Senin, 24 Mei 2021 09:02:00
Geger Ganjar-PDIP Tegang: Tak Diundang Rapat Konsolidasi, Disebut Fokus Nyapres
NASIONAL, POLITIK, - Hubungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan PDIP kini memanas. Pemicunya, karena Ganjar tidak diundang dalam rapat konsolidasi internal PDIP yang dipimpin Ketua DPP Puan Maharani.
Rapat koordinasi itu dilaksanakan pada Sabtu (22/5) di Kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Panti Marhaen Semarang. Selain itu, acara ini merupakan rangkaian acara HUT ke-48 PDIP.
Acara ini dihadiri 100 tamu secara langsung. Sedangkan tamu virtual via Zoom yakni 463 anggota DPRD kabupaten/kota, 35 DPC kabupaten/kota, 573 PAC serta badan dan organisasi sayap PDI Perjuangan se-Jawa Tengah.
Dalam pidatonya, Puan memberikan pesan kepada para kader untuk memenangkan Pemilu 2024. Menurut Puan, Jateng menjadi daerah suara terbanyak PDI Perjuangan.
"Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed," kata Puan.
Sementara Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuryanto membeberkan kriteria calon presiden yang bakal diusung PDIP di Pilpres 2024.
"Tiga kriteria itu diketahui setelah dilakukan penelusuran rekam jejak pada yang bersangkutan. Dari penelusuran rekam jejak akan diketahui tiga hal yaitu karakternya, kompetensinya, dan kapasitasnya," ujarnya.
Kabag Tata Usaha dan Rumah Tangga Pimpinan Setda Provinsi Jateng Hanung Cahyo mengatakan, ketidakhadiran Ganjar karena tidak mendapat undangan.
"Sudah saya cek dan pastikan tidak ada undangan acara tersebut baik selaku gubernur maupun selaku kader partai," kata Hanung Cahyo.
PDIP Tuding Ganjar Fokus Nyapres
Bambang Wuryanto menjelaskan alasan Ganjar tak diundang dalam acara itu. Menurut dia, selama ini Ganjar seakan abai dengan garis politik partai bahwa belum ada pembahasan soal capres 2024.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini menyebut, Ganjar malah lebih fokus mempersiapkan dirinya nyapres. Padahal seluruh kader PDIP paham betul bahwa urusan capres adalah urusan Ketum Megawati Soekarnoputri. Inilah mengapa Ganjar tak diundang dalam rapat konsolidasi itu.
"Alasannya, tugas Pak Ganjar itu jadi Gubernur Jateng. Tapi, hari ini Pak Ganjar trennya lebih fokus menuju capres. Kalau bicara soal capres itu wilayah ketum," ujar Bambang Pacul.
Selain itu Bambang Pacul menyebut, DPP sebenarnya sudah berkali-kali mengingatkan Ganjar agar tidak 'melangkahi' partai terkait pencapresan di 2024. Namun, saran ini tak didengar.
"Kami sebelumnya sudah memberi isyarat tapi tidak didengar. Kalau tidak didengar kan tidak dianggap, seperti kamu anak kecil gitu. Kalau kami tidak didengar ya sudah. Kami kan organisasi partai," ucap Pacul.
PDIP Ingatkan Ganjar Fokus Jadi Gubernur Jateng
Bambang Pacul menekankan, seharusnya Ganjar tidak fokus mempersiapkan diri menjadi capres.
"Bicara soal capres itu wilayah ketum. Sebelumnya kami sudah memberi isyarat tapi hari ini Pak Ganjar lebih fokus menuju capres," kata Pacu
Pacul mengingatkan Ganjar bahwa ia masih memiliki tugas sebagai Gubernur Jateng. Sehingga, sebagai gubernur yang diusung PDIP, lebih baik Ganjar fokus pada tugas tersebut.
"Dia itu masih jadi gubernur sampai nanti 2023. Kalau dia punya mau sebagai capres, itu kan kemudian mengganggu konsolidasi partai," kata Bambang Pacul.
Lebih lanjut, Pacul mengatakan alasan lain tak mengundang Ganjar adalah demi menjaga soliditas PDIP.
"Misalnya kader di akar rumput bisa saja punya persepsi Ganjar capres padahal ibu ketum belum memutuskan. Ini kan menjadi tidak solid. Tugas saya sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu menjaga soliditas ini," tutup dia.
Ganjar Ngaku Tak Terima Undangan
Ganjar akhirnya buka suara soal dirinya tidak hadir dalam rapat konsolidasi itu. Ia mengaku tidak mengetahui alasan mengapa ia tidak diundang sebagai kader partai atau gubernur.
Padahal, kepala daerah se-Jateng, anggota DPR RI serta anggota DPRD tingkat provinsi hingga kabupaten juga diundang dalam rapat tersebut.
"Saya tidak diundang (acara PDIP)," kata Ganjar.
Padahal, orang nomor satu di Pemprov Jateng itu menyatakan diri siap hadir jika memang diundang.
"Sebagai kader wajib hadir," ucap Ganjar.
Ganjar Temui Megawati di Teuku Umar
Lantas ke mana Ganjar ketika PDIP menggelar rapat konsolidasi internal?
Ternyata Ganjar bertemu langsung dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Teuku Umar, Jakarta Pusat. Ganjar sebelumnya berangkat dari Jateng ke Jakarta pada Jumat (21/5).
Ganjar ke Jakarta untuk menyerahkan lukisan Megawati Soekarnoputri yang sedang tersenyum semringah di dalam kanvas berukuran 150x150 cm. Lukisan itu dibuat oleh Djoko Susilo dan diberi nama 'Ibu Megawati Bersama Anak-anak Indonesia'.
Melalui akun instagramnya, @djokosusilopainting mengunggah video vlog Ganjar saat menyerahkan lukisan tersebut, Sabtu (22/5).
Sejak jauh hari, Djoko Susilo memang sengaja menitipkan lukisan itu kepada Ganjar untuk diberikan kepada Megawati.
"Pak Joko, lukisan sudah diterima ibu. Ibu seneng banget gambar anaknya ceria-ceria. Monggo bu ke Pak Joko, pesannya apa Bu," kata Ganjar ketika menyerahkan lukisan itu kepada Megawati.
Akan tetapi setelah menyerahkan lukisan itu, belum ada pernyataan lebih lanjut dari Ganjar apakah mereka turut membahas masalah internal PDIP atau tidak.
Namun yang pasti, Ganjar bertemu dengan Megawati ketika dirinya tidak diundang dalam rapat konsolidasi internal.
Ganjar Dinilai Sulit Dapat Tiket Capres dari PDIP
Pengamat politik Adi Prayitno ikut memberikan pandangan soal Ganjar yang tak diundang dalam rapat konsolidasi internal PDIP. Ia memprediksi Ganjar bakal sulit mendapat tiket capres dari PDIP.
"Ini sudah terang benderang. Sulit bagi Ganjar untuk dapat tiket Pilpres di 2024. Ini yang sinyal dari putri mahkota, Puan Maharani," ujar Adi.
"Terkait dinamika Ganjar ini, Puan cukup 'ngegas.' Bahwa Ganjar dinilai terlampau agresif, punya keinginan nyapres. Padahal di PDIP sebagai partai kader belum melakukan apa-apa," lanjut Adi.
Selain itu, dengan sinyal yang ingin ditunjukkan Puan bahwa Ganjar bakal makin berjarak dengan PDIP, Adi menilai makin jelas kekuatan media sosial dan tingginya elektabilitas Ganjar di survei tak berarti apa-apa.
Menurut Adi, untuk mendapatkan tiket nyapres dari PDIP, Ganjar tetap harus mendapat restu partai.
"Ganjar baru merasakan bahwa kekuatan media sosial tidak ada apa-apanya. Tetap harus berhadapan dengan kekuatan oligarki PDIP. Suka tidak suka, memang ini kenyataannya," kata Adi.
"Sederhananya, semua dikendalikan Megawati sebagai ketum. Mau survei tinggi, mau apa pun, kalau partai tidak menghendaki ya wassalam," tutup Adi. Demikian kumparan. (*).