• Home
  • Riau Raya
  • PMRGT Desa Lukun 2019 Menggelar Pelatihan Pemetaan berbasis Aplikasi Android
Sabtu, 09 November 2019 07:23:00

PMRGT Desa Lukun 2019 Menggelar Pelatihan Pemetaan berbasis Aplikasi Android

MERANTI - PMRGT adalah salah satu program yang dicanangkan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) indonesia. PMRGT merupakan singkatan dari Peneliti Muda Restorasi Gambut Tropika yang diselenggarakan pada tahun 2019. 

Program ini dilaksanakan di 5 daerah di Indonesia  yaitu Kalimantan, Sumatera Selatan, dan Riau. Desa Lukun dan desa Sungai Tohor merupakan kawasan yang dipilih oleh BRG sebagai kawasan program PMRGT 2019 dari provinsi Riau.

Jumlah Proposal yang masuk mengikuti kegiatan ini berjumlah 47, Salah satu Judul penelitian yang berhasil lolos untuk mengikuti program ini adalah "Penguatan Kelembagaan Masyarakat Peduli Api melalui Pembelajaran Pemetaan Spasial Daerah Rawan Kebakaran Terintegrasi di Desa Lukun".

Penelitian ini akan berlangsung hingga dua bulan kedepan yang dimulai dari awal November sampai akhir Desember dan diawali dengan Focus Group Discussion (FGD) dan pelatihan pemetaan berbasis aplikasi android. 

Kegiatan ini dilaksanakan di gedung serba guna desa lukun yang di hadiri oleh kepala desa, masyarakat peduli api (MPA) dan tokoh masyarakat Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Meranti. 

Sambutan diawali oleh ketua tim peneliti, Meyla Suhendra menyampaikan ucapan terimakasih dan berharap bahwa kegiatan PMRGT 2019 di desa lukun ini memberikan manfaat bagi penguatan kelembagaan MPA dan pengetahuan tentang penggunaan aplikasi pemetaan berbasis android. 

Kepala desa Sungai Lukun, Lukman Ahmad menyampaikan bahwa kegiatan berupa penggunaan teknologi pemetaan sangat dibutuhkan bagi MPA agar memudahkan saat dilapangan untuk mengukur areal yang terbakar dan mampu memberikan informasi melalui titik titik rawan kebakaran agar setiap tahun nya terjadi penurunan kawasan kebakaran di Desa Lukun. 

Kegiatan sesi pelatihan pertama di moderatori oleh Dinda Kurnia Shafitri dengan pemateri Nur Suhada yang memaparkan tentang konsep Pemetaan Spasial Daerah rawan Kebakaran Partisipatif dengan mengintegrasikan analisis sosial, ekologi dan sejarah kebakaran hutan. 

Keterlibatan MPA menjadi konsep analisis sosial sebagai awal merumuskan masalah kebakaran hutan dan lahan yang terjadi setiap tahun di desa lukun, tegasnya. 

Sesi kedua yang dimoderatori oleh Khairunia dengan pemateri Perijal Chandra yang langsung menjelaskan secara teknis tentang penggunaan aplikasi avenza map yang merupakan pemetaan berbasis android. 

Antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan pelatihan dari membangun konsep, masalah hingga sampai pada penggunaan aplikasi secara teknis pemetaan. 

Kegiatan pemetaan spasial berbasis android ini akan segera ditindaklanjuti melalui pengaplikasian dilapangan khususnya diareal yang berpotensi terbakar maupun kawasan yang terbakar. (abu).

Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified