Selasa, 02 Agustus 2016 08:13:00
Kasus Pemerkosaan Kian Marak di Inhil, Semua Pihak Diminta Lakukan Antisipasi Dini
RIAUONE.COM, TEMBILAHAN - Melihat fenomena akhir-akhir ini dengan maraknya kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di Indragiri Hilir (Inhil), membuat masyarakat semakin resah.
Berdasarkan data yang dihimpun riauone.com, pada tahun 2015 saja terdapat 35 kasus pelecehan seksual atau pemerkosaan yang terjadi. Sedangkan dipertengahan tahun 2016 ini, ada banyak kasus pemerkosaan yang ditangani pihak kepolisian Inhil. Jika tidak ada upaya pencegahan bersama, maka kasus asusila ini diprediksi semakin meningkat.
Dalam satu hari saja, bisa terjadi dua kasus pemerkosaan yang terjadi di kota Ibadah ini. Parahnya lagi, yang banyak menjadi korban adalah buah hati mereka sendiri. Seperti perlakuan yang menimpa HP Binti S (11Th), Warga Dusun Durian Takar Kelurahan Selensen Kec. Kemuning Kab. Inhil.
Bocah ini diperkosa ayah tirinya sendiri HS (46 Th), Sabtu (30/7/2016) saat ia tertidur lelap di dalam kamar tidurnya.
Entah setan apa yang merasuki HS, sehingga tega "menggagahi" anaknya sendiri. Atas perlakuan bejatnya itu, Ibu korban yang tidak lain adalah istri pelaku melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kemuning Inhil.
Sedangkan di Mandah, pada hari yang sama seorang pria berisitri berinisial HE terpaksa digiring ke Mapolsek Mandah, Inhil karena mencoba melakukan tindak pemerkosaan terhadap seorang siswi MTs, Sabtu (30/7/2016).
Berdasarkan Informasi dari Kapolsek Mandah, Iptu Warno, kejadian bermula, saat seorang siswi di Kecamatan Mandah itu, SS hendak berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, dimana letak sekolah yang ditujunya lebih kurang dua jam perjalanan.
Ditengah jalan setapak, tepatnya tak jauh dari rumah pelaku, ia disergap oleh pelaku yang saat itu menggunakan topeng dari arah belakang.
Pria ini nekat melakukan hal itu dikarenakan sudah satu bulan tinggal terpisah dengan istrinya.
''Ia mengaku dalam proses cerai, jadi sudah tidak kumpul sama sang istri. Disitulah kemudian ia nekat melampiaskan nafsunya dengan menunggu siswi yang lewat di jalan itu,'' tukas Iptu Warno.
Atas maraknya kasus "Penjahat Kelamin" di daerah ini, Ketua Komisi IV, H Adriyanto, meminta semua pihak terkait agar melakukan antisipasi dini untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual kepada anak. Baik dengan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, atau memberikan pemahaman langsung kepada orangtua anak, tentang bagaimana melindungi buah hati dari para 'predator' anak.
''Antisiapi kekerasan terhadap anak menjadi tanggung jawab kita semua, tidak bisa satu pihak saja yang memegang tanggung jawab. Tapi kita semua, jika tidak begitu, kasus kekerasan anak akan terus meningkat,'' sebutnya belum lama ini.
Menanggapi hal itu juga, Ketua TP PKK Inhil, Zulaikhah Wardan mengungkapkan, pada tahun 2015 lalu telah terjadi 35 kasus kekerasan kepada anak, dan yang terbanyak didominasi oleh pemerkosaan dan pelecehan seksual.
''Jujur saja, kita prihatin dengan kejadian ini. Tapi tentunya, kami terus mengupayakan melakukan pencegahan-pencegahan, yang jelas, komitmen kita bersama komisi IV sama, menekan kasus-kasus seperti ini,'' tukas istri Bupati Inhil belum lama ini. (san)
Share
Berita Terkait
Kasus Pemerkosaan Belasan Santriwati, Pelaku Pemerkosa Santriwati tetap Divonis Mati, Waryono Berkata Begini
NASIONAL, HUKRIM, - Kementerian Agama (Kemenag) merespons putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak permohonan kasasi terdakwa kasus pemerkosaan belasan santriwati, Herry W
Komentar