- Home
- Riau Raya
- Ada Sekitar 160 KK Tinggal diatas Ladang Minyak PT Pertamina Field Lirik dan PT Medco Energi
Selasa, 31 Desember 2013 07:03:00
Ada Sekitar 160 KK Tinggal diatas Ladang Minyak PT Pertamina Field Lirik dan PT Medco Energi
riauone.com, Rengat, Inhu, Riau - Perusahaan minyak dan gas (Migas) disekitar areal kerja PT Pertamina Field Lirik dan PT Medco Energi yang mengelola ladang minyak blok Kampar kurang memperhatikan warga tak mampu, pasalnya sampai saat ini masih ada sedikitnya 160 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di Dusun II dan III, desa Seko Lubuk Tigo (Seluti) Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), dan masih tinggal dirumah tak layak huni.
Ratusan warga yang bermukim di dusun itu mengaku tak pernah mendapat perhatian dari Pemerintah bahkan dari perusahaan minyak yang berada di daerahnya. Mereka tinggal di rumah papan sederhana tanpa mempunyai pekerjaan tetap.
"Selama puluhan tahun tinggal di dusun ini belum menerima bantuan apapun dari pemerintah. Katanya ada pembangunan rumah layak huni, tapi tak pernah sampai ke sini," kata ketua RW Zuwairi, baru-baru ini.
Dia mengaku tiga bulan lalu ada yang mengaku pihak pemerintahan kecamatan mendata warga dan meminta foto copy KTP, KK dan Foto. Katanya mau memberikan bantuan entah berbentuk apa tidak tahu. Tapi sampai kini bantuan yang dijanjikan itu tidak ada.
Ditempat yang sama, Kepala Dusun III, Ali Usman menambahkan, berdasarkan data pihaknya, ada sekitar 160 keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan.
" Warga tak mampu itu dulunya bekerja membuat tikar pandan. Tetapi sekarang karena bahan baku mulai langka mereka mencari pinang. Pinang itu dijual dengan harga yang tak seberapa hanya cukup untuk biaya makan saja," tuturnya.
Salah seorang warga Fatimah (76) ditemui berharap kepada pemerintah membangunkan rumah layak huni untuknya dan warga lainnya di dusun III.
“Kami ni tak punya kebun, beginilah kehidupan kami, untuk makan saja susah apalagi mau membangun rumah. Kami dengar ada bantuan rumah layak huni dari pemerintah, tapi kami disini belum dapat seperti desa lain," ujarnya.
Fatimah adalah seorang janda kurang mampu yang tinggal di rumah tak layak huni. Kerjanya setiap hari meminta pinang warga lalu dijualnya dengan harga Rp 500 per kilogram. Dari hasil pinang itu dikumpul untuk biaya makannya.
Sementara itu, Kepala Desa Seko Lubuk Tigo, Zaitul, menurutnya, pihak Pemdes Seko Lubuk Tigo sudah berulang kali mengusulkan pada saat musrenbang Kecamatan Lirik agar warganya itu mendapat bantuan rumah layak huni.
"Hingga saat ini belum ada bantuan itu turun. Memang kemarin sudah ada yang mendata warga saya yang tergolong kurang mampu. Mudah-mudahan dengan data itu pemerintah menganggarkan pembangunan rumah layak huni di desa ini," harap Kades.(R24/roc)
Share
Komentar