Kamis, 06 Oktober 2016 15:00:00
Ibu Pemutilasi Dua Anak-nya ini Hanya Merasa Motong Boneka
JAKARTA, NUSANTARA, - Mutmaimah (28), istri Aipda Deny Siregar yang jadi tersangka pembunuhan anaknya sendiri, Arjuna (1) mengatakan hanya memotong boneka kayu di hadapannya. Dia heran bayinya, Arjuna malah meninggal. Dia merasa tak membunuh atau memutilasinya.
"Saya cuma motong boneka kayu warna kuning, eh... Arjuna mati," ujar Muhammad Wahidin menirukan ucapan adik kandungnya, Mutmainah, di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (5/10/2016).
Peristiwa pembunuhan disertai mutilasi terjadi di kamar kontrakan Mutmainah di Jalan Jaya 24, No 24, RT 04 RW 10, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu 2 Oktober 2016 sekitar pukul 21.00 WIB.
Ibu muda yang kerap disapa Iin itu kini masih berada di RS Polri Kramatjati untuk menjalani pemeriksaan kejiwaan.
Muhammad Wahidin atau biasa dipanggil Wahid menceritakan, adiknya kini telah berubah menjadi aneh. Ia sedikit tak sadarkan diri. Wahid mendampingi Iin sejak ia ditemukan tanpa busana di kontrakannya.
Wahid menerangkan, selama dua bulan ke belakang, adiknya sering berbicara ngawur.
Di lain kesempatan, istri anggota Provost Polda Metro Jaya Aipda Deny Siregar itu membuat pengakuan berbeda. Dia mengatakan alasannya memutilasi anaknya karena ada bisikan-bisikan aneh di telinganya.
"Dia dapat bisikan dari pocong yang ada di rumah kontrakannya, katanya disuruh ngasah pisau di pantatnya ulekan. Dia enggak tahu pas gituin (memutilasi) Arjuna, sampai enggak sadar kalau dia sudah enggak pakai baju," kata Wahid.
Di kesempatan lainnya, saat ditanya polisi di RS Kramajati, Iin memberikan jawaban berbeda. Ia mengaku tengah menuntut ilmu hitam, sehingga potongan tubuh bayinya merupakan prasyarat yang harus ia penuhi.
"Pas direkam sama polwan, dianya (Mutmainah) jawab, sengaja gituin (memutilasi) Arjuna karena lagi pelajarin ilmu hitam," kata Wahid.
Dalam pengakuannya di RS Kramajati, Mutmainah merasa tak selesai dalam ritualnya. Semua potongan tubuh belum lengkap, ia gagal memenuhi syarat ilmu hitam itu.
Sebelum semua bagian itu termutilasi, Arjuna meninggal dunia. Iin tak sempat memutilasi lidah Arjuna. "Enggak lengkap, karena itu Arjuna mati dan dia gagal, kata Iin," terang Wahid.
Bagian tubuh itu kemudian diletakkan di piring. Tujuannya, agar salah satu kakak Iin yang tunarungu dapat sembuh.
Hal ini juga disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan. Iin diduga tengah mendalami ilmu tertentu sejak dua tahun lalu.
Menurut penyelidikan polisi, pemutilasi tega membunuh anak kandungnya sendiri karena berhalusinasi.
Soal ilmu yang dipelajari Iin, Iriawan mengaku pihaknya belum mengetahuinya. Termasuk dari mana Iin mempelajari ilmu tersebut. "Itu sedang kita dalami. Dia sementara hanya menyampaikan itu," kata Kapolda.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono, mengatakan Iin masih menjalani pemeriksaan psikologi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kondisi kejiwaan Iin masih belum stabil.
"Makanya kemarin pun sempat ditanyain yang bersangkutan ya merasa tidak bersalah. Enggak ngaku melakukan pembunuhan, karena kejiwaannya enggak stabil," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa.
Iriawan mengatakan, jika benar Iin mengalami gangguan kejiwaan, kasus pidananya tidak bisa diteruskan. Hal itu berdasarkan Pasal 44 KUHP.
Iriawan mengatakan, perhatian khusus diberikan kepada Deny dan juga anak pertamanya yang juga terluka akibat ulah sang ibu.
"Dari kita, dari SDM dari bagian psikologi kita dampingi, termasuk suaminya tentu akan kita lakukan itu. Kalau istrinya akan kita dalami juga dengan psikologi, kenapa bisa terjadi demikian," ujar dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengungkapkan, anak pertama Aipda Deny dan Mutmainah tak mengalami luka serius. Kendati, anak tersebut masih membutuhkan perhatian khusus karena mengalami trauma.
Depresi berat
Keluarga menduga, Mutmainah depresi berat. Pihak keluarga Iin mengatakan, ada masalah keluarga antara Iin dan suaminya, Aipda Deny Siregar. Kakak Iin, Wahid menyebutkan, adiknya itu tidak pernah mengancam suaminya, Aipda Deny.
"Dnny enggak pernah mukul, sebab dia tahu hukum. Tapi, adik saya sering tekanan batin, pernah ribut di depan rumah sini, sampai semua tetangga keluar. Ributnya mulut aja," kata Wahid.
Wahid mengatakan, Iin pernah berkeluh kesah kepadanya sebelum peristiwa mutilasi. Iin mengadu merasa tertekan dengan sikap sang suami.
Dia menuturkan, sudah lima tahun belakangan ini adiknya depresi. Bahkan, pernah dibawa berobat di Jawa Tengah karena depresi berat. Depresi dimulai sejak ia putus hubungan dengan Deny saat masih berpacaran.
Setelah kembali dari Jawa Tengah, Iin mulai tenang. Tapi, ia kembali mengalami depresi karena Deny kembali hadir dalam kehidupan adiknya.
Wahid mengatakan, adiknya kembali ditinggal Deny dan menikah dengan seorang petugas keamanan. Pernikahan hanya berlangsung satu bulan. Iin kemudian menikah dengan Deny.
Mutmainah atau Iin adalah anak kedelapan dari sembilan bersaudara. Ayah Iin, Jaelani mengatakan, putrinya itu tidak punya perilaku kejiwaan menyimpang selama tinggal dengan mereka.
"Kalau anak saya dituduh kriminal, saya enggak terima. Orang anak saya depresi kok karena suaminya," ujar Jaelani.
Dia menuding hubungan anaknya dengan suaminya itu tidak harmonis. "Dia pernah bilang, katanya gaji suaminya sebulan juga enggak pernah tahu, dikasih cuma satu juta per bulan," jelas Jaelani. (*/int/l6).
source: liputan6
Share
Berita Terkait
Ibu Pemutilasi Anak Sering Berhalusinasi, Tetangga Ketakutan
JAKARTA, NUSANTARA, - Sebelum membunuh anaknya, Mudmainah alias Iin (30) sempat membuat tetangga sekitar rumah kontrakannya ketakutan. Ia selalu berhalusinasi hingga warga
Dimutilasi, Ibu Muda Ini Sajikan Tubuh Anaknya di Meja Makan
CENGKARENG, NUSANTARA, - Astagfirullah...Diduga alami stress berat, seorang ibu muda bernama Mud alias iin( 28), tega memutilasi anak kandungnya sendiri yang masih berumur
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified