- Home
- Politik
- Lembaga Survei SMRC Paparkan Data: Semakin Banyak Warga Takut Bicara Politik dan Ditangkap
Rabu, 07 April 2021 14:37:00
Lembaga Survei SMRC Paparkan Data: Semakin Banyak Warga Takut Bicara Politik dan Ditangkap
NASIONAL, - Lembaga survei Saiful Mujani Research Center merilis hasil persepsi masyarakat teranyar terhadap situasi politik saat ini. Dari penjaringan opini mereka, semakin banyak masyarakat yang takut untuk berbicara masalah politik.
Survei yang dirilis pada Selasa (6/4) ini bertajuk Sikap Publik Nasional terhadap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI). Survei dilakukan kepada 1.064 responden dengan metode wawancara pada periode 28 Februari sampai 8 Maret 2021. Adapun margin of error dari survei ini mencapai 3,07 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebanyak 39 persen responden menyatakan selalu dan sering takut untuk membahas soal politik. Jumlah responden yang menyatakan selalu atau sering takut bicara soal politik tersebut naik 14 persen dibandingkan Juli 2009. Dengan demikian, semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut bicara politik.
"Meskipun tidak mayoritas, cukup banyak yang menilai bahwa masyarakat sering atau selalu takut bicara masalah politik," demikian tertulis dalam bahan paparan Saiful Mujani seperti dikutip pada Rabu (7/4).
Secara rinci, ada 7,1 persen responden yang menilai sekarang masyarakat selalu takut berbicara tentang masalah politik. Sementara yang menilai sering takut bicara politik ada 32,1 persen, jarang 33,3 persen, dan tidak pernah 20,2 persen. Selebihnya, 7,2 persen tidak menjawab.
Selain itu, survei menunjukkan ada 32 persen masyarakat yang menyatakan selalu atau sering takut karena penangkapan semena-mena oleh aparat hukum. Rinciannya, responden yang menilai selalu ada 5,4 persen, sering 26,5 persen, jarang 30,4 persen, tidak pernah 29,4 persen, dan tidak menjawab 8,4 persen.
Jumlah responden yang menyatakan selalu atau sering takut terhadap penangkapan semena-mena itu naik dari 23 persen dalam survei Juli 2009 menjadi 32 persen dalam survei Maret 2021.
Survei tersebut juga membagi persepsi responden dari afiliasi politiknya. Pemilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan mereka yang beranggapan masyarakat saat ini takut berbicara politik.
Sebanyak 62 persen responden yang mengaku pemilih partai Kakbah menyatakan masyarakat selalu/sering takut bicara politik. Adapun responden pemilih PAN yang menyatakan hal serupa mencapai 61 persen.
Adapun 58 persen responden yang memilih Partai KEadilan Sejahtera (PKS) menganggap masyarakat takut penangkapan semena-mena oleh aparat. Angka tersebut merupakan yang paling tinggi, di atas PAN (55 persen).
Dilihat dari massa pemilih calon Presiden, mereka yang memilih Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan relatif lebih khawatir bicara politik. Sebanyak 52 persen responden pemilih AHY dan 51 persen pemilih Anies menyatakan selalu/sering takut bicara politik.
Pemilih AHY juga paling sering mengkhawatirkan penangkapan semena-mena oleh aparat. Sebanyak 47 persen responden pemilih Ketua Umum Partai Demokrat itu menyatakan selalu/sering takut ditangkap petugas. (katadata/net/*).