Rabu, 30 April 2014 10:33:00

Kinerja Bank Umum di Riau Melambat

riauone.com, ROC - Meskipun total asset bank umum di Riau berdasarkan laporan Bank Indonesia Perwakilan Pekanbaru membukukan sekitar Rp75,72T atau tumbuh secara tahunan sebesar 3,41% (yoy), lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2013 yang mencapai 7,85% (yoy), namun secara umum kinerja bank umum Riau mengalami perlambatan.
 
Hal tersebut diungkapkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Mahdi Muhammad dalam paparannya mengenai Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Riau, kemarin.
 
Menurut Mahdi, melambannya kinerja bank umum tersebut karena didorong oleh melambatnya pertumbuhan komponen DPK seiring dengan menurunnya tabungan, sementara Rasio kredit bermasalah bank umum juga mencatat sedikit kenaikan yakni dari 3,06% pada tahun 2013 menjadi 3,32%. Meskipun demikian, fungsi intermediasi masih kuat sebagaimana tercermin dari naiknya Loan to Deposit Ratio (LDR). “Sementara penurunan DPK secara triwulanan didorong oleh menurunnya tabungan,” ujarnya.
 
Sementara itu, secara sektoral penyaluran kredit masih diserap oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel dan sektir pertanian, masing-masing mencapai Rp10,86 triliun dan Rp 9,82 triliun.
 
Dilihat dari jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan utamanya digunakan untuk kredit produktif (62,60%). Secara tahunan pertumbuhan tertinggi disumbang oleh kredit investasi (25,60%) diikuti oleh kredit konsumsi (10,98%). Sementara kredit modal kerja turun sebesar 3,58%).
 
Sementara nilai NPL meningkat namun masih dalam batas wajar. NPL tertinggi pada triwulan I-2014 terdapat di Kab. Indragiri Hulu dan Kab. Kampar yang didominasi oleh NPL pada sektor perdagangan dan konstruksi.
 
Ditambahkannya, share kredit UMKM sedikit meningkat namun NPL mengalami peningkatan, kondisi ini perlu mendapat perhatian karena sudah melewati ambang batas yang ditetapkan oleh BI. “Hingga awal 2014, Provinsi Riau menduduki peringkat 9 nasional dan peringkat 4 Sumatera dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR),” jelasnya.
 
Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh 8 (delapan) bank pelaksana KUR di Riau hingga triwulan I-2014 telah mencapai Rp4,20 triliun, naik 4,37 % (qtq) dan 23,18% (yoy), namun lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,42% (qtq).
 
Penyaluran KUR di Riau mencakup sekitar 2,86% dari total penyaluran KUR secara nasional yang tercatat sebesar Rp147,06 triliun. Jumlah debitur penerima KUR di Provinsi Riau s.d triwulan I-2014 tercatat sebesar 175.735 jiwa. Rata-rata KUR yang diterima debitur masih sesuai dengan peruntukannya yaitu, rata-rata Rp23,91 juta.
 
Mahdi juga menilai kalau sektor perkebunan Riau khususnya kelapa sawit masih memberikan kontribusi yang sangat signifikan, bahkan perputaran uang di sektor perkebunan kelapa sawit per bulannya diperkirakan mencapai Rp4-5 triliun.
 
Secara tahunan, perkembangan nilai inflow-outflow pada triwulan I-2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini terlihat pada nilai inflow dan outflow, yang meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
 
Total nilai inflow selama triwulan I-2014 mencapai Rp1,89 triliun, sementara nilai outflow mencapai Rp2,13 triliun. Dengan demikian selama triwulan I-2014Provinsi Riau mengalami net-outflow sebesar Rp247,52 milyar, meningkat siginifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013 yang mengalami net inflow sebesar Rp98,04 milyar.
 
Sementara perkembangan transaksi non-tunai tumbuh stabil dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Hingga triwulan I-2014, nilai transaksi kliring mencapai Rp7,74 milyar, meningkat 2,47% dibandingkan triwulan I-2013 yang mencapai nilai Rp7,57 milyar.
 
Sementara dari sisi volume,transaksi kliring selama triwulan I-2014 mencapai 262 ribu warkat atau turun sebesar 5,50% dibandingkan dengan triwulan I-2013 yang mencapai 277 ribu warkat. Rata-rata transaksi secara tahunan meningkat dari Rp27,26 juta menjadi Rp29,56 juta .
 
Kegiatan sistem pembayaran non-tunai terutama melalui sistem BI-RTGS mengalami penurunan dari kumulatif nilai sebesar 19,62% (qtq). Total kumulatif nilai RTGS pada triwulan I-2014 tercatat sebesar Rp73,54 triliun sementara volume transaksi mencapai 47.244 lembar.
 
Mahdi juga menyebutkan kalau ekonomi tumbuh, maka dana masyarakat juga akan tumbuh dengan sendirinya, makanya BI sudah merilis kebijakan baru yaitu layanan keuangan digital, layanan ini menurutnya sangat pas dikembangkan di Riau, yang mana akses terhadapat perbankannya masih rendah.
 
Ia juga mengingatkan kalau dalam waktu dekat Riau juga akan mengalami perubahan iklim akibat adanya El Nino, hal ini nantinya menurut Mahdi juga akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi Riau, terutama di sektor perkebunan.(dzc/roc/rbc)
 
Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified