Jumat, 02 September 2016 07:52:00
Kemenperin Tetapkan Dumai Satu Dari Tiga Zona Selain Sei Mangke dan Kaltim
JAKARTA, NUSANTARA, - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto kunjungan kerja selama 2 hari ke Malaysia (30-31 Agustus). Dalam kunjungan itu dibahas soal teknis organisasi Dewan Produsen Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOP) dan rencana pembentukan palm oil economic zone, untuk mendorong pertumbuhan CPO (Crude Palm Oil).
"Malaysia kita bicara mengenai kelapa sawit. Jadi salah satu untuk mendorong green economic growth dan CPOPC. Jadi kita membentuk organisasi untuk mendorong kemampuan CPO," kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, Kamis, 1 September 2016.
Salah satu dari kesepakatan tersebut, pemerintah dalam hal ini, Kemenperin RI menetapkan tiga zona ekonomi minyak kelapa sawit, yakni di Dumai (Riau), Sei Mangke (Sumatera Utara) dan Kalimantan Timur.
Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto mengatakan, kerja sama ini dilakukan 90% produksi kelapa sawit dunia dikuasai Indonesia dan Malaysia. Indonesia menjadi inisiator dalam kerja sama ini, diharapkan nantinya akan bergabung negara produsen kelapa sawit seperti negara Brasil, Pantai Gading.
Tujuan dari sinergi ini untuk menyamakan standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dengan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO). Panggah mengatakan, saat ini sedang membuat standar yang sama dari seluruh industri sawit, misal dari yang ada di hilir dan hulu atau dari di kebun dan industri.
Nantinya kantor sekretariat CPOPC ada di Indonesia karena merupakan produsen terbesar. Nanti juga akan menetapkan direktur eksekutif sebagai komite kerja dan jajarannya untuk membuat implementasinya.
"Sekretariatnya di Indonesia karena kita produsen terbesar, dan ini nanti menetapkan eksekutif direktur, dan lain-lain. Intinya menset up agar organisasi ini berjalan 1 Januari 2017," ujar Panggah.
Selain itu, Kemenperin juga fokus untuk pembentukan palm oil economic zone. Itu akan menyangkut tentang kriteria dan prinsip-prinsipnya.
Pembentukan palm oil economic zone ini akan menjadi proyek pertama kedua negara. Di Indonesia dan Malaysia masing-masing akan dibangun di 3 wilayah.
"Kita usulkan Indonesia 3, Malaysia 3. Indonesia di Dumai, Sei Mangke sama Kaltim. Ini jadi proyek pertama di Januari nanti. Nanti tinggal bagaimana kita endors bahwa ini green economic zone," kata Panggah.
Selain itu juga dibahas terkait dengan petani sawit, pembinaan petani sawit, dan manajemen stoknya. Kerjasama kedua negara ini misalnya terkait stabilitas harga.
"Ini tidak menyangkut harga, ini hanya menyangkut macam-macam aspek, tapi intinya untuk menjaga keberlangsungan bisnis sawit. Kalau harga ya harga yang pastilah, tapi yang penting stabilitas harga," ujar Panggah.
"Sudah pasti ke added value, itu terus kita dorong. Kalau added value dari CPO bisa ke biofuel, oleochemical. Kita sharing knowlegde dengan Malaysia dan kita akan bentuk sekretariat," ujar Airlangga. (rsc/int).
Share
Berita Terkait
Indonesia jadi Penghasil CPO Terbesar di Dunia
JAKARTA, NUSANTARA, - Diperkirakan cadangan minyak dan gas (migas) non renewable energi bakal habis dalam beberapa tahun mendatang. Kondisi ini membuat Indonesia harus menc
Penampungan 'Kencing' CPO di Dumai Makin Marak
DUMAI, RIAU, - Kendati tindakan supir telah merugikan pihak perusahaan karena telah menyelewengkan CPO, namun setakat ini belum ada tindakan dari kepolisian dalam memberant
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified