RIAU, NUSANTARA, - Serapan anggaran keuangan Pemerintah Provinsi Riau hingga saat ini baru mencapai 39 persen dengan waktu tersisa sekitar tiga bulan lagi, sedangkan realisasi fisik sudah 46 persen.

 

"Realisasi fisik sudah 46 persen, kalau realisasi keuangan 39 persen. Ini sedang jalan terus," kata Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman usai sidang paripurna penyampaian nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan di Gedung DPRD provinsi setempat di Pekanbaru, Senin.

 

Lebih lanjut dia memberi catatan agar hal ini bisa diselesaikan dengan segera mengingat waktu yang semakin sempit. Oleh karena itulah pihaknya melakukan berbagai penyesuaian dalam RAPBDP 2016.

 

Dalam penyampaian nota keuangan itu, dia memaparkan adanya pengurangan struktur APBD dari Rp10,97 triliun menjadi Rp10,36 triliun atau berkurang Rp606,88 miliar. Pada nota keuangan itu, belanja langsung bertambah, tapi belanja tidak langsung berkurang.

 

Pada item belanja langsung diproyeksikan senilai Rp5,39 triliun atau bertambah Rp8,5 miliar dari APBD murni. Anggaran tersebut diantaranya yang naik seperti belanja hibah menjadi Rp1,36 triliun dari sebelumnya Rp1,29 triliun. Sementara belanja bantuan sosial tidak mengalami perubahan yang totalnya Rp10 miliar.

 

"Belanja bagi hasil ke pemerintah daerah dan desa dari Rp1,28 triliun bertambah Rp138,92 miliar menjadi Rp1,42 triliun. Sedangkan bantuan keuangan ke kabupaten/kota berkurang dari Rp1,58 triliun menjadi Rp1,41 triliun," ujar gubernur.

 

Sementara itu untuk belanja langsung dianggarkan Rp4,96 triliun atau berkurang dari jumlah di APBD murni yang ditetapkan Rp5,58 triliun. Selanjutnya belanja pegawai dari Rp340,55 miliar jumlah awalnya menjadi Rp321,78 miliar. 

 

"Belanja barang dan jasa dari Rp2,71 triliun pada APBD murni, menjadi Rp2,29 triliun. Sedangkan belanja modal Rp2,35 triliun, berkurang dari sebelumnya Rp2,53 triliun. Belanja tak terduga dari Rp18 miliar menjadi Rp8,6 miliar," sebutnya. (*/ant).