Minggu, 22 November 2015 11:44:00
Sebelum Menuju ke Pekanbaru, Ternyata Massa HMI Makan Tak Bayar, Merusuh di Inhu
RIAUONE.COM, RENGAT, INHU, ROC, - Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Makassar sebelum bertolak ke Pekanbaru juga membikin rusuh di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), dengan mengancam berbuat anarkis setelah menolak membayar tagihan seusai makan di rumah makan Umega dan puluhan warung di Jalan Lintas Timur, Desa Kota Lama, Kecamatan Rengat Barat Inhu.
Tindakan massa HMI Makassar yang merugikan rumah makan dan puluhan warung kecil ini terjadi pada Sabtu (21/11/15) siang kemarin. Saat itu massa HMI Makassar yang menggunakan 21 bus dari Jakarta menuju Pekanbaru, singgah makan siang di rumah makan Umega Desa Kota Lama.
Usai makan, massa HMI Makassar yang hendak menghadiri kongres HMI di Pekanbaru, tidak bersedia membayar makanan yang telah mereka habiskan. Ulah mahasiswa HMI asal Makassar ini merugikan rumah makan Umega hingga mencapai Rp12 juta.
"Rombongan HMI itu tidak bersedia membayar tagihan makan dan minuman yang mereka habiskan, kami rugi hampir Rp 12juta, belum lagi warung - warung di sekitar kami mengalami hal yang sama," ujar Deddi, pengelola rumah makan Umega, Ahad (22/11/15).
Diungkapkannya, saat pihaknya melakukan penagihan, rombongan massa HMI Makassar mengancam akan melakukan tindakan anarkis, karena rombogan massa HMI berjumlah banyak, pihak rumah makan Umega dan pemilik warung kecil tidak berani melawan, dan langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak Kepolisian.
"Saat kami tagih mereka menolak membayar karena alasan mereka tidak diserahkan bon, padahal kami sudah menyerahkan bon. Karena tidak juga mau membayar sejumlah pelayan kami menahan mereka, namun rumbongan tersebut melawan, bahkan mereka mengancam akan melakukan tindakan anarkis bila tidak diperbolehkan pergi dari rumah makan kami," ungkapnya.
Ditambahkanya, pihaknya telah merekam aksi brutal massa HMI Makassar itu melalui rekaman CCTV. Rekaman tersebut akan diserahkan kepada pihak kepolisian.
"Kami punya bukti bukti rekaman CCTV atas tindakan tidak terpuji para aktifis HMI tersebut," tegasnya.
Aksi mahasiswa yang membawa nama agama ini juga merugikan pemilik warung - warung kecil yang berada di sekitar rumah makan Umega, karena sebagian massa HMI Makassar makan dan minum di warung - warung tersebut dan juga tidak membayar.
Hal ini dituturkan Lilis, salah seorang pemilik warung kecil yang berada di sekitar rumah makan umega. Dikatakannya, ia mengalami kerugian sekitar Rp300 ribu.
"Awalnya, romobongan itu turun dari bus yang ada spanduk bertulisan HMI, kemudian mereka memesan makan, setelah makan satu persatu mereka pergi begitu saja tanpa membayar, saat saya tanya soal pembayaran mereka malah marah dan berkata tidak tau menau soal pembayaran," tuturnya.
Aksi rusuh massa HMI Makassar yang merugikan masyarakat ini juga mendapat tanggapan dari pihak kepolisian setempat. Kapolsek Rengat Barat, Kompol Frengky Hutabarat membenarkan kejadian tersebut. Dia mengaku mendapat laporan dari pengelola rumah makan Umega secara lisan, namun saat personil polisi tiba di lokasi rombongan sudah pergi.
"Saya beharap koordinator lapangan atau panitia kongres teman - teman dari HMI dapat menyelesaikan masalah ini, setidaknya melakukan koordinasi dengan pihak pengelola rumah makan Umega," tandasnya.
Sementara itu, Ketua panitia kongres HMI, Ahmad Siregar saat dikonfirmasi wartawan melalui selulernya mengatakan, menyikapi masalahan ini, dia akan berkoordinasi dengan penanggungjawab kongres HMI lainnya, jika telah ada keputusan, dia akan bertemu langsung dengan pihak pengelola rumah makan Umega. Jelasnya. (rtc/roc/*).
Share
Berita Terkait
Komentar