riauone.com Bengkalis, Riau - Tradisi Lampu Colok di pengujung Ramadhan juga digelar Pemkab Bengkalis. Festivalnya dibuka langsung Bupati Herliyan Saleh.

Kesempatan ini, Bupati Herliyan Saleh mengatakan, Pemkab Bengkalis menyambut baik terselenggaranya kegiatan ini. Walaupun dihadapkan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), namun tidak menyurutkan semangat masyarakat Melayu untuk melestarikan budaya turun temurun tersebut.

"Jujur kita akui, dampak kenaikan harga BBM ini tentunya mengurangi jumlah peserta yang meramaikan festival lampu colok ini di sejumlah tempat. Meskipun demikian, tidak mengurangi makna dari pelaksanaan kegiatan ini," ujarnya.

Herliyan berharap, dengan festival yang diselenggarakan, disamping menyiarkan agama Islam juga sebagai upaya melestarikan tradisi budaya Melayu Kabupaten Bengkalis. Kemudian, mampu meningkatkan ukhuwah islamiyah, silaturrahim serta meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

"Adanya festival ini diharapkan menjadi daya tarik untuk berkunjung ke Bengkalis dan para perantau pulang ke kampung halaman menjadi pengobat kerinduan. Karena adanya keunikan yang dilihat jika dibanding dengan daerah-daerah lain," katanya lagi.

Pribadi, Bupati Bantu Rp 30 Juta

Kesempatan ini, Herliyan Saleh juga menyatakan bersedia merogoh kocek pribadi dengan menyiapkan uang sebesar Rp 30 juta. Bantuan itu untuk diserahkan kepada 30 peserta yang meramaikan festival. Dana tersebut bertujuan untuk membantu meringankan biaya pembuatan lampu colok, dengan naiknya harga BBM.

"Saya akan membantu sebesar Rp 1 juta kepada peserta festival ini, untuk meringankan biaya membuat lampu colok karena adanya kenaikan BBM," janjinya.

Pembukaan festival lampu colok ditaja Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bengkalis dan akan berlangsung selama 3 hari ini, tampak hadir Plt. Sekda Burhanuddin, Assisten II Setdakab Bengkalis Ariyanto, Kepala Dina Budparpora Eduar, dan sejumlah pejabat teras lainnya di lingkungan Pemkab Bengkalis serta ratusan masyarakat setempat.(zar/rtc)