• Home
  • Nusantara
  • Negara Lain Jual Lebih Murah, Presiden Minta Harga Gas Bisa Ditekan
Rabu, 05 Oktober 2016 08:25:00

Negara Lain Jual Lebih Murah, Presiden Minta Harga Gas Bisa Ditekan

roc tabung elpiji di SPBE bukit nenas dumai.riauone
NUSANTARA, - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, harga gas bumi di Indonesia sangat tinggi, sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang lain, terutama di ASEAN. Harga gas di Indonesia tertinggi mencapai 9,5 dollar AS/mmbtu. Itu pun masih ada juga yang harganya 11 dan 12 dollar AS/mmbtu. Sementara harga di Vietnam hanya 7 dollar AS, Malaysia 4 dollar AS, dan Singapura 4 dollar AS.
 
Padahal, lanjut Presiden, negara kita mempunyai potensi cadangan migas, cadangan gas bumi yang cukup banyak, sangat banyak. Dan sebaliknya negara-negara tersebut baik Vietnam, Malaysia, Singapura ini dapat dikategorikan mengimpor gas bumi.
 
Oleh sebab itu, Presiden meminta agar hal ini perlu segera dibenahi karena implikasinya sangat besar pada kemampuan daya saing industri kita terutama industri keramik, industri tekstil, industri petrokimia, industri pupuk, industri baja yang sangat banyak menggunakan gas.
 
“Jangan sampai produk industri kita kalah bersaing hanya gara-gara masalah harga gas kita yang terlalu mahal,” kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas mengenai Kebijakan Penetapan Harga Gas Untuk Industri, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/10).
 
Presiden meminta dilakukan langkah-langkah yang konkret agar harga gas kita lebih kompetitif. “Saya kemarin hitung-hitungan, hitung-hitungan, ketemunya saya kira antara 5 – 6 dollar AS/mmbtu nanti. Kalau enggak angkanya itu enggak usah dihitung saja. Syukur di bawah itu,” tegas Presiden.
 
Untuk itu, Presiden Jokowi memerintahkan dilakukannya penyederhanaan dan pemangkasan rantai pasok sehingga lebih efisien. Ia juga minta agar diperhatikan dan dijaga juga, dikalkulasi, ini terkait dengan iklim investasi di sektor gas bumi kita.
 
“Harga gas harus tetap menarik investor untuk investasi di sektor hulu serta mendukung pembangunan infrastruktur transmisi dan distribusi. Pertimbangkan pula aspek keberlanjutan di semua sisi, baik sisi investasi maupun sisi memperkuat daya saing industri kita,” tutur Presiden.
 
Rapat terbatas itu dihadiri antara lain oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman/Plt Menteri ESDM Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (*).
source: setgab.
Share
Berita Terkait
  • tahun lalu

    Gertak? Dirut Pertamina Ancam Tindak Tegas Pangkalan Elpiji Nakal

    NASIONAL, BISNIS, -  Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati meninjau pasokan dan distribusi elpiji 3 kilogram (kg) di wilayah Bali pada Ahad (30/7/2023).

  • 6 tahun lalu

    Pertamina Tambah Penyaluran Elpiji di sekitaran Pakning Bengkalis

    RIAU, PEKANBARU - Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menambah penyaluran elpiji subsidi 3 kg di Kabupaten Bengkalis. Sejak awal Mei 2019, sejumlah lebih dari 15.000 ta

  • 7 tahun lalu

    Pertamina Imbau Masyarakat Tidak Panik Beli Elpiji

    NUSANTARA, - PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan mengimbau masyarakat tidak panik membeli gas bersubsidi dengan jumlah berlebih karena hanya akan dimanfaatkan oleh sp
  • 8 tahun lalu

    Pertamina: sulit alihkan pengguna elpiji 3 kg ke Nonsubsidi

    NUSANTARA, - Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengakui sulitnya mengalihkan pengguna elpiji bersubsidi 3 kilogram ke elpiji nonsubsidi sehingga pem
  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified