Minggu, 05 Februari 2017 13:34:00

Koalisi Peduli Penyiaran Riau (KPPR)

Proses Pemilihan KPID Riau dinilai Cacat Hukum

PEKANBARU, - Koalisi Peduli Penyiaran Riau (KPPR) tegas menyatakan bahwa proses seleksi calon komisioner KPID Riau cacat hukum, ada sejumlah kejanggalan dalam proses seleksi, meminta Gubernur Riau untuk tidak menerbitkan SK Komisioner KPID, demikian diungkapkan oleh Indra Jaya selaku ketua Forum KPPR kemarin kepada media.

“Proses itu cacat hukum, Diawal pembentukan Timsel, harusnya DPRD mengumumkan kepada publik siapa-siapa saja figur Timsel, sesuai dengan UU no 32, publik harus diberitahu siapa saja calon Timsel. Jadi bukan hanya disebutkan didalam paripurna. Bahkan Sk Timsel sendiri kami dengar-dengar bermasalah, dua kali SK berubah. Ini bukti sejak awal sudah tidak baik itikadnya,”Ucap Indra.

Lebih lanjut dijelaskankan Indra, pemilihan Komisioner dalam amanah UU 32 tahu 2002 adalah mencari figur yang berintegritas penuh, memahami dunia penyiaran. “Ini bukan ajang menitip kepentingan pribadi, menitip salah satu calon, kemudian digagang-gagangkan sebagai titipan partai, bahkan titipan pemimpin negeri ini, “Ucap Indra dengan tegas “Mereka membangun isu sendiri, seolah pihak-pihak tertentu menerima isu tersebut bulat-bulat.

Ini adalah lembaga independe yang akan mengawasi pelaksanaan regulasi, jika dari awal sudah diintimidasi,bagaimana akan indepence. Kami wanprestasi atas pelaksanaan rekrumen komisioner tersebut,”Ucap Indra Hal yang sama juga dituturkan oleh Taufik hidayat, ketika diskusi perihal proses pemilihan komisioner KPID Riau di forum Cakaplah.

Taufik dengan tegas menuturkan, meminta agar penerbitkan SK Komisioner terpilih ditahan dulu, Karena banyak persoalan maladministrasi yang meliputi proses Fit and propert test calon komisioner KPID Riau bermasalah. “. Kemudian Anehnya ada Kolom isian blangko nilai untuk calon yg tidak diisi oleh anggota Komisi A. Sejelek jeleknya manusia dalam fit and proper tes tidak mungkin dinol kan nilainya. Dari beberapa item kolom penilaian, otomatis itu memudahkan jalan, terpilihnya "Paket". Ingat wahai kalian peserta test bahwa kalian datang Ke DPRD untuk diberi nilai bukan diberi Nilai NOL.Bersuaralah Kalian Para Peserta itupun kalau merasa Dirugikan n Idealisme Termainkan,”ucap Taufik yang dikenal gerakkan pemuda ini.

Pengamat Penyiaran Riau Rinaldi,Sos yang juga sempat bertugas di Telkomvision menuturkan harusnya parlemen sebagai bagian keterwakilan masyarakat mengkedepankan komposisi keterwakilan komisioner, bukan hanya memiliki berdasarkan emosional kedekatan belaka.

“Bagaimana aspirasi dunia penyiaran akan tersampaikan,sementara proses bermasalah, figure yang terpilihpun bukan representasi keterwakilan dunia penyiaran. Kita minta Gubri batalkan saja, hasil keputusan para anggota parlemen yang tidak berdasar tersebut. Kami menilai itu hanya hegemoni sekelompok orang saja”Ucap Rinaldi Aryanto. (rls/abu)

Share
Berita Terkait
  • 2 jam lalu

    GJEPC And De Beers Group Forge Strategic Collaboration to Promote Natural Diamonds


    As India becomes the world's fastest growing
  • 2 jam lalu

    SUNRATE Expands Beyond Global Payments in 2025 by Introducing New Treasury Solutions


    Newly Launched "Trading and Hedging" Solutions to Empower Busi
  • 2 jam lalu

    Hong Kong's Innovations Radiating Impact at CES 2025


    Largest-ever delegation of homegrown tech compani
  • 3 jam lalu

    CamScanner Elevates AI Offerings for Smarter Work and Learning in 2025


    Advanced portfolio of cutting-edge features showcases tech's trans
  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2025 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified