Minggu, 04 Januari 2015 11:09:00

Tokoh Menginspirasi Tahun 2015

azizon nurza. (roc)
riauonecom, Pekanbaru, - Mengawali tahun 2015 ini redaksi sengaja mewawancara tokoh yang dianggap bisa menjadi model dan menginspirasi generasi muda agar mengisi tahun 2015 ini dengan karya dan prestasi. Tidak adanya putra terbaik Riau memainkan peran strategis di Kabinet Jokowi-JK dan berbagai ivent di level nasional adalah tantangan yang harus dijawab dengan kompetensi, daya saing dan jaringan. Pilihan kami jatuh kepada Bung Azizon Nurza, tokoh muda yang sederhana dalam keseharian, kaya dengan karya dan prestasi serta telah membuktikan diri sukses di Riau dan juga bisa terus berkarir gemilang dinegeri orang.
 
Azizon, diusia 39 tahun telah menjabat sederet jabatan strategis diperusahaan multi nasional. Mengawali karir diindustri pulp & paper, oil & gas sampai pertambangan. Diantaranya; Senior Public Relations Head PT. Riau Andalan Pulp and Paper, perusahaan pulp & paper terbesar di Asia (1998 – 2005), PR & Security Superintendent Kondur Petroleum SA – EMP Group (2005-2007), Staff Ahli Direktur Utama PT. Bumi Siak Pusako Bidang Ekternal Relation dan CSR, Team Manager Government & Public Relation Badan Operasi Bersama PT. Bumi Siak Pusako – PT. Pertamina Hulu Energi (2007-2013) dan saat ini menjabat CSR & Corcom Manager disebuah perusahaan tambang batubara terbesar di Provinsi Aceh.
 
Selain dikenal sebagai professional sukses, Azizon juga aktif dalam berbagai organisasi pelajar, mahasiswa, kepemudaan dan social kemasyarakatan sejak bangku sekolah menengah, diantaranya; Pengurus OSIS dan PMR SMPN 4 Pekanbaru (1990), Ketua OSIS/ Ketua PMR SMAN 1 Duri (1992), Wakil Ketua Dewan Kerja Ranting (DKC) Premuka Mandau dan Peserta Raimuna Nasional Gerakan Pramuka di Cibubur (1992), Ketua Umum Ikatan Pemuda Melayu Riau (IPMR) Propinsi Riau (1993 - 1996), Wakil Ketua Pusat Kegiatan Rohani Islam Faperi Unri (1994), Wakil Ketua HMJ MSP Faperi Unri (1994), Ketua BPM Faperi Unri (1995), Korwil Sumatera Himitekindo (1995), Ketua Senat Mahasiswa Universitas Riau (1996), Ketua PTKP HMI Cabang Pekanbaru (1996), Ketua PTKP HMI Cabang Dumai (1997), Ketua UKM Olahraga Unri (1997), Ketua Umum DPW HPPI Provinsi Riau (1998), Sekretaris KNPI Kabupaten Pelalawan 2 Periode, Wakil Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Pelalawan, Wakil Ketua KNPI Provinsi Riau (2004-2007) dan masih banyak jabatan lainnya yang tidak mungkin kita tulis satu-persatu.
 
Diorganisasi profesi, pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Asosiasi Manager Indonesia (AMA) Cabang Pekanbaru, Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Provinsi Riau, Pendiri dan Pengurus Perhimpunan Humas Indonesia (Perhumas) Riau, Pengurus Ikatan Sarjana Oceanografi Indonesia (ISOI) Riau, Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Wakil Ketua Forum Humas BPMIGAS – KKKS Se- Riau, dll.
 
Dibidang pendidikan, mantan Ketua Ikatan Muslim Riau Andalan – PT. RAPP, Sekretaris Badan Dakwah Islam (BDI) Kondur Petroleum SA dan Pendiri Badan Dakwah Islam (BDI) PT. Mifa Bersaudara ini, dari tahun 2000 – 2005 aktif sebagai dosen luar biasa dibeberapa perguruan tinggi di Pekanbaru, Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Bernas Kabupaten Pelalawan yang mengelola Sekolah Unggul, Ketua Tim Seleksi Program Beasiswa Yayasan Bhakti Tanono, Ketua Yayasan Alumi Aktivis Mahasiswa Riau dan aktif sebagai narasumber dalam berbagai seminar, pelatihan dan diskusi.
 
Dibidang dunia tulis menulis, selain aktif menulis diberbagai media cetak local dan nasional, sedikitnya Azizon sudah menerbitkan 9 buah buku, diantaranya; Kritik Sosial Seorang Mahasiswa (Unri Press, 1998),  Otobiografi H.T. Said Noerdin Pejuang Tiga Zaman (PPMR Press, 2000), Tim Penulis Buku Seayun Langkah Membangun Riau - Community Development PT. RAPP (PPMR Press 2001), Tim Penulis Buku 40 Tahun UNRI dengan judul, “Peluang dan Tantangan Alumni Unri dalam meraih kesempatan kerja” (Faperika Perss 2002), Tim Penulis Buku Paradigma Baru Partai Golkar (Bapilu Perss 2003), Tim Penulis Buku Perjalanan Pergerakan Mahasiswa Riau (UIN Perss 2003), Community Development Konsep dan Aplikasi (2004), Satu Tekad Untuk Peduli Mendedah Program Peternakan Bebek Community Development Kondur Petroleum SA (2005) dan Hati Nurani Seorang Mantan Aktivis Kampus Kata Pengantar Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan Drs. Ferri Mursildan Baldan (2005).
 
Banyak prestasi yang diukirnya dalam usia muda sehingga wajar Azizon Nurza selalu menjadi inspirasi anak muda Indonesia khususnya Provinsi Riau. “Tokoh muda Indonesia ini, dilahirkan di kampung halaman sang ibunda, Bagan Siapi-api (Rokan Hilir) pada tanggal 13 Mei 1975 dari pasangangan bahagia Drs.H.Zenal Abidin dan Hj. Nursiah Sani yang merupakan pasangan pensiunan guru SD. Masa kanak-kanak dihabiskan di kampung halaman ayah, Sungai Apit dan Sungai Bayam (Kabupaten Siak). 
 
Dibesarkan dalam kekentalan nuansa ke-Melayuan dan Islam. Semangat ke-Melayuan, ke-Islaman dan kesederhanaan diwariskan sang ayah kepadanya sedangkan motivasi untuk sukses dan jiwa kepemimpinan diwariskan sang ibunda. Masa kecilnya yang sulit telah banyak memberikan warna bagi komitmen dan keberpihakannya dengan masalah yang melilit masyarakat kecil, terpinggir dan termarjinalkan khususnya Melayu Riau dan Aceh Barat. Mimpi besarnya menyulut semangat, untuk membuktikan kesuksesan adalah milik semua orang dan tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha. Merubah bangsa ini bukan dengan slogan dan kata-kata, merubah derita ini bukan dari mulut dari cerita. Mari kita rubah derita ini dengan hati dan kerja, tegasnya.
 
Azizon sejak kecil sudah ditempa oleh orangtuanya, selain diajarkan memasak oleh ibunda, jiwa wiraswasta sudah ditanamkan sejak masih SD. Masa kecil ia berjualan sayur di Pasar Sungai Apit dan berjualan rambutan di Pasar Sail Pekanbaru. Disaat teman-temannya di SMPN 4 Pekanbaru mengisi liburan ke kota besar, Azizon pulang ke Sungai Apit dan bersama sanak keluarganya membuka kebun sagu di Tanjung Layang dalam usia 15 tahun ia memiliki 2 hektar kebun Sagu hasil keringatnya sendiri. Untuk menambah uang jajannya semasa SMA, Azizon menjadi penjahit salah satu usaha konveksi di kota Duri dan pelatih Pramuka.
 
Masa kuliah dihabiskannya untuk menyelesaikan studi tepat waktu, menempa kemampuan memimpin melalui berbagai jabatan strategis di kampus dan ekstra kampus, aktif menulis diberbagai media cetak dan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan social kemasyarakatan. Tak heran jika ia sangat dikenal oleh berbagai kalangan dan menjadi rebutan dunia usaha masa itu untuk direkrut menjadi karyawan.
 
Disaat semua orang bingung dan harus mengirimkan puluhan bahkan ratusan lamaran agar bisa mendapat pekerjaan. Azizon malah dilamar oleh berbagai perusahaan bergengsi. Saat baru saja selesai ujian sarjana disela-sela peluncuran buku pertamanya yang menumpang dengan peluncuran buku Tempias Prof.DR. Tabrani Rab yang dieditor oleh Prof.DR.Feliatra di Hotel Sahid Pekanbaru tahun 1998, Azizon dilamar oleh Jan Olof Svension Managing Director PT. RAPP untuk menjabat Community Development Staff, disaat yang bersamaan ia juga ditawarkan posisi Staff HR oleh Nyau Kwit Men Direktur Utama PT. IKPP dan menjadi Enviromental Officer disebuah perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kalimantan. 
 
Setelah melewati berbagai pertimbangan, akhirnya karir professional dimulai oleh Sarjana Ilmu Kelautan ini sebagai Staff Community Development PT. RAPP yang merupakan perusahaan pulp dan kertas terbesar di Asia. Karirnya terus melonjak naik menjadi PR Officer, Senior PR Officer, NgO & Campus Relations Head dan dalam usia 27 tahun ia sudah menjabat Public Relations Senior Head PT. RAPP.
 
Disaat ia dalam proses promosi di PT. RAPP, Azizon mendapat tawaran dari Laksamana Simanjuntak salah satu pejabat senior Kondur Petroleum untuk bergabung dan setelah melalui proses seleksi yang cukup ketat dan mengalahkan 3 kandidat yang berasal dari perusahaan Migas, dalam usia 30 tahun dipercaya menjabat Superintendent yang membawahi Departemen Public Relations, Departemen Land Matter, Departemen Community Development & Departemen Security di Kondur Petroleum SA.
 
Komitmennya untuk membangun Riau sangat terasa, hasil investigasi ke beberapa tokoh masyarakat di Bengkalis dan Siak. Azizon berhasil membangun komunikasi yang baik antara Kondur dengan masyarakat dan Pemda, menggerakkan beasiswa penuh untuk Putra Bengkalis dan Siak untuk melanjutkan pendidikan ke Perminyakan UIR, Akademi Perawat Muhammadiyah, Akademi Kebidanan Rab, Politeknik dan Program Sarjana di IPB. Dibidang ketenagakerjaan, pada masa itu masyarakat mendapat kesempatan yang luas untuk bekerja dan bermitra.
 
Disaat karirnya sedang bagus-bagusnya dan tawaran promosi ditangan, Azizon malah meninggalkan kesempatan tersebut dan menerima tantangan untuk bergabung memperkuat posisi anak daerah di BUMD yang merupakan satu-satunya di Indonesia yang dipercaya mengelola ladang minyak Blok CPP. Diusia 33 tahun, Azizon memulai karir sebagai Staff Ahli Direktur Utama PT. Bumi Siak Pusako bidang Eksternal Relation dan selanjutnya discondeekan menjabat Team Manager Government & Public Relations Badan Operasi Bersama (BOB) PT. Bumi Siak Pusako – PT. Pertamina Hulu.
 
Ada cerita menarik dalam rentang 2007-2013 masa karirnya. Pertama, perjanjian kerjanya dengan PT. BSP tidak diakui oleh Manajemen BOB PT. BSP – Pertamina Hulu, walau jabatannya tetap diakui Staff Ahli Direktur PT. BSP dan selanjutnya diperbantukan dengan jabatan Team Manager Government & Public Relation BOB PT. BSP – Pertamina Hulu, tapi gaji pokoknya sama dengan level Supervisor (turun 60% dari perjanjian kerja dengan PT. BSP dan 40% dari gajinya saat di Kondur). Sempat terpikir waktu itu ingin berhenti dan mengambil sebuah tawaran yang datang dari salah satu perusahaan Migas yang beroperasi di Kepulauan Riau, tapi niat itu terpaksa ia batalkan saat ayahnya mengatakan, “Nak, jangan karena uang membuat semangatmu berkurang. Bukankah kepindahan izon dari Kondur ke BSP untuk membangun kampong halaman Siak tercinta. Papa tidak ingin anak papa diukur karena uang, kalian tujuh beradik papa dan mama hantar kejenjang sukses juga dengan keterbatasan. Yakinlah jika memang itu rezeki Izon tidak akan kemana”. Walau dizalimi tapi jika prestasi dan unjuk kerja Azizon tetap terdepan setiap tahun KPI-nya tercapai dan nilainya selalu A. Hal kedua yang sangat membeni Azizon sampai saat ini, berbagai kesuksesan membangun masyarakat yang ukirnya saat bekerja di PT. RAPP dan Kondur Petroleum, gagal dilakukannya dikampung halamannya sendiri (Siak Sriindrapura) saat bekerja dengan perusahaan daerah yang kepemilikan sahamnya 50% dengan jumlah karyawan asal Riau hampir 80%, berbagai mimpi dan konsep yang dibawanya (ada bukunya) tidak mendapat dukungan. 
 
Karirnya diperusahaan Migas terpaksa berakhir karena dirinya mendapat dukungan masyarakat menjadi salah satu Bakal Calon Wakil Gubernur Riau pada Pilkada tahun 2013, hal ini membuat PT. Bumi Siak Pusako (BUMD yang dimiliki pemerintah provinsi dan kabupaten ini) memecatnya sepihak, padahal sesuai dengan peraturan perusahaan, seorang karyawan baru bisa diberhentikan jika sudah terdaftar jadi calon. Setelah melalui proses mediasi yang cukup panjang, akhirnya Azizon dan PT. BSP sepakat untuk mengakhiri perjanjian kerjanya. “Mungkin Allah memberikan jalan kepada saya untuk hijrah dari Riau dan membuktikan apakah memang saya ini punya nilai jual atau hanya jago kandang. Saya ambil selalu hikmah positif dari berbagai hal yang terjadi dalam hidup ini” tegas Azizon.
 
Banyak pihak waktu itu beranggapan karirnya professional Azizon akan redup, sebab berhadapan dengan kekuasaan di Riau, yang terjadi malah sebaliknya, Azizon mendapat beberapa tawaran dari perusahaan multinasional seperti ANJ Group (Sawit) untuk posisi General Manager Corporate Social Responsibility dengan wilayah operasinya di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya dan PT. Media Djaya Bersama (Tambang Batubara) untuk posisi CSR & Corcom Manager yang beroperasi di Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Pilihannya jatuh untuk mengabdikan diri di Negeri Serambi Mekah dan bergabung diperusahaan tambang batubara terbesar di Provinsi Aceh.
 
Perjalanan Tokoh Inspirasi Riau ini menarik diikuti. Banyak kalangan memprediksikan ia akan menjadi pemimpin masa depan dengan melihat sepak terjang, prestasi, kemampuan intelektual, konsep serta gerak langkahnya yang susah ditebak.  Dalam usia terbilang muda, Suami dari Gulma Saidayani Siregar, SPd dan ayah dari Imam Aulia Raihan (14 tahun), Dhiva Putri Pinasthika (12 tahun) dan Qhaizer Arfa Ghanim Feysa (6 tahun) telah mengukir banyak prestasi dan karya dimanapun ia berada.
 
Azizon Nurza adalah calon pemimpin masa depan untuk Provinsi Riau dan tokoh yang akan membawa nama Riau ketingkat nasional. Dipemilu 2009, Azizon Nurza pindah menjadi kader Partai Hanura dibawah kepemipinan Jenderal Wiranto dan disaat sama ia luncurkan buku kader parta Hanura pertama di Indonesia, Hati Nurani Mantan Seorang Aktivis Kampus yang kata pengantarnya langsung diberikan oleh Jenderal Wiranto Ketua Umum Partai Hanura dan Ferry Mursildan Baldan saat itu fungsionaris Partai Golkar tempat dimana Azizon didik secara politik. Waktu itu beredar cukup santar isu, jika Partai Hanura menang pemilu dan Wiranto terpilih menjadi presiden, Azizon adalah salah satu kader muda dan akan mewakili Riau duduk dalam jajaran kabinetnya. Saat ini ditanyakan Azizon hanya membalas dengan senyuman.
 
Banyak tokoh Riau dan aktivis pergerakan berharap, Azizon bisa tampil memberikan warna baru bagi kepemimpinan di Negeri Kaya Riau yang sudah berkarat dengan budaya KKN-nya. Masuknya 3 Gubernur Riau berturut-turut karena korupsi dan beberapa Bupati karena kasus yang sama merupakan tamparan memalukan untuk Riau yang dikenal sebagai negeri beradat dan kuat agamanya. Sepak terjang dan jejak rekam diri dan keluarganya, didukung besarnya komitmen dan idelisme diri serta jaringan yang sudah menasional membuat Azizon menjadi tokoh harapan masyarakat.
 
 “Politik bagi saya adalah sarana penyaluran hobby organisasi, aktualisasi diri dan bersosialisasi. Saat ini saya ingin focus dalam karir sebagai professional, kalau mengabdi untuk Riau dan negeri ini kan tidak harus jadi Politisi dan Penguasa, dimanapun dan kapanpun jika kita punya keinginan kita bisa berbuat untuk masyarakat. Saya bersyukur Allah memberikan jalan berkarir dibidang Public Relation dan Corporate Social Responsibility, selain bisa berkarir dan menghidupi keluarga, disisi lain saya bisa bergaul dengan banyak kalangan dari rakyat jelata sampai penguasa, saya bisa mengabdi untuk masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan dan insaallah ini juga menjadi amal sebagai modal diakhirat nanti”.
 
Saat ditanya apa obsesinya terbesarnya? Mimpi terbesar saya adalah memiliki sebuah komplek Islam terpadu, yang didalamnya ada Pesantren Islam Modern Terpadu, tempat suluk dan tempat iktikab berupa taman yang indah. Kawasan yang menjadi pusat dakwah, pusat pendidikan kader Islam dan wisata religius. Tujuan kita hidup adalah mencari ridho Allah, mengisi setiap waktu dengan karya, prestasi, pengabdian dan amal kebajikan. Saya ingin meneruskan kegiatan dakwah buyut sebelah ibu yang merupakan seorang ulama bernama Khalifah Pogi alias KH. Umar asal Bagan Siapi-api.
 
Menutup pembicaraan, Azizon membacakan satu bait pantun. “Antan kayu jangan dibakar, kalau dibakar tak makan api, Anak Melayu Riau jangan dicabar, Kalau dicabar tak takut mati” dan menitip pesan kepada generasi muda, “Ayo terus belajar, belajar dan belajar, jadilah generasi unggul dan memiliki daya saing. Tantangan kita kedepan semakin berat, hanya mereka yang memiliki kompetensi, jaringan dan semangat juang yang besar yang akan sukses. Hidup memang tidak mudah, tapi bukan alasan untuk menyerah. Jadikan masalah sebagai sarana belajar kuat, hebat, pintar dan tak terkalahkan. Isi setiap waktu dengan ibadah, karya, prestasi dan pengabdian. (*).
 
Share
Berita Terkait
  • 3 minggu lalu

    PSN Jembatan Pulau Bengkalis - Sungai Pakning, Tunggu Rekomendasi Teknis dari Kementerian PUPR


  • 2 bulan lalu

    Pasangan Abdul Wahid - SF Hariyanto : Jembatan Bengkalis Bukan Janji Politik, Tapi Bagian dari Kewajiban


  • 3 bulan lalu

    Makam Nabi Muhammad Shalallahu 'Alayhi Wasallam adalah tempat Paling Mulia di Bumi

    JAZIRAH, - Makam Nabi Muhammad Shalallahu 'Alayhi Wasallam berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Dahulu tempat ini adalah kamar beliau dan istrinya yakni Aisy

  •