Minggu, 26 April 2020 19:12:00
Alfedri Sedih dan Terharu Milihat Tim Medis Berjuang Menyembuhkan Para Pasien
RIAUONE.COM,SIAK- Tenaga Medis baik dokter maupun perawat merupakan orang yang paling rentan terinfeksi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). Karena mereka adalah orang yang bersentuhan langsung dengan pasien.
Di Siak, tercatat sudah ada 28 pasien dalam pengawasan atau PDP. Diantara pasien itu ada 1 orang tenaga medis yang jadi PDP dan dirawat di ruang isolasi RSUD Tengku Rafian Siak.
Ceritanya, perawat itu bekerja di sana menangani pasien Covid-19 yang cuci darah. Tak lama, perawat itu jatuh sakit dan mengalami gejala infeksi Corona setelah mencuci darah pasien tersebut.
"Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari wabah mematikan ini. Mereka (tenaga medis) sebagai garda terdepan, mereka rela mengorbankan nyawa demi menyembuhkan PDP dan yang positif agar bisa selamat. Dan tak kenal lelah untuk orang lain," kata Bupati Siak Alfedri, Minggu (26/4/2020).
Hal itu membuat Alfedri merasa sedih dan haru melihat perjuangan tenaga medis di Siak. Ia merasa empati kepada mereka dan telah berupaya memberi bantuan fasilitas yang mereka butuhkan, agar masyarakat sehat dan tenaga medis juga selamat.
"Kami sebisa mungkin membantu mereka melawan Covid-19 ini. Berbagai bantuan fasilitas sudah diupayakan agar mereka bekerja dengan aman. Kami juga sudah berusaha menghambat dengan segala cara untuk memutus mata rantai penyebaran wabah ini. Kepada masyarakat juga kami imbau agar pula menjadi garda terdepan mencegah penyebaran Covid-19. Semoga semua ikhtiar kita ini tidak sia-sia," kata Alfedri.
Alfedri bercerita tentang kejadian yang viral di media sosial baru-baru ini yang entah berasal dari daerah mana. Ia sedih melihat seorang petugas medis yang sudah lama tak berjumpa keluarga karena harus siaga dalam 24 jam menangani pasien Covid di rumah sakit. Untuk bertemu anggota keluarganya, anaknya harus dibungkus plastik terlebih dahulu seperti Alat Pelindung Diri petugas medis agar dapat memeluk sang ayah yang dirindukan. Betapa miris melihat itu.
"Tim medis tak henti berjuang untuk menyembuhkan para pasien, mereka bekerja siang dan malam tak kenal waktu. Sampai-sampai ingin bertemu keluarga pun tidak dibolehkan, karena semua dokter dan perawat yang menangani PDP langsung berstatus ODP," kata dia.
Menurut Alfedri, meski sudah memakai APD lengkap atau baju hazmat yang kedap udara dan panas, bukan berarti mereka otomatis aman dari virus Corona. Terbukti sudah ada 1 pasien dalam pengawasan yang merupakan tenaga medis di RSUD Tengku Rafian Siak.
"Semua harus berjihad melawan wabah ini. Tidak hanya medis, masyarakat pun harus ikut. Caranya mengindahkan semua imbauan pemerintah," kata dia lagi.
Dari update kasus PDP Covid-19 di Kabupaten Siak. Tercatat sudah 5 orang meninggal yang diindikasi terpapar Covid-19. Mereka meninggal dengan status PDP dan sampai saat ini masih menunggu hasil Swab apakah positif atau negatif.
"Mudah-mudahan semua PDP yang meninggal itu negatif, kita sama-sama berdoa agar negeri kita ini selamat dari wabah ini. Untuk kasus positif Corona di Siak berjumlah 1 orang, dan itu dilakukan tes swab dua kali dengan hasil berbeda, pertama hasilnya positif dan kedua negatif. Kita masih tunggu hasil swab ketiga, semoga hasil ketiga ini negatif, kalau bisa kita meminta jangan ada yang positif di Siak," kata Alfedri.
Meski jumlah kasus ODP dan PDP saban hari naik, Kabupaten Siak belum masuk kriteria Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kendati begitu, kata Alfedri, pihaknya sudah melakukan berbagai kajian dan persiapan penerapan PSBB atau pra PSBB serta prosedur penanganan COVID-19 sesuai Permenkes Nomor 9 Tahun 2020.
"Ini kita lakukan agar bila tiba masanya nanti pelaksanaan PSBB dapat berjalan efektif, efisien dan tepat sasaran," kata dia.
Sesuai Permenkes tadi, kriteria penetapan PSBB diantaranya adanya kenaikan signifikan jumlah PDP yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan Tes PCR, serta adanya penularan transmisi lokal dalam satu daerah.
Laporan : Masroni