• Home
  • Otonomi
  • Titik Panas Di Sumatera Alami Peningkatan, Riau Mencolok
Sabtu, 27 Agustus 2016 18:17:00

Titik Panas Di Sumatera Alami Peningkatan, Riau Mencolok

PEKANBARU, RIAU, - Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 65 titik panas berada di Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih dari 50 persen.
 
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Sabtu, menjelaskan jumlah titik panas tersebut mengalami kenaikan dibanding pantauan terakhir 51 titik panas.
 
"Hampir 94 persen atau 61 titik panas dari total 65 jumlah titik, terkosentrasi di Provinsi Riau. Sisanya di Provinsi Lampung terdeteksi tiga titik dan Provinsi Sumatera Barat satu titik," katanya menjelaskan.
 
Dia memaparkan hal tersebut, setelah melihat sebaran titik panas di Sumatera berdasarkan rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari pantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA yakni Aqua dan Terra.
 
Slamet berujar, 61 titik panas di Riau tersebar pada lima kabupaten yakni Rokan Hilir 36 titik, Siak 13 titik, Bengkalis sembilan titik, Rokan Hulu dua titik, dan Kampar satu titik.
 
Terdapat empat daerah yang terdeteksi oleh satelit dengan jumlah total 49 titik diantaranya merupakan titik api karena miliki tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen atau berpotensi karlahut.
 
"Ke-49 titik api itu berada di Rokan Hilir 31 titik, Siak terpantau 10 titik api, Bengkalis tujuh titik, dan Kampar satu titik," ucapnya.
 
Kabut asap tebal sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan dilaporkan mulai menyelimuti wilayah di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis.
 
Hendre, warga Kecamatan Mandau mengatakan, dalam beberapa hari terakhir ini terutama di pagi hari, kabut asap mulai terlihat. Setelah waktu tengah hari, kabut asap mulai menipis dan hilang.
 
"Tetapi sejak Jumat (26/8) hingga Sabtu (27/8) pagi ini, kondisinya semakin memburuk. Bahkan jarak pandang mulai terganggu yakni hanya sekitar 150 meter," katanya.
 
Dilaporkan juga, debu dari hasil pembakaran lahan dan hutan di wilayah tersebut turut berterbangan, sehingga mengganggu kualitas udara di daerah itu.
 
Meski kabut asap tebal menyelimuti wilayah tersebut, tetapi warga setempat masih tetap melakukan aktivitas di luar rumah dengan mayoritas tanpa mengenakan masker.
 
Kepala daerah setempat telah mengintruksikan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kesehatan Bengkalis, untuk terus memantau situasi dan kondisi di lapangan.
 
"Setiap hari harus dipantau, lakukan koordinasi dengan PT Chevron Pasifik Indonesia. Terutama untuk mengetahui kadar polusi udara di Mandau dan Pinggir. Jika benar-benar berbahaya, kita bisa liburkan anak-anak sekolah," kata Bupati Bengkalis, Amril Mukminin. (ant).
Share
Berita Terkait
  • 8 tahun lalu

    Titik Panas Mulai Terpantau di Riau

    PEKANBARU - Meskipun diguyur hujan kemarin, hotspot masih terpantau di beberapa daerah di Riau. Kondisi ini menarik perhatian, mengingat ancaman kebakaran lahan dan hutan m
  • 8 tahun lalu

    Pantau Titik Api, Satgas Karhutla Riau Patroli Udara

    PEKANBARU, RIAU, - Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau mengaku, secara rutin melakukan patroli memantau titik api lewat udara.
  • 8 tahun lalu

    Bupati Amril : Jangan Tambah Titik Api Lagi

    BENGKALIS, PINGGIR - Saat ini sejumlah kawasan di Kabupaten Bengkalis telah terjadi kebakaran lahan dan hutan atau karlahut, sehingga menyebabkan kabut asap menyelimuti seb
  • 8 tahun lalu

    66 Hotspot Terpantau di Tujuh kabupaten di Riau

    PEKANBARU, RIAU, - Minimnya curah hujan akhir-akhir ini membuat sejumlah wilayah di Sumatera rawan terjadi kebakaran lahan. Minggu (14/8/2016), 92 titik panas terpantau di
  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified