• Home
  • Riau Raya
  • Peran Pemerintah Kampar Dalam Menggali Potensi Pariwisata, Dukungan Masyarakat di Harapkan
Jumat, 08 September 2017 13:58:00

Peran Pemerintah Kampar Dalam Menggali Potensi Pariwisata, Dukungan Masyarakat di Harapkan

net
ulu kasok Kampar

BANGKINANG-Pariwisata merupakan salah satu sektor handalan bagi Pemerintah Kabupaten Kampar saat ini dalam rangka peningkatan perekonomian yang berdampak kepada kesejahteraan masyarakat. Berbicara pariwisata tentu harus ditopang berbagai sektor salah satunya infrastruktur.Sebab dengan infrastruktur yang baik tentu akan memudahkan para wisatawan baik mancanegara maupun lokal akan datang danberkunjung untuk menikmati objek wisata yang ada.Bahkan komitmen peningkatan Pariwisata ini sudah disampaikan oleh Bupati Kampar Aziz Zaenal dalam berbagai kesempatan dan pertemuan.Dengan program 3i yakni Industri,Investasi dan Infrastruktur. Melalui Program 3i ini Bupati Kampar Aziz Zaenal juga berpesan kepada Dinas Pariwisata dan Budaya untuk terus berinovasi dan mempromosikan pariwisata yang ada di Kabupaten Kampar ini.
 
"Saya minta kepada Dinas terkait untuk memasang baliho diperbatasan dan tempat-tempat strategis untukmempromosikan objek wisata yang kita punya,"ucap Aziz Zaenal beberapa waktu lalu saat melakukan pertemuan dengan Kepala OPD Kabupaten Kampar dalam rangka menggali potensi yang ada di wilayah Kabuaten Kampar. Selain itu Aziz Zaenal juga berharap agar membangun kantor Parisiwata di tengah kota hal ini untuk memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi tentang objek wisata apa saja yang ada untuk mereka kunjungi.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Kampar Syamsul Bahri menyatakan saat ini di Kabupaten Kampar terdapat 72 objek wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Kampar yang diantaranya Candi Muara Takus di Kecamatan XIII Koto Kampar. Dikatakannya terkait pengembangan sektor pariwisata ada istilah 3A yakni Aksesibilitas,Atraksi,Amenitas.Untuk infrakstruktur yang terjabar dalam Aksesibilitas yakni tentang pembangunan jalan.
 
"Bicara infrastuktur sama dengan bicara Aksesibilitas, ini yang menjadi kendala bagi kita dalam pembangunan jalan karena banyaknya lokasi objek wisata terbentur oleh aturan dan regulasi yang ada,"ucapnya. Diterangkannya ada beberapa objek wisata untuk infrastruktur yakni pembangunan jalan sudah mulai dilaksanakan seperti pembangunan jalan arah ke Candi Muara Takus.
 
"Alhamdulillah dalam tahun ini pembangunannya selesai dan diharapkan akses menuju ke Candi Muara Takus bagus dan lebih nyaman lagi,"ujarnya.
 
Dijelaskannya saat ini ada beberapa lokasi objek wisata yang memang menjadi perhatian para wisatawan seperti Air Terjun Ulu Kasok di desa Pulau Gadang,Kawasan Wisata Gulamo Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar,Batu Dinding Desa Tanjung Belit Kecamatan Kampar Kiri Hulu.Air Terjun Lubuk Bigau Kecamatan Kampar Kiri Hulu. "Beberapa wisata ini terkendala oleh regulasi yang ada sebab ada yang lokasinya milik pribadi dan ada juga termasuk kepada kawasan hutan,"terangnya.
 
Namun demikian ditegaskannya,pihaknya akan terus berupaya agar objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Kampar terus dibenahi sehingga para wisatawan datang. Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kampar Indra Pomi menyatakan pihaknya akan berupaya meningkatkan infrastuktur seperti jalan dan jembatan. "Namun karena terbatasnya belanja langsung APBD Kampar kita tetap berupaya untuk memperjuangkan anggaran dana ke Pemerintah Pusat salah satunya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK),"ucapnya. Diutarakannya upaya itu sudah lakukan bersama Bupati Kampar periode 2017-2022 Aziz Zaenal.
 

Bupati Kampar Komitmen Kembangkan  Wisata

Bupati Kampar Aziz Zaenal terus melihatkan komitmennya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat bahkan hal ini dibuktikan dengan keseriusannya dalam mengembangkan potensi Industri Pariwisata di kawasan Danau PLTA Koto Panjang khususnya dan Kabupaten Kampar umumnya.Salah satu buktinya setelah Bupati Kampar H. Azis Zaenal, dan jajarannya, turun langsung ke objek-objek wisata di PLTA Koto Panjang Ahad lalu, kini Bupati Kampar Azis Zaenal menemui para investor di Jakarta untuk mengajak mereka menanamkan investasi di Kabupaten Kampar.

Bupati Kampar Azis Zaenal didampingi Wakil Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, Kepala Bappeda Kabupaten Kampar H Azwan, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Syamsul Bahri dan Kadis PUPR Indra Pomi secara marathon melakukan pertemuan secara terpisah dengan Direktur Utama PT Infrastruktur anak perusahaan PT. PembangunanJaya Frans Sunito, Deputi Bidang pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata RI Dadang Rizki Ratman dan pemilik Trans Corp Chairul Tanjung, Kamis (20/7/17) lalu.
Keseluruhan pertemuan adalah untuk mengundang para pengambil kebijakan di tingkat nasional untuk secara bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Provinsi Riau mengembangkan potensi industri

pariwisata di kawasan danau PLTA Koto Panjang khususnya dan Kabupaten Kampar umumnya.Frans Sunito dari PT. Pembangunan Jaya yang juga mantan Dirut PT Jasa Marga menyambut baik ajakan Bupati Kampar Azis Zaenal dan secara khusus ia akan membicarakan langsung dengan pimpinan divisi yang menangani pembangunan wahana rekreasi. Bahkan Frans Sunito menjanjikan jika memang ada rencana ekspansi PT. Pembangunan Jaya Ancol, maka usulan Bupati Kampar tersebut akan dijadikan prioritas utama dalam hal pengembangan objek wisata danau PLTA Koto Panjang.Pada pertemuan kedua dengan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman berjanji akan menindaklanjuti usulan pengembangan destinasi dan industri pariwisata kawasan PLTA Koto Panjang melalui pembinaan dan akan memfasilitasi pihak swasta mengembangkan kawasan objek-objek wisata danau PLTA Koto Panjang.

Pada pertemuan ketiga Bupati Kampar melakukan pertemuan dengan owner Trans Corp Chairul Tanjung. Pada pertemuan tersebut Chairul Tanjung didampingi salah satu Direktur Trans Corp Doni yang juga Komisaris Garuda berjanji akan mempelajari usulan pengembangan kawasan objek-objek wisata danau PLTA Koto Panjang dan tahap awal akan mengutus salah satu Direktur Trans Corp, Doni berkunjung ke Riau pada kesempatan pertama.

Pengembangan industri di Kabupaten Kampar Sejalan Dengan Kebijakan Pusat Tujuan dari kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah. Tujuan pelaksanaan otonomi daerah ini harus menjadi fokus kebijakan Pemerintah Daerah dalam seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan daerah. Bagi Pemerintah Daerah Kota, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perkotaan akan lebih difokuskan pada pengembangan perekonomian daerah dalam bidang industri, perdagangan, dan jasa, karena keterbatasan potensi pertanian dalam wilayah perkotaan. Dalam hal ini, dibutuhkan kreativitas dan inovasi dari setiap Pemerintah
Daerah Kota, terutama dalam mendorong sektor swasta untuk mengembangkan sektor industri, perdagangan dan jasa, yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Upaya pengembangan perekonomian daerah dimaksud harus senantiasa mengindahkan ketentuan hukum yang berlaku, karena perilaku kreativitas dan inovatif biasanya bersifat "terobosan (breakthrough)", dapat saja melenceng dari ketentuan peraturan perundangan. Meskipun secara akademik, setiap Kepala Daerah memiliki diskresi kewenangan yang disebut "Freies Ermessen", yakni kebebasan bertindak atau mengambil keputusan bagi pejabat publik berdasarkan pendapat sendiri karena adanya kekosongan ketentuan hukum tata negara, namun diskresi kewenangan ini tidak menjadi alasan penyimpangan terhadap koridor hukum yang berlaku. Oleh karena itu, Kementerian Dalam Negeri senantiasa mendorong Pemerintah Daerah untuk berkreativitas dan berinovasi, namun harus tetap dalam koridor hukum yang berlaku. Upaya pengembangan perekonomian daerah, yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah adalah penyediaan prasarana dan sarana transportasi untuk memudahkan mobilitas antar wilayah. Kondisi transportasi perkotaan pada sejumlah daerah di Indonesia saat ini menunjukkan keadaan yang memprihatinkan, karena selain tingginya tingkat kemacetan lalu lintas terutama pada ibukota Provinsi, juga masih terbatasnya infrastruktur jalan dan jembatan yang dapat menghambat mobilitas manusia dan barang antar wilayah. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kota untuk memfokuskan kebijakan daerah pada upaya peningkatan penyediaan prasarana dan sarana transportasi wilayah bagi kepentingan masyarakat dan pengembangan perekonomian daerah.

Menurut laporan World Trade Organization (WTO), secara akumulatif, sektor pariwisata mampu mempekerjakan sekitar 230 juta lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi ratusan milyar dollar terhadap perekonomian di berbagai negara. Kita pernah mengalami masa emas perkembangan pariwisata. Pada Tahun 1995, sektor pariwisata sempat menjadi sektor penghasil devisa terbesar, dengan perolehan devisa sekitar 15 milyar dollar AS, ketika ekspor kayu, tekstil, dan migas mengalami penurunan. Namun pasca tahun 1998, sektor ini mengalami penurunan yang cukup signifikan sebagai dampak gejolak sosial politik dalam negeri, sehingga kunjungan wisatawan manca
negara menurun drastis. Selain itu, peristiwa terorisme, Flu Burung, dan gangguan keamanan dalam negeri,  turut berimplikasi terhadap menurunnya jumlah wisatawan mancanegara, termasuk adanya kebijakan travel warning dari beberapa negara untuk berkunjung ke Indonesia.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Tahun 2010, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia
dari 20 pintu masuk, sejumlah 7 juta jiwa (naik sekitar 10,74 % dibandingkan tahun sebelumnya), dengan rata-rata tinggal selama 7-8 hari dan rata-rata pengeluaran sejumlah kurang lebih 995 US$ (tahun 2009). Data ini menunjukkan bahwa dalam perspektif pembangunan nasional, sektor pariwisata memiliki kontribusi bermakna bagi peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), terutama bila dikaitkan dengan Sektor Perhotelan Dan Restoran. Kerjasama sinergis antara Pemerintah Daerah, pihak swasta, dan masyarakat dalam mengembangkan sektor pariwisata di daerah, agar dapat terwujud manajemen kepariwisataan yang baik pada seluruh bidang pendukung, sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap daya tarik wisatawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan asli daerah, pendapatan masyarakat, dan berkontribusi pula terhadap peningkatan devisa negara. Peran dan kontribusi sektor swasta harus terus didorong dan difasilitasi dalam pengembangan pariwisata, karena selama ini hampir sebagian besar obyek pariwisata dikelola oleh Pemerintah Daerah. Di suatu provinsi misalnya, lebih dari 90% obyek pariwisata dikelola oleh Pemerintah Daerah. Hal ini akan mengakibatkan tingginya tingkat ketergantungan manajamen obyek wisata terhadap alokasi dana APBD.

Padahal dalam mengefektifkan manajemen kepariwisataan, diperlukan pemahaman yag tepat mengenai aktivitas ekonomi pasar dari para pemangku kepentingan lainnya, yaitu dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah Daerah perlu memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan keberhasilan sektor pariwisata, antara lain dengan mengalokasikan dana APBD yang proporsional untuk membiayai pembangunan infrastruktur kepariwisataan (seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi), memfasilitasi masyarakat dan pihak swasta dalam mengelola potensi wisata(seperti wisata budaya dan wisata alam), serta promosi dan pemasaran potensi wisata yang ada di daerah. Sinergi tiga pilar manajemen kepariwisataan, yakni Pemerintah Daerah, pihak swasta, dan masyarakat, merupakankekuatan utama dalam meningkatkan perkembangan sektor kepariwisataan di daerah. Kelemahan peran dari salah satu pilar, akan sangat menghambat upaya pengembangan kepariwisataan.


Sejalan Dengan "Visi Bupati Kampar untuk mewujudkan Kabupaten Kampar sebagai wilayah industri yang berbasiskan pertanian dan perkebunan dengan masyarakat yang berakhlak berbudaya dan beradat menuju masyarakat yang sejahtera nantinya dapat kita wujudkan bersama," lanjutnya.Saat ini, lanjutnya, Bangkinang masih kurang maju, karena kurangnya devisa masuk ke daerah ini. Karena fakta
yang terjadi saat ini masyarakat Bangkinang rata-rata berbelanja di Pekanbaru, untuk itu kedepannya diharapkan para pejabat dan masyarakat berbelanja di Bangkinang agar daerah ini bisa maju.

"Kemudian industri pariwisata luar biasa yang ada di Kabupaten Kampar yang belum bisa kita gali, untuk itu kedepannya bisa kita exspos untuk menghasilkan devisa bagi daerah kita. Saya berharap kedepannya kekompakan antara eksekutif dan legislatif dapat berjalan dengan baik, agar nantinya keberadan kita dalam masyarakat dapat dirasakan oleh mereka untuk sama-sama memajukan Kabupaten Kampar yang kita cintai ini," pungkasnya.

8 Program Kerja



8 program kerja utamanya 5 tahun kedepan, yakni:

1. Membenahi sistem birokrasi pemerintahan
2. Mengerjakan penyelesaian infrastruktur, mengajak investor membangun industri atau disebut 3i

(Infrastruktur, Investasi Dan Industri)
3. Memberi peluang pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional untuk berkembang di Kabupaten Kampar
4. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan
5. Modernisasi pertanian
6. Memperkuat sistem keamanan
7. Melaksanakan prinsip TAP (Transparansi, Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat), dan
8. Optimalisasi dana daerah sesuai kebutuhan.

Ekonomi Masyarakat

Dalam menggerakkan perekonomian masyarakat, diperlukan sumbangsih dan kontribusi seluruh masyarakat Kabupaten
Kampar, untuk itu Bupati Kampar Aziz Zainal menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk dapat merubah pola fikir berkaitan dengan perputaran perekonomian di Kabupaten Kampar. Terkhusus kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), Bupati meminta ASN dan pejabat membelanjakan uangnya di Bangkinang, jangan lagi belanja di daerah lain di luar Bangkinang ini. Penegasan ini disampaikan Bupati Kampar H Azis Zaenal SH MM saat memberikan pengarahan dan sambutannya pada Safari Ramadhan Pemerintah Kabupaten Kampar yang diadakan di  Mesjid Munawwarah Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Senin (5/6/2017).

"Untuk menghidupkan ekonomi masyarakat tak lain tak bukan dari kita sendiri, jadi mulai saat ini mari kita rubah pola fikir dalam menyikapi ini, diantaranya adalah perbaiki kualitas barang dengan harga yang bersaing, pelayanan yang baik kepada konsumen sehingga tertarik belanja di Bangkinang, begitu juga dengan masyarakat mari kita belanjakan uang kita di Kampar ini," pinta Azis Zaenal.(adv/Mzi)

 

Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2025 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified