Selasa, 17 Mei 2016 07:45:00
Kasus Pembunuhan dengan Gagang Cangkul di Kemaluan
Masih Brondong, Membunuh karena Korban Takut Hamil
JAKARTA, NUSANTARA, - Polisi masih terus mendalami peristiwa pembunuhan terhadap Eno Parihah alias Indah, perempuan yang ditemukan tewas dengan gagang cangkul di alat kelaminnya. Tersangka RAM, yang menjadi brondong korban tidak melakukan pembunuhan itu sendirian. Dia melakukannya bersama dua teman lainnya, IH dan RA
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti membenarkan ketiganya dianggap bersama-sama saling terkait dalam pembunuhan Eno. "Jadi tiga orang itu sudah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Krishna saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (16/5/2016).
RAM adalah pelaku utama dalam pembunuhan tersebut. RAM juga masih mengenyam pendidikan di bangku SMP. Pada polisi, RAM mengaku baru mengenal Eno selama sebulan. Di situ, bunga-bunga cinta terjalin di antara mereka. Usia RAM lebih muda karena Eno sudah berusia 19 tahun.
Pada malam kejadian, Kamis (12/5/2016) sekitar pukul 23.30 WIB, antara RAM dan Eno sepakat janjian untuk bertemu di kamar Eno di Mess PT Polita Global Mandiri di Kampung Jatimulya RT 01/RW 04, Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Di sana, RAM mengaku berciuman dengan Eno. RAM lantas meminta menyetubuhinya. Namun, Eno menolaknya dengan alasan takut hamil. RAM kesal kemudian keluar dari kamar Eno. Saat berada di luar, RAM bertemu dengan dua orang teman Eno, yakni IH dan RA.
Dua orang tersebut lantas bertanya kepada RAM, “Ngapain lu di sini? Lu pacarnya Indah.” RAM mengaku takut sehingga ia menjawab, “Bukan bang, saya bukan pacarnya Indah.”
Lalu, IH dan RA mengajak RAM kembali masuk ke kamar untuk memastikan pengakuan RAM. Setelah ketiganya berada di dalam kamar korban, IH langsung menbekap wajah korban dengan bantal dan menyuruh RAM mencari pisau di dapur.
Karena di dapur tidak ada pisau, selanjutnya tersangka keluar kamar dengan maksud mencari benda lain selain pisau.
Ia melihat pacul yang berada tidak jauh dari kamar korban. Tanpa pikir panjang, RAM mengambil cangkul tersebut dan kembali lagi ke kamar korban. Saat tersangka sampai di dalam kamar dengan cangkul, Eno masih dibekap bantal oleh IH sedangkan, pelaku lainnya RA memegang kakinya.
IH menyuruh RAM memukulkan cangkul tersebut ke arah Eno. RAM pun menurutinya. Satu pukulan dengan cangkul mengena di kepala Eno. RAM berdalih sempat keluar kamar karena merasa tidak tega melihat kondisi korban.
Namun, RAM kembali masuk untuk memastikan korban sudah meninggal atau belum. Saat masuk kembali, RAM melihat kepala korban sudah digulung dengan kain dan masih bernafas.
Karena RAM masih kesal dengan perlakuan Eno yang menolak diajak berhubungan badan, ia pun mengigit payudara korban sebelah kiri hingga membekas. Beberapa kali pukulan pun sempat dilayangkan ketiga orang itu.
Setelah korban tidak berdaya, kemudian RAM menyuruh RA untuk memegangi kaki korban sebelah kanan dan membukanya. Setelah kaki korban terbuka, RAM menancapkan gagang cangkul tersebut hingga Eno meninggal. Ketiga pelaku lantas membersihkan kamar Eno dan bekas darah yang menempel di badan masing-masing. Sementara, RAM mengambil ponsel milik Eno. (net/jpg/roc).
Share
Berita Terkait
Sebelum Membunuh Brondong Ini Sempat Bercumbu dengan Korban
TANGERANG, NUSANTARA, - Polisi terus mendalami kasus pembunuhan seorang remaja Eno Fahira (19). Yang sudah diketahui adalah seorang siswa SMP (RA) yang menjadi tersangka ka
Komentar