- Home
- Riau Raya
- Raih nilai terbaik UN 2015 tingkat SMA jurusan IPS se Riau, Zulkifli tidak bisa melanjutkan pendidikan
Rabu, 20 Mei 2015 16:33:00
Raih nilai terbaik UN 2015 tingkat SMA jurusan IPS se Riau, Zulkifli tidak bisa melanjutkan pendidikan
MERANTI, RIAUONE.OM - Dengan ketekunan dan keuletannya menuntut ilmu, Zulkifli (18), siswa SMAN 2 Tebingtinggi Barat Kepulauan Meranti, berhasil meraih nilai terbaik untuk hasil ujian nasional tingkat SMA jurusan IPS se-Provinsi Riau, tahun 2015. Namun, dibalik semangatnya itu, ruang untuk melanjutkan pendidikan tertutup
disebabakan keterbatasan ekonomi.
"Saya belum dapat memastikan apakah akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau tidak, ketiadaan dana menjadi alasan utama saya," ucap Zulkifli, kepada wartawan ditempat kediamannya, Jalan Rintis, baru-baru ini.
Keterbatasan ekonomi ini lah yang membuat Zulkifli dengan masa depan pendidikannya, meskipun ia peraih nilai tertinggi UN SMA IPS. Sementara itu ayahnya sudah meninggal 14 tahun yang lalu.
"Sudah 14 tahun yang lalu ayah saya meninggal. Saat itulah hanya ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Saat ini ibu saya
sudah tua, makanya saya yang bekerja", ujarnya.
Ia mengungkapkan, jika uang sakunya habis ia rela menjadi kuli bongkar batu bata di pelabuhan Kempang. Upah yang didapatkan hanya Rp 40 ribu per hari, itupun jika ia berhasil membongkar 1000 buah bata. Zulkifli merupakan anak bungsu dari tiga saudara. Kini, di rumahnya ia tingga bersama ibu dan tiga kakaknya yang juga kerja semrawutan.
Sedangkan Kakak tertuanya, Jonrizal hanya sebagai kuli bangunan. Meskipun begitu, Remaja asal Kelurahan Selatpanjang Selatan, Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Kepulauan Meranti ini, sangat bersyukur atas pencapaiannya kali ini. Ia mengaku tidak menyangka bisa meraih nilai tertinggi, apalagi tempat ia menimba ilmu merupakan bekas sekolah lokal jauh yang baru menyandang status negeri setahun yang lalu. Meskipun tidak ada cara khusus dalam hal belajar, ia yakin jika nilai tinggi itu disebabkan karena sering mengulang pelajaran.
"Sepulang sekolah, kalau tidak lelah, saya sempatkan mengulang pelajaran sekitar satu jam," katanya.
Pelajar kelahiran tahun 1996, ini bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Zulkifli ingin cita-citanya sebagai Sarjana Ekonomi dapat terlaksana dan bisa membanggakan ibunya, "Kalau tidak kuliah saya bakalan cari kerjaan untuk membantu orangtua", ucap Zulkifli .
Sementara itu, wali kelas Zulkifli, Neti Indrayana SPdi, mengungkapkan, secara ekonomi, Zulkifli masuk dalam ketegori siswa miskin. Dia berasal dari keluarga pas-pasan, karena itu, sekolah memberikan bantuan berupa zakat mal yang berasal penghasilan guru-guru di SMAN 2 Tebingtinggi Barat. Selain itu, Neti juga mengatakan,
Zulkifli juga tercatat sebagai penerima Bantuan Langsung Siswa Miskin (BLSM).
"Saya merasa bangga dengan anak didik saya yang telah berhasil meraih nilai tertinggi se Provinsi Riau. Apalagi saat ini, pertama kalinya siswa di Kabupaten Kepulauan Meranti yang meraih nilai tertinggi se Provinsi Riau, dan kepada pemerintah untuk mau membantu biaya kuliahnya Zulkifli. Sayang jika peraih nilai UN tertinggi tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi," harap Neti.
Untuk diketahui, Kabupaten Kepulauan Meranti nilai tertinggi UN SMA jurusan IPS diraih oleh Zulkifli dengan total nilai 526. Zulkifli meraih nilai tertinggi dari enam mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia (92,0), Bahasa Inggeris (89,8), Matematika(87,5), Ekonomi (87,5), Geografi (86,0), dan Sosiologi (83,7). (mas)
Share
Berita Terkait
Kabar Perovider, XL Axiata dan Smartfren Sepakat Merger Jadi XLSmart
Ada Apa dengan Miss Universe Indonesia 2024, Vina Anggi Sitorus Mundur dari Kontes MUID 2024
Dear Rakyat, PPN Naik jadi 12 Persen Lho, Kamu Tau kan Imbas-nya Kemana Saja?
NASIONAL, METEROPOLIS, - Tarif Pajak Pertambahan
PSN Jembatan Pulau Bengkalis - Sungai Pakning, Tunggu Rekomendasi Teknis dari Kementerian PUPR
Komentar
Copyright © 2012 - 2025 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified