TEMBILAHAN, INHIL, RIAU, - Hilangnya 8 paket proyek besar dari LPSE Inhil satu bulan yang lalu, diduga terkait dengan adanya tekanan dari pihak tertentu agar 8 paket tersebut menjadi pekerjaan perusahaan tertentu.

 

Kemudian, semenjak diumumkan lagi beberapa hari yang lalu, beberapa pejabat tinggi di lingkungan Pemkab Inhil mengaku kembali mendapatkan "teror" dari pihak tersebut.

 

"Saya diberitahu oleh salah seorang pejabat tinggi di Inhil, bahwa dirinya beberapa kali mendapat "teror" dari kolega mantan petinggi partai agar 8 paket proyek itu dikerjakan oleh perusahaan mereka, " ungkap salah seorang sumber yang dapat dipercaya kepada awak media di Tembilahan, Kamis (9/6).

 

Bahkan menurutnya, salah seorang pejabat di Unit Layanan Pelelangan (ULP) Inhil Rabu malam (8/6) didatangi beberapa orang yang mengaku kolega dari mantan petinggi partai itu.

 

"Tadi malam (Rabu malam, red) saya juga diberitahu bahwa pejabat di ULP didatangi banyak orang yang mengaku utusan mantan petinggi partai itu, " ujar sumber yang dipercaya tersebut.

 

Akibat kejadian itu, katanya, pejabat yang bersangkutan menyampaikan kepada pimpinannya. Sehingga pimpinannya itu minta bantuan dari Mapolres Inhil untuk mengamankan.

 

Ketika hal ini coba dikonfirmasikan kepada Kapolres Inhil, AKBP Hadi Wicaksono. Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak mendapat laporan.

 

"Tidak ada laporan ke tempat saya, " ujarnya melalui pesan pendeknya, Kamis (9/6). (*).