RIAUONE.COM, TEMBILAHAN - Terkait dugaan penyalahgunaan dana konsultan Program Pendamping Desa Mandiri tahun 2012 lalu, Mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Inhil, H Edy Syafwannur diperiksa Unit Tipikor Polres Inhil sebagai Saksi.

 

Nama Edy Syafwannur muncul saat pemeriksaan seorang tersangka berinisial H yang diketahui adalah Direktur PT Consulindo, konsultan pelaksana Desa Mandiri tahun 2012.

 

Pemeriksaan yang dilakukan di salah satu ruangan Mapolres Inhil, Selasa (30/8/2016) berlangsung tertutup. Bukan itu saja, sejumlah wartawan juga dilarang mengambil gambar di sana.

 

Meskipun salah seorang anggota polisi di Unit Tipikor Polres Inhil membenarkan adanya pemeriksaan saksi Edy Syafwannur itu, namun sayang mereka tidak mau memberikan keterangan lebih jauh."Benar pak, kalau mau konfirmasi silahkan ke atasan dulu," katanya.

 

Sementara itu, saat dikonfirmasi awak media, Iwan sapaan akrab Edy Syafwannur tidak membantah dirinya telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian terkait adanya dugaan penyalahgunaan dana kegiatan konsultasi program pendamping Desa Mandiri tersebut.

 

Menurut Edy, kehadiran dirinya di unit Tipikor Polres Inhil hanya sebagai saksi.“Saya dimintai keterangan sebagai saksi. Tidak terlalu banyak yang dipertanyakan, makanya tidak lama. Tidak lebih dari satu setengah jam,” Jawab Edy melalui sambungan selularnya, selasa (30/8/2016) malam.

 

Sebagai mantan kepala BPMPD Inhil, Edy mengatakan suatu hal yang wajar dirinya akan dimintai keterangan oleh pihak penyidik terkait dugaan terjadinya penyalahgunaan wewenang pelaksanaan kegiatan dimaksud.

 

Aturan hukum ini menurut Iwan, tentunya haruslah dipatuhi oleh setiap warga Negara Indonesia yang baik.

 

“Itu memang tugasnya kepolisian. Sebagai warga Negara tentunya saya harus taat dan patuhi. Tak ada yang perlu saya tutup-tutupi.

 

Sejauh ini, tidak ada sangkaan apapun yang dituduhkan kepada saya. Sekali lagi kehadiran saya hanya sebatas dimintai keterangan sebagai saksi.” terangnya.

 

Disinggung mengenai adanya keterlibatan atas dugaan penyalahgunaan dana kegiatan konsultasi program pendamping Desa Mandiri bahkan juga di”tuduhkan” ikut menikmati, Iwan-pun tidak sungkan untuk menjawab panjang lebar.

 

“tapi itu off the record. Kalau saya minta dipublikasikan-pun, sebagian orang mungkin juga ada yang akan tidak percaya. Biarlah nanti proses hukum yang akan membuktikan. Saya percayakan kepada pihak Kepolisian. Namun yang perlu anda ketahui terkait kegiatan dimaksud sudah di audit oleh BPK dan tidak ada penyimpangan.” pungkasnya.

 

Untuk sekedar mengingatkan, Edy Syafwannur dalam Pilkada Inhil tahun 2013 yang lalu juga ikut meramaikan pesta rakyat berdampingan bersama H Agussalim.

 

Pilkada Inhil tahun 2018 mendatang pun, Adik ipar mantan Bupati Inhil, H Indra Muchlis Adnan ini dalam konfrensi persnya dihadapan awak media juga secara terang terangan sudah menyatakan kesiapan untuk kembali maju.

 

Dengan kondisi seperti ini, sudah hal wajar setiap apapun yang terjadi dalam kehidupan keseharian pria ini tentunya akan menjadi perhatian publik termasuk kawan maupun lawan politiknya.

 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Riauone.com, dalam kasus ini, diketahui telah diperiksa puluhan saksi untuk dimintai keterangan oleh pihak penyidik terkait kasus tersebut. Bahkan, tiga orang yang telah berstatus tersangka kini dikabarkan sudah ditahan Polres Inhil.(dro/san)