Sabtu, 09 April 2016 17:14:00
Pengadaan Fortuner untuk Dewan Menuai Perdebatan
BANDUNG, NUSANTARA, - Sebanyak 95 unit mobil Toyota Fortuner yang masuk dalam daftar pengadaan operasional DPRD Jabar menuai perdebatan. Pengadaan yang bernilai lebih dari Rp50 miliar itu mengundang reaksi masyarakat dan kalangan anggota dewan sendiri.
Seperti halnya Fraksi Partai NasDem DPRD Jabar yang dengan tegas menyatakan penolakannya atas pembelian kendaraan dinas anggota dewan tersebut. Mereka tidak peduli meski menurut pihak Sekretariat Dewan, mobil tersebut sifatnya hanya pinjam pakai.
“Kami dari Fraksi Partai Nasdem Jabar akan menolak pembelian mobil Fortuner untuk anggota DPRD Jabar, sekalipun sifatnya hanya pinjam pakai,” kata Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Jabar M Iqbal, di Gedung DPRD Jabar, Bandung, Jumat (8/4/2016).
Pihaknya bahkan berjanji akan mengembalikan mobil dinas kepada Sekretariat DPRD Jabar jika rencana tersebut sudah tetap dilaksanakan. “Bahkan kalau diminta, kami siap juga mengembalikan mobil lama ke Setwan,” katanya.
Di hari yang sama, ratusan warga yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat Jawa Barat melakukan aksi di depan gedung DPRD Jabar. Mereka pun menolak rencana pengadaan mobil untuk anggota dewan tersebut.
Dengan menggunakan ratusan sepeda motor dan mobil bak terbuka mereka mendatangi gedung dewan untuk berorasi. Selain itu, mereka juga menyuarakan penolakan rencana pembelian mobil dengan membawa berbagai spanduk.
“Kami masyarakat Jabar dengan tegas menolak pembelian mobil mewah yang diperuntukkan bagi anggota DPRD Jabar. Jangan mementingkan kepentingan sendiri. Dengar suara rakyat. Buka mata hati kalian wahai anggota dewan,” kata Hendra sambil berteriak di sela-sela orasinya.
Menurutnya, jika DPRD Jabar tetap memaksakan untuk membeli mobil yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 50 miliar lebih, para wakil rakyat akan menyakiti hati masyarakat Jabar. Daripada digunakan membeli mobil mewah, kata dia, lebih baik digunakan untuk kepentingan masyarakat Jabar.
“Lebih baik duitnya dipergunakan untuk masyarakat kecil, anak yatim. Masih banyak warga Jabar yang jadi pengangguran. Masyarakat Jabar masih banyak yang miskin, mau makan saja susah,” sesalnya. (net/*).
Share
Berita Terkait
Komentar