Kamis, 19 Januari 2017 15:48:00
Provinsi Papua Barat Tinjau Tanaman Sawit di Lahan Gambut Desa Pungkat Inhil
RIAUONE.COM, TEMBILAHAN – Rombongan perwakilan masyarakat Provinsi Papua Barat menggelar Kunjungan kerja perkembangan kelapa sawit di Desa Pungkat, Kecamatan Gaung, Kabupaten Inhil, Rabu (18/1/17).
Informasi–informasi mengenai tanaman kelapa sawit dan permasalahan lingkungan akibat tanaman kelapa sawit, coba di diskusikan dan dilihat secara langsung oleh rombongan masyarakat Provinsi Papua Barat yang terdiri dari berbagai instansi dan stakeholder.
Didampingi langsung oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau dan Conservation International Indonesia Papua Barat, rombongan berasal dari berbagai Kabupaten di Provinsi Papua Barat seperti Kabupaten Sorong Selatan, Sorong Barat, Manokwari dan Maybrat tersebut, diajak berkeliling langsung untuk menyaksikan lahan kelapa sawit yang mayoritas ditanam oleh perusahaan di lahan gambut Desa Pungkat.
Ketua Organisasi Rakyat Pungkat Bersatu (ORPB), Asmar secara langsung memberikan informasi mengenai kondisi desa semenjak adanya aktifitas perusahaan yang menanam kelapa sawit di lahan gambut.
Banyaknya dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat desa setelah adanya aktifitas perusahaan yang menanam sawit, coba disampaikan Asmar secara lantang didepan rombongan dan masyarakat yang juga antusias ikut mendampingj rombongan.
“Kami tidak ingin apa yang terjadi kepada kami disini juga terjadi kepada saudara – saudara kami di Papua,” tegas Asmar.
Untuk itu, Asmar mengingatkan para rombongan untuk lebih berhati – hati dan teliti dalam pengelolaan kelapa sawit, terutama oleh perusahaan.
Sebagai orang yang nantinya akan berhubungan langsung dengan masyarakat, Lembaga Masyarakat Adat Malamoi, Silas kalami, mengatakan, berdasarkan apa yang telah terjadi di Desa Pungkat inilah pihaknya datang untuk melihat langsung informasi yang terjadi di Desa Pungmat dan belajar kepada masyarakat pungkat yang telah lebih dulu merasakannya.
“Kami ingin belajar dan mengetahui langsung apakah sawit cocok di gambut. Kita mau lingkungan lestari dan orang papua sangat ingin belajar,” ungkap Silas yang juga didampingi Ketua Dewan Aldat Papua Barat, Alfons Kambu.
Lebih lanjut, Ketua Konservasi Internasional (Conservation International) Indonesia Papua Barat, Yance de Fretes yang juga selaku ketua rombongan menjelaskan, bila kedatangannya bersama rombongan kali ini berhubungan langsung dengan proses penggunaan lahan di Papua Barat, terutama kelapa sawit.
“Kita bersama tokoh adat, agama dan instansi terkait ingin melihat apa yang sudah terjadi, kalau misalnya ada perusahaan kelapa sawit di papua,” jelasnya.
Untuk itu, Yance berharap melalui kunjungan ini, masyarakat kedepannya bisa mengambil keputusan sendiri berdasarkan penjelasan dan masukan yang diperolehnya dari Desa pungkat.
“Ini bagus, terutama bagi masyarakat Papua. Karena kelapa sawit belum begitu berkembang. Melalui kunjungan ini masyarakat dan pemerintah dapat belajar untuk lebih hati – hati kedepannya, serta memikirkan secara menyeluruh,” imbuhnya.
Sementara itu, Christian Mambor, selaku perwakilan Balai Pengendalian perubahan Iklim, kebakaran hutan dan lahan wilayah Maluku dan papua Kementerian Lingkungan Hidup menuturkan, aktifitas masyarakat yang terputus di Desa Pungkat, bisa dijadikan pembelajaran, karena lambat laun papua juga akan dimasuki perusahaan atau hal – hal seperti ini.
Instansi dan organisasi yang juga hadir antara lain The Walton Family foundation, Dinas Kehutanan Kabupaten Sorong Selatan, Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) Klassis GKI (Gereja Kristen Injili) Keminabuan Kabupaten Sorong Selatan, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Papua Barat.(rls/san)
Share
Komentar