• Home
  • Riau Raya
  • MUI Dumai Taja Diskusi Perkembangan Islam dan Peranan Wanita
  • Home
  • Riau Raya
  • MUI Dumai Taja Diskusi Perkembangan Islam dan Peranan Wanita
Senin, 15 Desember 2014 08:34:00

MUI Dumai Taja Diskusi Perkembangan Islam dan Peranan Wanita

Herliyan Saleh dan Ketua MUI Riau. (ist)
riauonecom, Dumai, - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai usai melaksanakan diskusi ilmiah untuk mahasiswi Islam yang berada di Kota Dumai. Diskusi ini dipandu oleh Melliana, ST. MM dengan menampilkan dua orang pemateri, Lukman Syarif, MA dan Lailaturrahma, S.Ag.
 
Acara diskusi ini dilaksanakan di Yayasan Ahmad Asyarif Kelurahan Bumi Ayu Kecamatan Dumai Selatan bertujuan untuk membina generasi muda Islam secara pikiran, wawasan dan kepribadian yang baik dalam menghadapi tantangan masa depan yang menuntut kehadiran generasi muda Islami yang handal, peduli, professional, inovatif, kompetitif dan amanah dalam menyambung estafet kepemimpinan ummat.
 
Lukman Syarif selaku narasumber mengatakan, ummat terbaik hanya akan terwujud jika generasi muda Islam lahir dan tampil sebagai generasi terbaik yang mengerti permasalahan zamannya, mampu mengambil pengajaran dari sejarah dan perjalanan ummat Islam di seantero dunia terutama sejarah ummat Islam di Indonesia.
 
“ Sesungguhnya generasi yang mengerti dan melupakan sejarah adalah generasi yang naïf dan lemah, karena sejarah adalah akar, tanpa akar pohon tak yang bisa tumbuh kuat dan berdiri kokoh. Sejarah kemajuan dan kemunduran ummat Islam menjelaskan dengan tegas dan jelas kepada kita bahwa, kualitas para pemikir Islam adalah barometer jatuh dan bangunnya kekuatan ummat Islam dalam sejarah kehidupan manusia,” sebut Lukman Syarif.
 
Lukman Syarif juga menyampaikan bahwa manusia adalah makhluk berpikir (thingking creature) sehingga semua hal yang berhubungan dengan manusia seperti cara dan pola hidup, cara berbicara dan bekerja bahkan orientasi hidup, sangat berhubungan dengan pemikiran manusia.
 
Kualitas pemikiran ummat Islam sangat menentukan kualitas peradaban yang mereka miliki karena hasil pemikiran manusia akan membentuk sebuah produk budaya dan peradaban ummat Islam.
 
Dia mengatakan, dikotomi dalam sistem pendidikan hanya akan melemahkan ummat dalam pola pikir dan kehidupan nyata, sebagaimana yang terjadi pada zaman penjajahan ketika pendidikan agama hanya terfokus pada agama saja dengan menganggap semua pengetahuan umum yang berhubungan dengan dunia sebagai bid’ah dan haram. Pada sisi yang lain pendidikan umum cenderung sekuler dan sangat terpisah dari hal-hal yang bernafaskan agama.
 
Lebih lanjut Lukman menyatakan, bahwa perubahan dan kemajuan pada kehidupan ummat hanya akan terjadi bila ummat melakukan perubahan dan perbaikan pada tahap dan kualitas pemikiran yang mereka miliki.
 
Sementara, Lailaturrahmah S.Ag menjelaskan, bahwa setiap remaja Muslim adalah anak zamannya, lahir, berkembang dan dewasa dengan permasalahan zamannya, sehingga mereka adalah orang yang paling mengerti dan bertanggungjawab tentang permasalahan zamannya.
 
“ Wanita memang lemah secara fitrah tetapi dari tangan yang lemah dalam mengayun buaian sang bayi, akan lahir banyak peminpin Islam yang besar dan berjiwa besar dengan gagasan pembangunan ummat yang besar. Baik dan buruknya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pemikiran dan kepribadian kaum wanita yang menjadi guru pertama untuk anak-anak mereka,” katanya.
 
Para peserta yang terdiri dari mahasiswi Muslimah ini mengakui, bahwa mereka merasa lebih terinspirasi untuk dapat tampil sebagai wanita tangguh di masa depan. (ka/roc)
Share
Berita Terkait
  • 2 bulan lalu

    Horor Kecelakaan Truk di Riau, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Macet Panjang



  • 2 bulan lalu

    Firaun, Kisah-nya Masuk dalam dalam Alquran, Arkeolog Temukan Pedang Firaun Berusia 3.000 Tahun di Mesir, Berhiaskan Lambang Ini



    Komentar
  •