Jumat, 19 Desember 2014 09:00:00
Pelindo Dumai Diminta Maksimalkan Fasilitas Pelabuhan
riauonecom, Dumai, - Perkembangan pabrik pengolah minyak kelapa sawit di Kota Dumai membawa dampak positif bagi masyarakat Dumai. Di antaranya, dapat menampung tenaga kerja dan memajukan industri kepelabuhan.
Kendati demikian, kemajuan industri kepelabuhan juga harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu, selaku Badan Operasional Pelabuhan (BOP), sudah selayaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelabuhan Cabang I (Pelindo I) Dumai menyiapkan sarana dan prasarana.
Maksudnya dari sarana dan prasarana itu seperti pembangunan depo (gudang) kontainer dan perpanjangan dermaga untuk pelabuhan peti kemas. Sehingga benar-benar menunjang keluar masuknya kapal yang beraktivitas di Pelabuhan Dumai.
Oleh sebab itu, hampir semua unsur mendukung pengembangan pelabuhan kontainer, termasuk perusahaan dan pemerintah daerah. Makanya, Pelindo Dumai didesak untuk menyiapkan pelayanan yang standar agar tidak merugikan pihak lainnya.
Wakil Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) sekaligus Direktur PT. Trans Homal Sejahtera Dumai, Idham Khalid mengatakan, pertumbuhan kedatangan kapal tidak seimbang dengan pelayanan pihak Pelindo saat ini.
Pasalnya, hingga saat ini pelayanan dermaga sangat terbatas dibandingkan kapal yang masuk setiap hari, baik kapal luar negri maupun dalam negeri.
“ Apalagi kini sedang dilirik oleh Telaga Mas (Telmas), kapal kontainer. Tentunya, Pelindo harus menyiapkan sarana dan prasarana untuk pelabuhan peti kemas ini. Sehingga aktivitas bongkar muat kontainer tidak mengganggu kapal-kapal lainnya,” katanya kepada wartawan, belum lama ini.
Dijelaskan Idham, saat ini ada dua dermaga untuk kegiatan aktivitas pelayanan lokal dan luar negeri. Yaitu, dermaga A dengan panjang 346 meter dan dermaga C sepanjang 500 meter. Sementara, ada 100 meter pada dermaga C yang diperuntukkan untuk terminal peti kemas.
Kendati demikian, 100 meter dermaga yang disiapkan untuk kapal kontainer dinilai tidak cukup. Sehingga saat kapal kontainer masuk, kapal lainnya harus dialihkan atau ditahan sampai aktivitas bongkar kapal peti kemas selesai.
“ Kapal kontainer tidak bisa menunggu, karena paling lambat setiap 1 kali 24 jam sudah harus bongkar dan pergi. Sedangkan waiting time kapal-kapal lainnya paling lama 3 kali 24 jam,” katanya seraya menambahkan, Akibat kapal kontainer masuk kapal-kapal domestik lainnya terpaksa menunggu hingga 8 hari. Karena antri dan dermaga sangat sibuk, dan peruntukan dermaga C diubah secara sepihak oleh Pelindo.
Selain itu, yang menjadi persoalan juga terkait peruntukan dermaga. Biasanya pelabuhan yang melayani bongkar muat adalah dermaga C. Tetapi, Pelindo mengkondisikan dermaga itu untuk melayani kapal curah kering. Sehingga berdampak pada kapal domestik lainnya, yang tidak lagi dibenarkan bersandar di Dermaga itu.
“ Namun, kami sebagai penerima jasa tidak menerima surat pengalihan peruntukan sandar. Sedang ini sudah berjalan selama 4 bulan. Tentu merugikan pelabuhan domestik lainnya, sehingga terpaksa menunggu sampai ambang waktu yang lama,” ujarnya.
Dijelaskan Idham, biaya rata-rata kapal domestik Rp.25 juta per hari. Jika waiting time kapal-kapal tersebut mencapai 8 hari, kerugian yang dialami pihak kapal Rp.400 juta. Belum lagi kapal-kapal internasional yang juga bisa mengalami kerugian hingga Rp.500 juta.
Sementara, kapal-kapal itu dialihkan ke dermaga A, yang hanya mempunyai panjang 346 meter. Sedangkan di dermaga A sudah diperuntukkan untuk kapal-kapal Multi Purpose.
“ Dermaga A ini pendek sekali, sementara yang menantinya mencapai puluhan kapal per hari. Kapan mereka akan sandar untuk bongkar muat bila antriannya saja udah panjang, dan berapa pula mereka harus menghabiskan anggaran,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan, Pelindo sebagai penyedia pelayanan pelabuhan harus melakukan penyediaan fasilitas pelabuhan. Sehingga dapat lebih menunjang pelabuhan kontainer yang sedang dikembangkan.
“ Jangan hanya pikirkan keuntungan sendiri. Jika terus dipaksakan dengan tumpang tindih seperti ini, kapal-kapal lain tentu tidak akan sanggup ke Dumai lagi. Sedangkan di Perawang, mereka tengah mengembangkan pelabuhan,” bebernya.
Keluh-kesah perusahaan lokal tersebut sudah beberapa kali disampaikan ke PT.Pelindo I Cabang Dumai. Bahkan, dihadiri oleh manajemen dengan perusahaan lokal serta Insa Cabang Dumai. Namun, keputusan rapat agar Pelindo menambah kawasan atau memperpanjang dermaga tidak kunjung terlaksana.
Secara terpisah, Kepala Bagian Humas PT. Pelindo I (Persero) Cabang Dumai Hendri mengatakan, pengembangan pelabuhan kontainer memang butuh pengembangan sarana dan prasarana. Hal tersebut akan dilakukan pihaknya. Namun, untuk membicarakan hal tersebut butuh persetujuan direksi.
“ Sudah tentu akan ada pengembangan sarana dan prasarana. Kalau tidak, kita pasti juga bakal ketinggalan. Termasuk depo kontainer, juga harus dibuka,” bebernya, tanpa menjelaskan rencana kongkret pembangunan pelabuhan kontainer yang dimaksud. (ka/roc)
Share
Berita Terkait
PPPK Tahun 2024 Pemkot Dumai, Formasi Tenaga Teknis Terbanyak, Tenaga Pendidik Sedikit
DUMAI, - Pendaftaran Pega
Horor Kecelakaan Truk di Riau, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Macet Panjang
Kecelakaan Tol Pekanbaru-Dumai, Mobil Pickup Isuzu Trada ini Tabrak Ekor Truk Tronton Mitsubishi, Satu Penumpang Meninggal Dunia
R
Perbaikan, Salah Satu Dermaga Pelabuhan Ro-Ro Bakal Ditutup 1 Hari Pada Tanggal 20 Maret 2024
BENGKALIS - Info penting
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified