur yang sedang beroperasi di sekitar Perairan Pulau Kenipan antara Pulau Karimun dan Pulau Kundur terbakar, Jumat (20/11) sekitar pukul 05.35 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun, kebakaran tersebut menghanguskan badan kapal. Kerugian akibat kebakaran itu ditaksirkan miliaran rupiah.
Informasi di lapangan,api berhasil dipadamkan oleh kapal Pos Pengamat Pembantu (Posmattu) Lanal Tanjungbalai Karimun yang berada di Selat Beliah, Polairud, Syahbandar dan kapal PT Tambang Timah sekitar pukul 8.30 WIB.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungbalai Karimun Chairul Anwar Harahap mengatakan, pihaknya setelah mendapat adanya kapal isap produksi timah terbakar, langsung berkoordinasi dengan Syahbandar di Selat Beliah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Syahbandar Selat Beliah, kami langsung mengirim kapal water canon yang biasa bersandar di sekitar Pulau Merak untuk memadamkan api. Begitu sampai di lokasi, kapal pemadam kebakaran tersebut langsung berusaha memadamkan api," ungkap Chairul.
Salah seorang petugas Syahbandar di Selat Beliah, Kecamatan Kundur Barat menambahkan, saat insiden kebakaran itu terjadi kapal isap tersebut diduga sedang melakukan aktivitas eksploitasi biji timah. Karena, posisinya bukan dalam kedaan bersandar namun berada di tengah laut.
"Dari mana sumber api kami tidak tahu. Kami hanya memberikan pertolongan dengan mengirimkan kapal water canon untuk memadamkan api tersebut. Kapal yang terbakar itu tidak sampai tenggelam. Kapal itu hanya karam di tengah laut, nanti akan dilakukan proses evakuasi," jelas petugas tersebut.
Sementara, Kepala Satuan Polairud Polres Karimun Iptu Fahmi mengaku penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti karena pihaknya masih melakukan penyelidikan. Namun demikian kata Fahmi api berasal dari mesin hidrolik sebelah kanan.
"Itu baru dugaan sementara yang kami dapatkan, perlu pengembangan lagi. Kami akan terus menyelidiki kasus ini, setelah diketahui hasilnya, nanti akan kami sampaikan lagi," tuturnya.
Kata fahmi, kebakaran itu terjadi ketika kapal sedang beroperasi dan ada lima orang karyawan yang bekerja dan satu orang anggota Polda Kepri yang bertugas sebagai pengamanan di kapal itu yakni Bripda Boni. Sementara kru kapal adalah Hendra selaku nakhoda, Rozi sebagai juru mudi, Kamal selaku mandor mesin, kemudian Armadan dan Rizki sebagai petugas pencuci.
Dijelaskan, orang yang pertama mengetahui kapal terbakar adalah Heldi, nakhoda kapal sekitar pukul 05.15 WIB. Informasi tersebut diteruskan ke Hendri yang saat itu berada di ruang kendali kapal atau ruang komando. Dari rekaman CCTV terlihat, adanya api dari bagian hidrolik mesin penghancur tanah yang terbakar.
"Hendra yang melihat api berada di mesin hidrolik penghancur tanah kemudian mengajak 4 karyawan yang sedang bekerja untuk memadamkan api menggunakan apas (racun api), lalu api tersebut sempat padam. Tidak lama kemudian api hidup kembali sehingga membesar dan membakar bagian belakang, kiri dan kanan kapal serta sulit dipadamkan," terang Fahmi.
Karena api menyala kembali dan semakin membesar, lanjut Fahmi, sekitar pukul 05.30 WIB seluruh awak kapal dievakuasi menggunakan KM Asia Indah yang sebelumnya telah dihubungi nahkoda kapal, Heldi. Satu per satu awak kapal tersebut dievakuasi menggunakan kapal bantuan tersebut ke daratan terdekat.
Kemudian, sekitar pukul 10.00 WIB Tim Inafis dan Sat Intelkam Polres Karimun turut ke KIP melakukan identifikasi untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran. Kemudian, sekitar pukul 11.00 WIB kapal yang terbakar itu dievakuasi oleh KIP 07 milik mitra PT Tambang Timah Kundur untuk dibawa ke Pelabuhan Sekumbang Prayun Kundur milik PT Tambang Timah.
Di tempat terpisah, Kepala Unit PT Timah Kundur, Edy Satyawarman atau yang biaa disapa Robert mengatakan, sekitar pukul 05.30 WIB ia baru dapat laporan bahwa KIP 19 terbakar. Ia kemudian langsung mengerahkan kapal evakuasi serta kapal untuk memadamkan api.
"Ketika sampai di lokasi memang api sedang besar, api sulit ditembus oleh pekerja untuk menyelamatkan diri ke bagian depan yang memang lebih aman. Semua pekerja terpaksa mengamankan diri pada bagian belakang kapal sambil menunggu dievakuasi. Beruntung kapal cepat datang dan semua yang berkumpul di bagian belakang bisa diselamatkan," ucap Robert.
Dikatakan, berdasarkan keterangan dari kapten kapal aplausan yang kebagian tugas kemarin malam menyebutkan, sumber api diduga berasal dari mesin hidrolik yang mengalami kebocoran dari hos, lalu ada percikan ke eksauce sehingga menyebapkan terjadinya kebakaran yang hebat.
"Yang terbakar ruangan kendali atau ruangan komando termasuk ruangan istirahat ABK habis semua. Jadi menghanguskan sekitar 40 persen badan kapal beserta isinya. Kemudian api kita padamkan secara bertahap dengan menggunakan pompa apung untuk pemadam kebakaran. Alhamdulillah berhasil dan tidak ada korban jiwa," kata Robert.
Menurutnya, kapal terbakar ketika tengah beroperasi dan tidak disangka terjadi musibah tersebut. Sedangkan didalam kapal ada puluhan karyawan yang tengah bekerja. Setelah api berhasil dipadamkan beberapa saat pada pagi kemarin, sekitar pukul 14.30 WIB KIP 19 PT Timah langsung dievakuasi menggunakan tugboat menuju Pelabuhan Sikumbang milik perusahaan tersebut.
Soal kerugian, Robet mengaku tidak begitu pasti namun ia menghitung bahwa harga kapal tersebut mencapai miliaran rupiah. Sehinga bisa miliaran kerugian yang ditimbulkan. Hanya saja yang tahu persis adalah bagian teknik yang nantinya akan menghitung berapa kerugian yang ditimbulkan.
Peristiwa kebakaran kapal isap timah (KIP) sudah kedua kalinya terjadi sepanjang 2015 ini yang pertama pada Mei lalu. Robert mengaku sulit menjelaskan kalau soal musibah kebakaran, karena untuk memprediksi kebakaran yang erat kaitannya dengan minyak dan suhu panas tidak dapat diperkirakan, namun ia memastikan itu bukanlah merupakan faktor kelalaian. (hk/roc/*).
Share
Berita Terkait
Komentar