riauonecom, Meranti, roc, - Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kepulauan Meranti, H Herman mengungkapkan bahwa sejak tahun 2011 setidaknya telah dibangun sebanyak 372 titik sumur bor untuk masyarakat. Program jangka pendek tersebut dibuat berdasarkan aspirasi DPRD yang terus masuk setiap tahunnya.

 

“Kita menghadapi kendala kondisi alam untuk penyediaan air bersih dalam jangka panjang, karena tasik-tasik yang ada tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan air jangka panjang. Sementara air tanah atau sumur bor memiliki resiko rembesan air laut dan membuat permukaan tanah turun. Ini juga tidak bisa menjadi solusi memenuhi kebutuhan air jangka panjang,” kata Herman.

 

Meski sadar benar akan resiko bagi pulau endapan, namun Pemkab Meranti tetap belum bisa menghentikan program jangka pendek tersebut mengingat tingginya permintaan di masyarakat.“Bahkan saya sudah sampaikan kepada DPRD dan Bappeda agar tidak lagi menampung aspirasi sumur bor, tapi tetap tidak bisa karena masyarakat sangat membutuhkannya,” sebut Herman.

 

Dia berharap warga bisa memaklumi dan bersabar karena Pemkab Meranti sedang berupaya keras mengkaji program pembangunan penyediaan air bersih untuk jangka panjang dengan rencana pembangunan waduk raksasa di hulu Sungai Perumbi, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Kajian yang benar-benar mendalam dengan melibat perguruan tinggi dan Pemerintah Provinsi guna mengatasi masalah air bersih di daerah ini.(et/roc)