Sabtu, 28 September 2013 06:49:00
Harga Minyak Turun Karena Kondisi Suriah dan Irak
Washington: Harga minyak turun pada Jumat atau Sabtu (27/9) pagi, di tengah meredanya ketegangan antara Barat dan Suriah serta Iran, dan ketika para pedagang menyaksikan pertempuran politik AS atas tenggat waktu anggaran dan utang yang semakin dekat.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November di New York Mercantile Exchange ditutup pada 102,87 dolar AS per barel, turun 16 sen dari tingkat penutupan Kamis.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan minyak Eropa, turun 58 sen menjadi 108,63 dolar AS per barel di perdagangan London.
Harga minyak telah cenderung terus melemah baru-baru ini di tengah tanda-tanda kemajuan diplomatik dalam menyelesaikan kekhawatiran Barat tentang program nuklir Iran dan senjata kimia Suriah.
WTI menghentikan penurunan beruntun lima hari pada Kamis, namun kenaikannya moderat, 37 sen, dan kontrak berjangka melanjutkan penurunannya lagi.
"Secara keseluruhan, kami melihat fundamental langsung sebagai lebih konsisten dengan siklus lebih lanjut dari likuidasi panjang, karena kemajuan diplomatik senjata kimia Suriah dan program nuklir Iran mengurangi ancaman terhadap gangguan persediaan minyak," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Pasar menunggu hasil keputusan Dewan Keamanan PBB pada Jumat malam tentang resolusi PBB untuk penghancuran persediaan senjata kimia Suriah.
"Pasar saat ini fokus pada jangka pendek dan apa yang akan terjadi dengan resolusi ini," kata Daniel Flynn dari The PRICE Futures Group.
Investor sebelumnya khawatir bahwa kemungkinan serangan pimpinan AS di Suriah sebagai pembalasan atas dugaan penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri akan memicu konflik yang lebih luas di kawasan kaya minyak mentah Timur Tengah.
Pedagang juga terus mengawasi Washington, di mana pertarungan politik sengit atas anggaran dan plafon utang sedang berkecamuk.
Kongres harus mencapai kesepakatan anggaran pada Senin (30/9) tengah malam, atau menyebabkan sebagian penutupan kegiatan pemerintah federal pada Selasa (1/10), awal tahun fiskal 2014.
Senat AS meloloskan RUU anggaran sementara pada Jumat dan mengirimkannya ke DPR AS yang dikuasai Partai Republik ketika hampir memasuki tenggat waktu.
Sebuah penutupan atau penghentian kegiatan pemerintah selama dua minggu akan mengurangi 0,3 persen poin dari pertumbuhan ekonomi terbesar dunia itu, menurut Macroeconomic Advisors, sehingga membebani permintaan energi. Namun demikian, perhatian lebih besar analis pasar adalah batas waktu plafon utang yang kian dekat.
Kongres perlu menaikkan batas pinjaman nasional pada 17 Oktober menurut Departemen Keuangan AS, atau Amerika Serikat bisa dipaksa mengalami "default" (gagal bayar) pada utangnya untuk pertama kalinya dalam sejarah.(ant/roc)
Share
Berita Terkait
Komentar