Rabu, 10 April 2013 14:22:00
Tak Mudah Kencani Ayam Kampus di Pekanbaru
rtc
riauone.com Pekanbaru-Jumlah ayam kampus di Pekanbaru dipastikan banyak. Tetapi, tidak mudah untuk bisa mengencaninya. Tak cukup sekedar punya uang. Harus ulet mencari.Menelusuri jejak eksistensi ayam kampus di Pekanbaru butuh kesabaran, karena memang susah mendapatkan layanannya atau sekedar menemuinya. Tidak bisa sekedar mengandalkan uang. Perlu bantuan jaringan dan juga sedikit keberuntungan.
Penelusuran bermodal sebuah nomor telephon ayam kampus yang diberikan seorang relasi.
Kesalahan sedikit bisa berakibat buyar semua rencana menemui ayam kampus. Itulah yang dialami riauterkinicom pada awal penelusuran. Terlalu terbuka dalam mengajak kencan ayam kampus membuat upaya menjalin komunikasi langsung buntu. Ayam kampus yang dihubungi justru berbalik marah, karena merasa dilecehkan.
Ketika nomor ayam kampus dikontak lagi, yang menerima bukan lagi perempuan, namun laki-laki yang menggertak dengan nada kasar.
Hampir satu minggu tidak ada jalan keluar. Upaya menyambung koneksi dengan ayam kampus harus ditunda. Sampai yang bersangkutan melupakan upaya kontak perama.
Lantas muncul ide untuk membangun kembali kontak dengan berpura-pura salah kirim SMS. Pesan yang dikirim mengesankan pengirim seorang pengusaha sukses yang meminta stafnya membawakan berkas kepadanya.
Ternyata diluar harapan. SMS tak direspon positif. Tidak ada balasan. Lantas dilakukan kontak langsung, namun lagi-lagi ayam kampus incaran hanya menegaskan kalau dirinya bukan orang yang dimaksud. "Anda salah sambung!" tukasnya pendek dan langsung memutus sambungan telephon.
Buntu lagi! Sasaran utama tak kunjung didapat, sumber alternatif juga dicari. Namun tetap saja sangat susah masuk jaringan ayam kampus. Tak bisa sekedar mendapat nomor telephon dan siap membayar.
Di saat kebuntuan nyaris tak mendapat solusi. Relasi yang pertama kali memberikan nomor telephon ayam kampus memberi kabar mencerahkan. Calon nara sumber siap melakukan pertemuan. Dia minta dikontak secepatnya.
Tanpa buang waktu, langsung dilakukan kontak pada calon nara sumber. Pembicaraan singkat, namun hasilnya positif. Mahasiswi tersebut ingin bertemu terlebih dahulu. Ia minta dijemput di tempat kosnya di kawasan Gobah Pekanbaru.
Riauterkinicom langsung meluncur ke lokasi. Ternyata calon narasumber sudah menunggu di depan rumah kos. Ia menghampiri mobil dan memperkenalkan diri, sebut saja Melati, lalu masuk ke mobil.
Pertemuan pertama tak berlangsung lama. Melati menolak di ajak ke sebuah tempat nongkrong sambil ngobrol. Ia hanya mengajak muter-muter di sekitar pusat Kota Pekanbaru sambil berbincang.
Ia mengatakan kalau dirinya bukan ayam kampus, hanya mahasiswi yang kadang kala suka dugem di tempat-tempat hiburan. "Kalau mau cari yang gituan (ayam kampus.red) nanti saya coba carikan. Ada sih, beberapa teman yang sepertinya bisa (bisa diboking.red)," tuturnya.
Selain mengatakan kalau dirinya bukan ayam kampus, Melati juga minta riauterkinicom menunjukkan identitas. Baik kartu pers maupun kartu tanda penduduk. "Saya takut terjebak. Siapa tahu, Abang orang sekampung atau masih famili. Bisa bahaya," tutur mahasiswi berusia 23 tahun asal provinsi tetangga tersebut menyampaikan alasannya bersikap sangat hati-hati.
Hanya sekitar 30 menit muter-muter, Melati minta diantarkan kembali ke kos. Hasil pembicaraan tak sesuai dengan harapan. Melati ternyata buka ayam kampus, namun ia memberikan harapan segera mengontak kalau sudah ketemu ayam kampus yang bersedia mengisahkan perjalanan hidupnya. demikian sebagaimana dilansir riauterknicom. (rtc/mnn)
Share
Komentar