- Home
- Riau Raya
- Ditengah Defisit Anggaran, Penanganan Covid-19 di Kepulauan Meranti Tetap Dioptimalkan
Kamis, 03 Juni 2021 15:00:00
Ditengah Defisit Anggaran, Penanganan Covid-19 di Kepulauan Meranti Tetap Dioptimalkan
MERANTI, riauone.com - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, bersama Satuan Tugas (Satgas) penanganan Corona Virus Diseases (Covid-19) terus mengoptimalkan penanggulqngan pandemi, meski masih mengalami defisit anggaran.
Guna memaksimalkan tugas, tim Satgas, Selasa (1/6/2021), membahas langkah-langkah yang efektif dan refocusing anggaran dapat segera dilaksanakan dan direalisasikan.
"Bagaimana proses refocusing ini dapat segera dilaksanakan dan direalisasikan, sehingga bisa mendukung kegiatan penanganan dalam upaya penanggulangan Covid-19. Ini yang kita inginkan bersama," ungkap Eko.
Kemudian terkait dengan pengelolaan data kasus Covid-19, dia juga berharap agar disepakati bersama dan perlu dievaluasi guna menyamakan persepsi terkait dengan kesamaan data pelaporan.
Sementara itu, Sekda Kepulauan Meranti Dr Kamsol mengatakan, saat ini Pemda tengah fokus untuk mengelola defisit anggaran dengan penerimaan yang terbatas.
Dia menyampaikan bahwa refocusing belum bisa dilakukan selama penyesuaian belanja dan pendapatan belum dilaksanakan.
"Kita khawatirkan nanti kegiatan dilaksanakan, namun pembayarannya tidak bisa dilakukan," ujarnya.
Kamsol mengaku dalam pemetaan, bahwa ada biaya sebesar Rp198 miliar yang harus dipotong karena defisit anggaran.
"Jadi semuanya harus dipotong. Tidak hanya honorer dan tunjangan pegawai, termasuk biaya lain-lain juga," tuturnya menjelaskan.
Lanjut dia, pelaksanaan refocusing terkendala karena harus melakukan anggaran perubahan terlebih dahulu dengan mengurangi belanja.
Kecuali, sambung Kamsol, memang refocusing yang dilakukan itu belanjanya pas. "Setelah belanja kita pas barulah kita menggeser. Jadi usulannya masuk dulu, kita prioritaskan dengan anggaran yang ada," jelasnya lagi.
Refocusing yang dilakukan saat ini fokus untuk pengendalian dan pencegahan, karena masuk kategori rutin. Untuk proses penanganan dimasukkan pada anggaran biaya tak terduga (BTT). Namun, anggaran BTT yang tersedia saat ini juga mengalami defisit.
Dana BTT yang baru digunakan melaui Dinas Kesehatan berjumlah Rp300 juta lebih. Itu untuk keperluan makan dan minum pasien yang diisolasi di BLK.
"Anggaran BTT pun sekarang berkurang sekitar 50 persen. Mudah-mudahan Bapedda nanti bisa mengalihkan dan memasukkan kegiatan belanja rutin yang bisa menangani pengendalian dan pencegahan," ucapnya.
Kamsol mengatakan masih akan melakukan rapat untuk membahas refocusing anggaran dalam penanggulangan Covid 19.
Tim Satgas juga membahas dan mengevaluasi dinamika posko pembelakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dalam upaya penanggulangan Covid-19. Hal itu mengingat, di lapangan masih ada petugas yang kurang paham akan tugasnya.
"Petugas yang berada di posko PPKM harus tahu dan memahami posisi zona disetiap tempat. Gunanya untuk mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan di posko ditingkat desa," ungkap Kapolres Eko.
Selain itu, sambungnya, bagaimana pelaksanaan vaksinasi yang telah berjalan, lebih ditingkatkan sehingga mencapai target optimal sesuai yang diinginkan dengan membuat jadwal terstruktur penyuntikan.
Sebab, vaksinasi dinilai kurang efektif dan masih belum mencapai target kerumah-rumah, dikarenakan membutuhkan waktu yang lama.
"Makanya, dipandang perlu kita menentukan jadwal vaksin terhadap masyarakat," ungkap Eko.
Dari data yang dirangkum, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kepulauan Meranti mengalami penurunan dengan total per tanggal 31 Mei 2021 berjumlah 94 orang. (uzi)