- Home
- Opini-Tokoh
- Labersa Hotel Riau Saksi Bisu Cerita Perkawanan Agung dan Ical
Rabu, 18 Maret 2015 11:11:00
Labersa Hotel Riau Saksi Bisu Cerita Perkawanan Agung dan Ical
RIAUONE.COM, JAKARTA, ROC, - Tidak ada teman abadi dalam politik, yang abadi hanyalah kepentingan, begitu adagium yang selalu dilekatkan pada panggung politik. Sepertinya adagium itu sangat tepat. Tak ada kawan abadi dalam politik, karena bisa jadi yang tadinya adalah teman kongsi, di kemudian hari justru jadi seteru. Itu pula yang terjadi di Partai Golongan Karya, khususnya yang terjadi antara Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono. Cerita Aburizal dan Agung adalah kisah dari kawan menjadi lawan.
Hotel Labersa, di Pekanbaru, Kampar, Riau adalah saksi bisu cerita dua sekondan, Aburizal dan Agung Laksono, bahu membahu memenangkan sebuah konstetasi politik memperebutkan kendali kepemimpinan di tubuh beringin. Ya, di Hotel Labersa, Kampar, sebuah hotel berbintang yang ada di Provinsi Riau, Musyawarah Nasional Partai Golkar di gelar. Dari 4 sampai 7 Oktober, Hotel Labersa jadi ajang pertarungan para kandidat ketua umum Partai Golkar.
Terdapat beberapa nama yang mencoba berebut posisi sebagai orang nomor satu beringin. Nama-nama itu adalah Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Tommy Soeharto dan Yuddy Chrisnandie. Di tengah jalan, Tommy dan Yuddy mundur dari gelanggang persaingan. Tinggal dua calon yang bertarung, yakni Aburizal dan Paloh. Persaingan pun sangat sengit. Ragam cara dilakukan untuk mendapatkan dukungan para pemilik suara yang dipegang para pengurus beringin di daerah. Tim sukses masing-masing calon, bergerilya untuk memastikan dukungan. Kabarnya, adu 'sangu politik' terjadi.
Paloh, kabarnya di sokong oleh Jusuf Kalla yang saat itu masih berstatus sebagai Ketua Umum Partai Golkar, sekaligus sebagai Wakil Presiden. Tapi pamor Kalla, ketika itu tengah meredup, pasca kekalahannya dalam Pemilihan Presiden 2009 yang dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Sementara Aburizal mendapat sokongan dari Agung Laksono dan Akbar Tandjung. Bahkan, Aburizal, Agung dan Akbar oleh peserta Munas dijuluki 'Trio A', merujuk pada awalan huruf nama ketiga tokoh tersebut.
Trio A inilah, yang jadi kekuatan Aburizal dalam bersaing melawan Paloh. Agung dengan jejaringnya, dan juga Akbar lewat jaringan 'HMI'-nya, sukses mengantarkan Aburizal ke puncak beringin. Lewat rally perhitungan suara yang saling salip menyalip, Aburizal akhirnya mengungguli Paloh. Subuh hari, kepastian kemenangan Aburizal diumumkan.
Atas 'jasanya' Agung kemudian oleh Aburizal diberi posisi Wakil Ketua Umum. Sementara Akbar, didapuk sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai. Trio A pun, mengendalikan Golkar. Sementara Paloh, memilih hengkang dari Golkar, kemudian melahirkan Ormas Nasional Demokrat yang dikemudian hari menjadi Partai NasDem. Kini Paloh, menjadi Ketua Umum Partai NasDem.
Sementara, Trio A dilanda konflik. Kongsi politik diantara ketiganya sekarang bubar jalan. Bahkan, ketiganya saling bermusuhan. Adalah dua Munas yang digelar dua kubu yang saling bersebrangan yang membuat perkawanan politik 'Trio A' berakhir. Dua Munas yang dimaksud adalah, Munas Bali yang mendapuk Aburizal jadi ketua umum kembali, satunya Munas Ancol yang mendaulat Agung jadi nakhoda beringin. Akbar sendiri merapat ke kubu Aburizal. Dan, diangkat kembali jadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai.
Saling klaim keabsahan kepengurusan pun terjadi. Bahkan dua kubu, berjibaku di pengadilan. Namun, kini Agung yang sedang diatas angin, setelah kepengurusan yang dipimpinnya diakui oleh Menteri Hukum, Yasonna Laoly. Sedangkan Aburizal, secara de jure, tak lagi jadi pucuk beringin. Karena sesuai keputusan Menteri Hukum selaku wakil pemerintah, Agung adalah ketua umum yang sah. Dari kawan jadi lawan, apakah nanti akan kembali jadi sekondan? Hanya waktu yang akan menjawabnya. (gus).
Share
Berita Terkait
Firaun, Kisah-nya Masuk dalam dalam Alquran, Arkeolog Temukan Pedang Firaun Berusia 3.000 Tahun di Mesir, Berhiaskan Lambang Ini
Israel dituding Tanam Alat Peledak di Alat Komunikasi Pager dan Walkie-Talkie
Dugaan Korupsi Perjalanan Dinas di DPRD Riau, Ada 35 Ribu Tiket Pesawat Fiktif, Tokoh Anti Korupsi Minta Usut Semua Terlibat
PEKANBARU, - Mengerikan dan sangat dahsat negeri ini, dugaan korupsi SPPD fiktif DPRD Riau tentunya tidak hanya di lakukan segelintir orang, dicurigai bahwa SPPD fikti
Mengerikan, Sedang Dikendarai, Kap Mesin Depan Honda CR-V Mengepul dan Terbakar
Komentar
Copyright © 2012 - 2025 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified