Minggu, 02 Maret 2014 18:30:00
Imbangi Singapura, Infrastruktur Industri Batam Diperkuat
Pemerintah terus saja memperkuat infrastruktur industri di pulau Batam. Tujuannya untuk mengimbangi dominasi Singapura. Upaya itu ditandai dengan dibangunnya proyek-proyek ketenagalistrikan baru yang diluncurkan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo.
Proyek yang berlokasi di Tanjung Uncang tersebut, meliputi pembangunan Pipa Gas Ruas 2 Pemping-Tanjung Uncang (milik konsorsium PT PLN Batam dan UBE), PLTG Tanjung Uncang (milik Independent Power Producer/IPP), PLTGU Tanjung Uncang (milik PT PLN Batam), Gardu Induk (GI) Tanjung Uncang, dan Transmisi 150kV Sagulung-Tanjung Uncang.
Peluncuran proyek di Kampung Taroka, Tanjung Uncang, Batam, seperti dilaporkan SindoNews, dihadiri Gubernur Kepulauan Riau, Walikota Batam, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Deputi Pengendalian Komersil SKK-MIGAS, Direktur Utama PT PLN (Persero), dan Direksi PLN Batam. Dalam soft launching prasasti ditandatangani langsung oleh Wakil Menteri ESDM.
Pembangunan lima proyek ketenagalistrikan ini merupakan rencana strategis perusahaan untuk menambah komposisi pembangkit milik sendiri, yakni dalam menyediakan kepastian ketersediaan dan keberlangsungan pasokan listrik di Batam dengan pasokan energi primer gas dari Natuna.
"Hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Batam dan sekitarnya yang terus meningkat setiap tahun. Termasuk mendukung pertumbuhan ekonomi, bisnis, dan industri Batam sebagai kota industri, sehingga semakin menarik investor untuk mengembangkan usahanya di Batam," ujar Susilo, Sabtu (01/03/014).
Proyek Pembangunan Pipa Gas Ruas 2 bawah laut berdiameter 16 inc dengan panjang 13,5 km dari Pulau Pemping ke Tanjung Uncang-Batam, merupakan infrastruktur yang sangat strategis. Mengingat pipa tersebut akan memasok gas domestik dari sumur gas di Natuna ke Batam, yang dijadwalkan akan mulai beroperasi pada akhir 2014.
Proyek PLTGU Tanjung Uncang milik PT PLN Batam dengan kapasitas 2X42,5 MW rencananya akan beroperasi Desember 2014, ditambah 42,5 MW Combined Cycle menggunakan bahan bakar gas alam sebesar ±18 bbtud, setara dengan 550 kilo liter/hari yang dipasok melalui pipa tersebut.
Sementara proyek pembangkit ketiga, yaitu PLTG Tanjung Uncang milik IPP berkapasitas 2X35MW direncanakan beroperasi pada tahun yang sama. Proyek keempat adalah Gardu Induk 150/20 KV dan proyek kelima jalur transmisi 150 kV dari Tanjung Uncang ke Sagulung sepanjang 6 km dengan pemasangan tower steel monopole sebanyak 35 tower.
"Dibangunnya proyek-proyek tersebut diharapkan semakin memperkuat sistem kelistrikan di Batam, termasuk dari sisi ketahanan suplai energi primer untuk pembangkit, yang semula hanya bergantung terhadap satu sumber, yaitu dari Grissik Sumatera Selatan. Nantinya dua sumber, yaitu dari Natuna, sehingga apabila dilakukan maintenance pipa, maka suplai gas bisa disalurkan dari sumber lain," jelas ESDM.(et/roc)
Share
Berita Terkait
Apakah Sering di PHP?Alot, Warga Rempang sudah diIming-iming BP Batam Tanah, Rumah Senilai Rp120 Juta hingga Biaya Hidup Jika Mau Direlokasi
NASIONAL, - Polemik warga dengan pemerintah di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau belum juga menemukan titik terang hingga saat ini. Bahkan imbas rencana pembangunan proyek st
Ustad Abdul Somad Menjawab Tuduhan Ekstremis yang Jadi Sebab Larangan Masuk Singapura
DUNIA, - Ustad Abdul Somad (UAS) menjawab tuduhan-tuduhan yang menjadi dasar larangan masuk ke Singapura. UAS dianggap pihak Singapura sebagai sosok 'ekstremis'.
Berikut Jawaban Singapura Usai Tolak Ustaz Abdul Somad Masuk Singapura
DUNIA, - Muncul desakan dari dalam negeri agar Singapura menjelaskan mengapa menolak Ustaz Abdul Somad Batubara atau UAS masuk ke negara mereka. Pemerintah Singapura pun memberi
Ustadz Abdul Somad Dideportasi dari Singapura
RIAU, - Ustadz Abdul Somad (UAS) bersama keluarga dan sahabatnya dideportasi oleh petugas Imigrasi di Pelabuhan Tanah Merah Singapura Senin (16/5/2022).
Sampai saat
Komentar