Sabtu, 12 Juni 2021 09:06:00
Sekdaprov Kepri Apresiasi proses migrasi sistem Bank Syariah Indonesia
KEPRI, PROVINSI, - Sekdaprov Kepri H.T.S Arif Fadilah mengapresiasi dan mendukung penuh proses migrasi sistem Bank Syariah Indonesia. Hal tersebut untuk memperlancar operasional bank hasil merger dari Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), dan Bank Nasional Indonesia Syariah (BNIS).
"Pemprov pasti mendukung proses migrasi sistem ini. Perbankan merupakan salah satu sektor yang vital dalam membantu percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini," kata Sekda Arif saat beraudiensi dengan Kepala Cabang BSI Tanjungpinang di Ruang Kerja Sekda Kantor Gubernur Provinsi Kepri, Dompak, Jum'at (11/6).
Sekda Arif juga berharap dengan mergernya ketiga bank syariah tersebut dapat membesarkan nama bank syariah. Selain itu kehadirannya agar dapat menjangkau daerah-daerah kepulauan di Kepri.
"Dengan mergernya ketiga bank ini, wilayah operasionalnya dapat menjangkau pulau-pulau di Kabupaten dengan memanfaatkan jaringan BRIS dan BNIS yang sudah ada di hampir setiap Kabupaten di Kepri," ujar Sekda Arif.
Sementara itu Kepala Cabang BSI Tanjungpinang Budi Firmansyah Abbas menyampaikan bahwa proses merger ketiga bank syariah tersebut dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2021 yang lalu. Tujuannya adalah untuk menjadi salah satu bank syariah yang bisa bersaing secara global.
"Saat ini BSI sudah berada di urutan kelima Bank terbesar secara nasional. 5 tahun ke depan, kita berharap dapat masuk ke Top Ten Global Islamic Bank," ungkap Budi.
Maksud audiensi BSI Cabang Tanjungpinang dengan Pemprov Kepri adalah untuk memohon dukungan atas rencana migrasi sistem secara bertahap dari tanggal 14 Juni hingga 1 Juli 2021 yang akan datang. Sistem yang digunakan adalah sistem BSM sehingga nasabah yang akan bermigrasi adalah nasabah BRIS dan BNIS.
"Total nasabah di Kepri di luar Batam ada sekitar 1500 yang akan bermigrasi. Proses migrasi sudah kita atur mekanismenya sehingga tidak akan menimbulkan kerumunan di masa pandemi ini," kata Budi.
Budi juga menyampaikan BSI memiliki aset sebesar 240 triliun rupiah. Juga SDM mencapai 20.000 orang, yang diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik hingga pelosok. (HMS/TIO).