TOAPAYA – Badan Pengusahaan Free Trade Zone (BP FTZ) Kabupaten Bintan menetapkan kuota rokok yang akan beredar di wilayah khusus kawasan bebas (FTZ) Bintan periode 2018. Jumlahnya mencapai 119 juta bungkus.

 

Wakil Kepala BP FTZ Bintan, Umar Saleh mengatakan, penetapan kuota rokok tersebut berdasarkan perhitungan formulasi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 120 Tahun 2017 tentang perubahan atas PMK Nomor 47/PMK.04/2012 tentang Tata Laksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan Pembebasan Cukai.

 

Jumlah kuota rokok dihitung berdasarkan kebutuhan dan standar usia perokok yang berkoordinasi dengan berbagai instansi pemerintahan terkait indikator jumlah kebutuhan rokok di wilayah FTZ Bintan.

 

“Mencakup data BPS (Badan Pusat Statistik) Bintan tahun 2017 terkait jumlah penduduk usai perokok, data kunjungan wisata yang didapat dari Dinas Pariwisata, data perkembangan UMKM Bintan di Disperindag Bintan, serta data tenaga kerja Dinas Penanaman Modal PTSP dan Tenaga Kerja Bintan,” ujarnya, Senin (12/3/2018).

 

Anggota Perizinan dan Pengawasan BP FTZ Bintan, Alfeni Harmi menambahkan, penghitungan jumlah kuota rokok tersebut tidak dilakukan secara asal-asalan. Ada enam formulasi yang digunakan untuk menetapkan kuota rokok FTZ di tahun 2018 dan dipastikan jumlahnya lebih rendah dibandingkan kuota-kuota yang dikeluarkan BP FTZ kabupaten/kota lainnya.

 

Di antaranya adalah jumlah penduduk, kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara, jumlah rokok sebagai souvenir yang diperbolehkan dibawa oleh wisatawan dari FTZ Bintan, tenaga kerja, dan jumlah UMKM.

 

“Kalau dihitung kuota rokok yang dikeluarkan BP FTZ Bintan tahun ini ada 119.045.238 bungkus atau 1,9 miliar batang rokok. Jika kita estimasikan dalam bentuk karton (1 karton=100 bungkus), ada 29.761 karton kuota untuk tahun ini,” katanya. (sin/*).