BINTAN, - Cuaca ekstrem yang melanda perairan Bintan sejak akhir Desember 2016 mulai menunjukan tanda tanda normal.Setidaknya gelombang tinggi yang sempat berhari hari membuat nelayan takut melaut perlahan mulai reda dalam pantauan nelayan.

 

Di darat, pantauan media ini pada Sabtu (25/2/2017) kemarin, lapak lapak ikan di Pasar Baru Barek Motor, Kijang Kota, Bintan Timur mulai terisi lagi. Pantauan sama pada Minggu (26/2/2017), suasanannya pun tak jauh berbeda. Keriuhan penawaran ikan mulai kembali terdengar ramai.

 

"Mulai jualan mas, ikan dah mulai masok (masuk),"kata Rojak (28), salah satu penjual.

 

Selama cuaca eksrem kemarin, Rojak nyaris sepekan tak berjualan. Tak ada stok yang bisa ditawarkan ke pembeli. Sabtu kemarin, ikan masuk, Rojak langsung jualan. Harga ikan sebutnya mulai normal, meski ada jenis ikan yang masih setia diangka kenaikan kemarin. Pasokan belum sepenuhnya pulih.

 

Ikan tongkol misalnya, mulai bisa didapatkan Rp 15.000 sekilo (kg). Pekan lalu, jangankan harga begitu, Rp 20.000 pun sulit. Tongkol ditawarkan Rp 25.000 sekilo. "Masalahnya yang menjual sedikit, pada kosong, aku membeli kemarin kemarin begitu,"kata Nilam, pengunjung Pasar Barek.

 

Pedagang lain, Ali mengatakan, stok yang dimilikinya kian sebanyak dulu dulunya. Dia berharap, kondisi ini akan sampai seterusnya sampai mendekati bulan puasa nanti. "Kalau dengar dengar dari kawan kawan nelayan, sudah mulai bagus turun kapalnya semoga begini terus,"ujarnya.

 

Jika mencermasti laporan prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang selama tiga hari belakangan, ketinggian gelombang khusus perairan Bintan rata 0,2 meter hingga 1 meter. dilansir tribun.

 

Dalam update data prakiraan cuaca per Minggu 26 Febrauri 2017, BMKG mengingatkan, hal yang harus dicermati keberadaan awan cumulonimbus. Awan ini adalah tipe awan tinggi dan padat, dapat menyebabkan hujan lebat disertai angin kencang secara mendadak. (*).