Sabtu, 27 Mei 2017 18:29:00
Harga BBM: Juli Akan Naik?
JAKARTA--Pemerintah masih mengevaluasi harga jual bahan bakar minyak jenis solar dan premium untuk periode Juli.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengakui harga solar dan premium menunjukkan tren harga yang lebih tinggi dibandingkan periode September-Desember 2016 mengacu pada mean of platts Singapore (MoPS).
Seperti diketahui, saat ini pemerintah masih memberikan subsidi tetap sebesar Rp500 per liter untuk BBM jenis solar.
Saat dihubungi Bisnis, Kamis (25/5), ia mengatakan, "Januari-Mei memang ada kenaikan dibandingkan September-Desember tahun lalu."
Kendati demikian, untuk periode Juli-September pemerintah belum bisa memutuskan apakah akan kembali melakukan penyesuaian harga solar dan premium.
Adapun, penyesuaian harga akan mempertimbangkan faktor lain seperti kondisi perekonomian, sosial dan politik.
Terlepas dari itu, pada Juli subsidi bagi seluruh pengguna listrik golongan 900 VA telah dicabut. Sehingga, pada Juli, berlaku tarif sesuai keekonomian.
"Untuk bulan Juli keputusan pemerintah belum ditetapkan untuk harga BBM. Kan juga mempertimbangkan perekonomian, kondisi sosial politik," katanya.
Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Muchamad Iskandar mengatakan ketika harga minyak mentah dijual lebih dari US$40 per barel, bahan bakar minyak (BBM) dijual di bawah harga pasar.
Sementara itu, di awal 2017 ini harga minyak mentah berada di kisaran US$47 hingga US$50 per barel.
Iskandar menyebutkan masih terdapat peluang kenaikan harga minyak dari pertemuan organisasi negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) untuk mengurangi produksi.
Oleh karena itu, pihaknya akan mengajukan penyesuaian harga BBM untuk periode Juli-September. Pasalnya, harga solar dan premium saat ini tak mengalami penyesuaian sejak April 2016.
"Harapan kita sih Juni, setelah lebaran ada evaluasi lagi. Harapan kita," katanya.
Berdasarkan data dari Pertamina, realisasi penyaluran solar pada Januari 2017 memberikan defisit pendapatan sebesar Rp1,09 triliun. Sementara itu, diestimasikan pada Februari terdapat tambahan defisit Rp1,1 triliun dan Maret Rp1,2 triliun.
Bila ditotal dan dibayarkan menggunakan saldo 2016, defisit pendapatan menurun jadi Rp601 miliar untuk penyaluran solar di tiga bulan pertama 2017.
Diperkirakan, defisit pendapatan akibat penyaluran premium di tiga bulan ke depan sebesar Rp1,6 triliun dan solar Rp5,8 triliun.
Perkiraan tersebut berdasarkan harga minyak US$45 per barel.
Adapun, bila harga jual premium tetap hingga akhir tahun ini, defisit pendapatan diperkirakan menyentuh Rp6,5 triliun dan defisit lebih besar pada penyaluran solar yakni Rp18,3 triliun. (bis/roc).
Share
Berita Terkait
VinFast Resmi Hadirkan Mobil Listrik VF 5 di Indonesia
JAKARTA, INDONESIA - VinFast Auto secara resmi telah mel
Sosialisasi Pilkada Inhu 2024 Kedua
Tutup masa kampanye Pasangan SANDI Gelar Sholawat dan Doa bersama
BENGKALIS, POLITIK, - Kabupaten bengkalis tahun 2024, Calon Bupati Bengkalis Syahrial menggelar acara sholawat.
Acara
Ketua DPRD Inhu Sabtu Pradansyah: Pendalaman Anak Sungai Upaya Lindungi Warga dari Banjir
RIAUONE, Inhu - Ketua DPRD Indragiri Hulu (Inhu)-Riau, Sabtu Pradansyah Sinurat, menyaksikan langsung kegiatan pendalaman anak sungai Sabtu (23/11/2024) di lokasi Perumah
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified