Jumat, 15 Maret 2013 14:02:00
LAM Dumai Tuding Media Provokator
ist
riauone.com DUMAI- Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) kota Dumai menuding maraknya pemberitaan seputar aksi Wali Kota Dumai, Khairul Anwar, meresmikan "Dugem Sehat Tanpa Narkoba" adalah tindakan provokatif media massa. LAM Dumai tegas mendukung kedatangan Wako Dumai ke Pub Freedom Club, Hotel Horizon pada Minggu (10/3) malam lalu.
"Masyarakat jangan terpancing dengan isu-isu negatif yang beredar di media massa. Sebenarnya tujuan Wako Dumai itu baik, untuk memberantas narkoba, hanya saja media massa lah yang selalu menyalah-artikan." ujar Ketua LAM Dumai, Darwis Ismail, dalam jumpa pers yang digelar di Gedung LAM, Kamis (14/3) kemarin.
Oleh karena itu, Darwis meminta kepada media untuk tidak membuat berita yang bersifat provokatif. "LAM menghimbau kepada semua pihak untuk tidak provokatori dengan pemberitaan media. Dan media jangan membuat berita provokatif lagi," ujar Darwis Ismail.
Setelah tiga hari pasca aksi Wako meresmikan "Wisata Malam Dugem Sehat Tanpa Narkoba" di club malam, LAM Dumai baru angkat bicara ke media pada Kamis (14/3) kemarin. Menurut Darwis, pihaknya baru menyatakan sikap, setelah pihaknya terlebih dahulu mendengarkan penjelasan walikota.
LAM Dumai menggelar rapat mendadak membahas kebijakan Khairul Anwar mendatangi club malam dalam rangka meresmikan program kontroversial. Rabu (13/3) kemarin. LAM pun memanggil walikota untuk dimintai keterangan. "Dari hasil pertemuan tersebut, wako menyampaikan ke LAM, bahwa acara tersebut adalah agenda Pencanangan Hidup Sehat Tanpa Narkoba. Setelah kami mendengarkan penjelasan Pak Wali, kami justru apresiasi dan mendukung program tersebut. Jadi marilah kita menilai positif," ujar Darwis didampingi Sekretaris LAM Dumai, Sahrudin.
Darwis pun menegaskan, kedatangan wako ke Pub Freedom Club, Hotel Horizon itu, tidak mempengaruhi gelar yang disandang Khairul sebagai Datuk Setia Amanah Bandar Tuah Bahari. Gelar itu baru disandang Wako pada 17 Januari lalu. "Pemberian dan pencopotan gelar, biarlah menjadi ranah LAM dengan si penerima gelar. Jadi pihak lain tidak ada kapasitas untuk ikut menilai. Untuk diketahui saja, pencopotan gelar itu jika penerima gelar melakukan pelanggaran asusila. Sepanjang dia tidak melakukan asusila. Tidak perlu dipersoalkan." ujar Sahrudin.
Diujung jumpa pers, LAM Dumai mengakui bahwa kedatangan wako ke club malam harus menjadi bahan instropeksi para pejabat. "Hikmahnya, kita bisa instropeksi, yaitu harus menjaga sikap apalagi bagi seorang pemimpin." ujar Sahrudin.(dmsatu/mnn)
Share
Komentar