- Home
- Opini-Tokoh
- Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam, Dan Sejarah HMI Cabang Pekanbaru
Selasa, 23 Juni 2015 15:27:00
Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam, Dan Sejarah HMI Cabang Pekanbaru
RIAUONE.COM, PEKANBARU, - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebuah organisasi mahasiswa muslim didirikan di Yokyakarta pada tanggal 05 Februari 1947, ketika itu politik Indonesia masih ditandai oleh upaya semangat rakyat melalui revolusi untuk memenangkan kemerdekaan nasional dari kekuasaan Belanda, Berdirinya organisasi ini tidak terlepas dari aspek politik dan kondisi rill umat Islam pada saat itu bahkan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia HMI selalu tampil sesuai dengan misinya.
Sebagai sebuah organisasi Islam di dalam pembangunan lingkungan masyarakat dan kebudayaan Indonesia, telah dikemukakan terus terang bahwa berdirinya HMI diilhami oleh gagasan-gagasan pemuda-pemuda Islam dan kelompok pemuda Islam. Itulah alasan organisasi ini memusatkan perhatiannya pada tujuan-tujuan jangka panjang, HMI menjunjung tinggi pendidikan dan menjunjung agama Islam, dengan menempuh ikhtiar demikian mereka ditempa menjadi intelektual ulama sekaligus ulama intelektual. Kepada mereka diyakinkan bahwa kesatuan di dalam umat dapat dicapai dengan sebaik-baiknya melalui pendidikan yang lebih baik dari ketimbang bergantung kepada perubahan sikap berangsur-angsur dikalangan angkatan tua dan pemimpin.
Keterlibatan HMI dalam kegiatan politik Indonesia dapat dilihat dari sejarah awal berdirinya, sebagai contoh setelah HMI berdiri dalam tahun 1947, muncul Perundingan Linggarjati antara Pemerintahan Belanda dengan Pemerintahan Indonesia maka diputuskanlah pada perundingan itu antara lain, bahwa Pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia de facto atas pulau-pulau Jawa dan Sumatera, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda setuju terhadap pembentukkan sebuah Republik Federal yang akan berlaku 01 Januari 1949 HMI juga ikut dalam hal ini.
Bersamaan dengan lahirnya pemerintahan orde lama dengan konsep nasionalismenya, generasi muda tetap eksis dan meragukan apa yang dimaksud dengan nasionalisme keraguan itu muncul ditandai dengan munculnya partai komunis di Indonesia. Mayoritas umat Islam menolak ajaran komunisme, termasuk juga kelompok mahasiswa Islam dalam hal ini disponsori oleh HMI sendiri, dalam pemerintahan orde lama HMI mendapat tantangan yang maha dahsyat dengan munculnya partai komunis di Indonesia tersebut, bahkan HMI menjadi incaran bagi PKI di samping organisasi Islam lainnya.
Kekuasaan orde lama pun tidak bertahan lama akhirnya lahir orde baru, munculnya orde baru dalam suasana politik Indonesia tumpuan rakyat jatuh kepada pemerintahan orde baru, namun tidak membuat HMI harus menerima begitu saja terhadap kepemimpinan orde baru. HMI tetap menjadi lembaga kontrol terhadap kinerja Pemerintahan Republik Indonesia, pada pemerintahan orde baru pada awalnya kelihatan memberikan keuntungan bagi Islam, namun harapan itu tidak lama dengan munculnya pemaksaan azas tunggal yang dimana pemerintahan orde baru memaksakan seluruh organisasi harus berazaskan Pancasila.
Hal ini mendapat pro dan kontra termasuk dalam HMI sendiri sehingga ada yang menerima azas Pancasila dengan pertimbangan dan ada yang menolak dengan alasan yang dimiliki. Maka pada masa pemerintahan orde baru ini HMI pecah dua hingga saat ini namun tidak mengurangi semangat menegakkan nilai-nilai keislaman di tanah air ini.
Dalam melaksanakan misinya, HMI mengembangkan sayapnya keseluruh penjuru Indonesia yang salah satu di Riau HMI Cabang Pekanbaru. Kelahiran HMI Cabang Pekanbaru, tidaklah berbeda misinya dengan HMI yang ada di tingkat pusat yaitu mempunyai kesamaan misi. HMI Cabang Pekanbaru berdiri pada tanggal 20 Oktober 1963, pendiriannya disahkan oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Pusat Jakarta.
HMI Cabang Pekanbaru juga memposisikan sebagai organisasi mahasiswa, organisasi kader dan juga organisasi perjuangan. Ungkapan ini tentu saja tidak lepas unsur slogan akan tetapi bagaimanapun juga sangat membantu untuk lebih memahami peran HMI Cabang Pekanbaru dalam kehidupan umat Islam dan bangsa Indonesia khususnya di Pekanbaru. Dalam ungkapan itu tersimpul wawasan identitas organisasi, orientasi pemikiran dan perspektif keberadaannya di tengah-tengah kehidupan umat Islam dan bangsa Indonesia trilogi jati dirinya sebagai organisasi mahasiswa, organisasi kader, organisasi perjuangan itu dengan sendirinya membentuk aspirasi HMI yang mempunyai dimensi kemahasiswaan, kekaderan, kejuangan.
Selain keindonesiaan atau kebangsaan dan kemahasiswaan kualifikasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sebagai organisasi gerakan pemuda ialah keislamannya, maka sebagaimana harus tampil sebagai pendukung nilai-nilai keislaman, sekalipun format yang tidak dapat dipisahkan dari keindonesiaan dan kemahasiswaan, artinya penghayatan HMI kepada nilai-nilai keislaman tentu tidak dapat lepas dari lingkungan (antara lain demi efektifitas dan fungsionalitas keislamannya itu sendiri), sebagaimana juga tidak terlepas dari nilai-nilai kemahasiswaan.
Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai keislaman dan kebangsaan, maka setiap gerak dan langkahnya HMI Cabang Pekanbaru selalu tampil memberikan kontribusi positif terhadap keberlangsungan pembangunan di Kota Pekanbaru serta menegakkan nilai-nilai keislaman sebagai upaya komitmen HMI Cabang Pekanbaru terhadap keislaman.
HMI Cabang Pekanbaru mencoba bagaimana misi HMI Cabang Pekanbaru itu ikut mewarnai tatanan politik yang ada terutama dalam kebijakkan yang menyangkut khalayak banyak. Persoalan politik yang terjadi HMI Cabang Pekanbaru ikut di dalamnya seperti HMI melakukan membahas RAPBD Kota Pekanbaru, mencari solusi terhadap penyakit masyarakat dan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Sebagai organisasi mahasiswa dan bersifat independan serta berperan sebagai organisasi perjuangan, secara struktural, HMI bukanlah organisasi yang berinduk kepada organisasi politik tetapi ia selalu tampil dalam dinamika perpolitikan kalau terhadap hal ini tentu muncul pertanyaan-pertanyaan yang butuh jawaban terutama menyangkut persoalan realisasi atau pelaksanaan misi HMI Cabang Pekanbaru dalam menjalan misi politiknya.
Sebagai wujud HMI dalam membangun keislaman dan keindonesiaan. Untuk merealisasikan cita-citanya HMI merumuskan dalam misinya yang disebut dengan mission HMI yang terkait dalam beberapa pasal Anggaran Dasar HMI, yaitu pasal 3 HMI berazaskan Islam, pasal 4 tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis pencipta, pengabdi, bernafaskan Islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Pasal 6 HMI bersifat independen, pasal 7 status organisasi mahasiswa, pasal 8 fungsi organisasi kader, pasal 9 peran organisasi perjuangan.
Sejarah HMI Cabang Pekanbaru
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru berdiri pada tanggal 20 Oktober 1963 dengan Ketua Umum pertamanya Drs. Daruby Lahasy (almarhum) pardirian disyahkan oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan Surat Keputusan tanggal 08 Januari 1964 M, bertepatan dengan 16 Sya’ban 1383 H. Berdirinya HMI di Pekanbaru tidak terlepas dari persoalan negara dan juga persoalan umat Islam yang terancam dalam pemahaman ajaran Islam, baik secara nasional maupun lokal termasuk Pekanbaru,
Sebagai motivasi berdirinya HMI secara nasional yang telah disebutkan antara lain dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan menegakkan serta mengembangkan ajaran Islam. Kondisi inilah secara obyektif mendorong HMI secara nasional sehingga sampailah HMI di Pekanbaru, karena kebutuhan penghayatan sebagai mahasiswa pada waktu itu belum mendapat tempat yang rill serta tuntutan perjuangan bangsa Indonesia dari penjajah dan mempertahankan negara Republik Indonesia.
Dalam dokumentasi HMI Cabang Pekanbaru diungkapkan bahwa, pada saat Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pekanbaru mengalami tekanan-tekanan antara hidup dan mati dengan kata-kata “ganyang HMI dari awal Mei 1965 sampai meletusnya G.30 S/PKI dimana HMI ketika itu selalu berusaha menjaga kesatuan dan persatuan dengan berbagai organisasi masyarakat maupun dengan organisasi ekstra Universitas yang tidak anti kepada HMI.
Kelahiran HMI secara nasional adalah tuntutan sejarah, namun dibalik semua itu HMI mendapat fitnahan yang bersifat subyektif dari kelompok-kelompok yang anti terhadap HMI. Pada tahun 1967 HMI Cabang Pekanbaru dipimpin oleh Jusnir, masih banyak terdapat basis-basis G.30 S/PKI, hal ini dapat dibuktikan dengan ditangkapnya tiga orang tokoh komunis Internasional di Bagan Siapi-api dan juga terdapat sekelompok organisasi yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Rakyat yaitu terletak di perbatasan Riau dengan Jambi.
Kesemuanya ini membuktikan pada HMI bahwa usaha PKI berjalan terus dan selalu siap untuk menghancurkan potensi orde baru dan umat Islam. Apalagi pada akhir-akhir ini PNI Daerah Riau berhasil mewujudkan bahwa sudah mempersiapkan wakil-wakilnya untuk duduk di lembaga legislatif, hal ini menyebabkan umat Islam semakin tersudut, andai kata umat Islam belum dapat menyatukan diri untuk dapat menghadapi segala problem yang mungkin ditimbulkan oleh orang-orang yang anti Islam.
HMI Cabang Pekanbaru di samping menghadapi tantangan dari luar, pada saat lahirnya kehidupan mahasiswa Islam pada umumnya masih terpola dalam pemahaman ke Islam, di satu sisi ingin kembali kepada Al-Qur’an dan disisi lain umat terbagi-bagi.
Golongan ulama dan pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan agama Islam sesuai dengan yang dilaksanakan Nabi Muhammad seperti tersebut dalam Hadits. Golongan ini pada umumnya berupaya mempraktekkan agama Islam seperti yang dilakukan di Negeri Arab 15 abad yang lalu, tanpa memperhatikan kondisi di abad mana mereka hidup. Oleh karena itu, ada dua hal yang dihadapi dalam kelahiran HMI Cabang Pekanbaru, yaitu menyangkut keorganisasian dan masalah umat yang harus dicari suatu terobosan baru dalam menemukan pemecahan masalah
komposisi ketua umum HMI Cabang Pekanbaru, 1963-2015
1 1963-1964 Drs. Darubani Lahasy Dosen UNRI
2 1964-1965 Drs. Zulamani. M Almarhum
3 1965-1966 Drs. H. Alghazali Terakihir Depag. Kab. Kampar
4 1966-1967 Drs. Zulheni Mampay P & K Tingkat I Riau
5 1967-1968 Drs. H. Bukhari Syarif Depag. Kab. Kampar
6 1968-1969 Jusnir -
7 1969-1972 Drs. Hasibuan. M
8 1972-1973 Drs. Hasibuan. M
9 1973-1974 W. Dasmar -
10 1974-1975 Ilyas Nurdin -
11 1976-1979 Ir. Fauzi Darwis -
12 1979-1981 Drs. Fauzi Mahfud Otorita Batam
13 1981-1982 Drs. Darison Depnaker Tk. I Riau
14 1982-1984 Drs. Zulkifli Depag Batam
15 1984-1986 Drs. Zulkifli Depag Batam
16 1986-1988 Drs. M. Harun Karyawan Pelita
17 1988-1990 Drs. Taslim Prawira -
18 1990-1991 Drs. Chaidir -
19 1991-1992 Ir. Syukri -
20 1993-1994 Ir. Zulkifli Staf Ahli DPR RI
21 1994-1995 Deni Ermanto, S.Sos -
22 1995-1996 Azwar Amir Tanjung, S.Sos Polres Kampar
23 1996-1997 Magsaysay Indra Pengusaha
24 1997-1998 Muhammad Sahal Dosen UNRI
25 1998-2000 Asep Heryana Pengurus PKS Riau
26 2000-2001 Rinor Kuswan Pengusaha Hipmi
27 2001-2002 Abdul Rasyid, SE PNS PEMDA INHIL
28 2002-2004 Lutfitah Nur Alfiah Dosen
29 2004-2005 Abu Nazar Pengusaha Media/ Wartawan
30 2005-2006 Abdullah Mustamin Kepala Sekolah
31 2006-2007 Suprianto KPU Rohil
32 2007-2008 Handiro Efriawan Pengusaha
33 2008-2009 Davitra Pengusaha
34 2009-2010 Dani Sukhlika Pengusaha
35 2011-2013 Ahmad Efendi Siregar Pengusaha
2014-2015 Su’aib Idris Ketum HMI Pekanbaru .
Sumber data :Sekretariat HMI Cabang Pekanbaru, 2005
Share
Berita Terkait

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan pada 1 Maret 2025 dan Idul Fitri pada 31 Maret 2025

Horor Kecelakaan Truk di Riau, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Macet Panjang

Firaun, Kisah-nya Masuk dalam dalam Alquran, Arkeolog Temukan Pedang Firaun Berusia 3.000 Tahun di Mesir, Berhiaskan Lambang Ini

Israel dituding Tanam Alat Peledak di Alat Komunikasi Pager dan Walkie-Talkie
Komentar
Copyright © 2012 - 2025 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified