Jumat, 29 Maret 2013 14:35:00

Ada 250 Lebih Aliran Sesat di Indonsia

dzc



riauone.com DUMAI-Saat ini aliran-aliran, serta paham-paham sesat dan menyimpang sedang tumbuh subur dan berkembang di Indonesia, termasuk juga muncul di Kota Dumai. Belum selesai masalah satu aliran, sudah ada pula aliran yang baru. Di Indonesia ada 250 lebih aliran sesat dan 50 diantaranya berkebang di Jawa.

“Selain merusak aqidan dan citra agama, aliran ini juga merusak tatanan sosial, merusak hubungan keluarga, merusak persatuan umat, merusak cara berfikir masyarakat, dan bahkan ada yang mengancam NKRI,” ujar Rozali, M.Pdi, nara sumber dari Persatuan Mubaligh Dumai (PMD).

Dia mengatakan hal itu pada acara diskusi pemahaman syariah Islam yang benar untuk mecegah tindakan Islam garis keras di salah satu hotel Jalan Sudirman, Dumai, Kamis (28/3). Diskusi yang ditaja Forum Masyarakat Madani Dumai diikuti peserta dari kalangan generasi muda, mahasiswa, dan pelajar umum dan pondok pensantren. 

Menurutnya, dalam membendung dan mengantisipasi munculnya aliran dan paham sesat masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang kriterianya, indikasi awal yang mencurigakan dan langkah-langkah membendungnya. Majlis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan 10 kriteria.

“Bila ada satu ajaran yang terindikasi punya salah satu dari sepuluh kriteria itu, bisa dijadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok Aliran sesat,” ujar dia. 
Sepuluh kriteria tersebut adalah:

1. Mengingkari Rukun Iman dan Rukun Islam.

2. Menyakini dan atau mengikuti aqidah yang tak sesuai Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

3. Meyakini turunnya wahyu setekah Al-Quran.

4. Melakukan penafsiran Al-Quran yang tak berdasar kaidah tafsir.

5. Mengingkari hadist nabi sebagai sumber ajaran Islam.

6. Melecehkan dan merendahkan para nabi dan rasul.

7. Mengingkari otentitas dan atau kebenaran isi Al-Quran.

8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.

9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah.

10. Mengkafirkan sesama muslim, tanpa dalil syar’i. 

Selain itu, perlu dikenal indikasi awal yang selayaknya menimbulkan kecurigaan terhadap satu paham atau pengajian, yaitu:

- Pengajian dilaksanakan secara rahasia-rahasia, tertutup kepada selain jamaahnya.

- Sebagiannya melakukan pengajian tengah malam sampai subuh dan tempatnya pun sangat terisolir.

- Gurunya tidak dikenal sebagai ahli agama, tidak pernah menekuini ilmu agama, dan tak dikenal sebagai orang yang rajin beribadah, tetapi tiba-tiba menjadi pengajar agama.

- Ada bai’at atau mitsaq untuk taat pada guru atau pimpinan pengajian. Bahkan, ada janji yang harus ditandatangani oleh anggota pengajian tersebut.

- Cara ibadah yang diajarkan aneh dan tidak lazim.

- Adanya tebusan dosa dengan sejumlah uang yang diserahkan kepada guru atau pimpinan jamaah.

- Mengharuskan adanya sedekah lebih dahulu, sebelum berkonsultasi dengannya.

- Adanya penyerahan uang, dengan jaminan masuk surga.

- Adanya sumbangan yang tak lazim, sebagaimana layaknya sumbangan sebuah pengajian. Misalnya, 10 persen dari penghasilan harus diserahkan kepada guru atau pimpinannya.

- Pengajian tak mempunyai rujukan yang jelas, hanya penafsiran-penafsiran sang gurunya.

- Pengajian tak memakai Hdist Nabi Muhammad SAW.

- Sumber ajaran hanya Al-quran, dengan penafsiran dan pemahaman guru yang ditetapkan oleh pengajian dan tak boleh belajar kepada Ustadz lain.

- Kelainan jiwa atau stress merupakan salah satu faktor yang membawa seseorang mengaku berhubungan dengan Jibril, Tuhan, makhluk dan alam ghaib.

- Faktor materi telah banyak membuat orang sesat.

- Dengan berpura-pura bermaksud untuk memperbaiki keadaan, serta memolesnya dengan bahasa agama, seperti menawarkan pentingnya jihad dan pengorbanan material untuk merealisasikan cita-cita ideal, seorang bisa mendapat simpati dan dukungan dari orang yang memang merindukannya.

- Semakin banyak yang tertarik dan mendukungnya, ia pun terus mengembangkan konsepnya. Setelah pendukungnya sampai mengkultuskannya, ia pun mengklaim macam-macam, termasuk klain mendapat wahyu dan bahkan mengklain diangkat Tuhan menjadi nabi. 

“Inilah kriteria dan ciri-ciri yang perlu dipahami, sebagai upaya awal untuk mengenali aliran sesat. Bila menemukan hal itu, maka segerah menghindar dan melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Kita harus mewapadai hal ini, supaya kita tak terjerumus,” ujar Ustadz Rozali.(dzc/mnn))

Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified