• Home
  • Riau Raya
  • Pemko Dumai Programkan Pembinaan dan Bantuan Kesejahteraan Nelayan
Jumat, 24 April 2015 09:04:00

Pemko Dumai Programkan Pembinaan dan Bantuan Kesejahteraan Nelayan

kadisnakkanla dumai dinas perikanan kelautan Syafrizal
RIAUONE.COM, DUMAI, ROC, - Pengelolaan sektor perikanan di Kota Dumai yang dijalankan Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat memprogramkan upaya pembinaan dan bantuan mensejahterakan kehidupan para nelayan tangkap ikan di daerah itu.
 
Selai itu, Pemerintah Kota Dumai juga menilai persediaan ikan tangkap di perairan harus diupayakan tercukupi bagi nelayan dengan cara giatkan penjagaan dan pelestarian lingkungan sekitar pantai perairan.
foto : kadisnakkanla dumai dinas perikanan kelautan Syafrizal dan Sekda Dumai Said Mustafa. 
 
Wakil Wali Kota Dumai Agus Widayat mengatakan, perlu ada kepeduliaan meningkatkan jumlah ikan tangkapan di perairan dan mengajak seluruh pihak dan nelayan untuk senantiasa menjaga lingkungan dengan cara menghindari pengrusakan dan tidak membuang limbah padat maupun cair ke laut.
 
"Penjagaan lingkungan sangat penting agar tetap asri sehingga menekan pencemaran di laut, dan jika perairan terhindar dari pencemaran, sudah pasti biota laut bakal berkembang sangat cepat dan nelayan yang bakal diuntungkan," sebutnya.
 
Sementara, Kepala Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Dumai Syafrizal menyebutkan, setiap harinya jumlah ikan tangkapan nelayan yang terkumpul di pelabuhan pendaratan ikan (PPI) di Kelurahan Purnama mencapai kurang lebih 1 ton.
 
Namun hasil ikan tangkapan nelayan ini tidak mencukupi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat, sehingga selain harus didatangkan dari berbagai daerah pemasok, juga diupayakan budidaya ikan air tawar oleh sejumlah kelompok nelayan.
 
"Kebutuhan konsumsi ikan setiap hari mencapai 15 ton, dan karena jumlah ikan di TPI terbatas maka didatangkan dari beberapa daerah pemasok," katanya.
foto : wakil walikota Dumai Agus Widayat Upacara.
 
Pedagang ikan di sejumlah pasar tradisional mendatangkan ikan dari daerah Kampar, Sumatera Barat dan Medan Sumatera Utara. Sedangkan dari budidaya ikan air tawar yang dikelola masyarakat hanya bisa menghasilkan setengah ton ikan tiap hari.
 
Untuk meningkatkan hasil ikan tangkapan nelayan, pemerintah selalu memberikan pembinaan dan menyerahkan bantuan sesuai kemampuan anggaran daerah.
 
Namun pada 2015 ini, dia mengakui untuk sektor perikanan nihil bantuan untuk nelayan dari pemerintah karena keterbatasan anggaran daerah yang mengalami penyusutan.
 
Ini disebabkan anggaran pemerintah daerah berkurang ratusan miliar rupiah dampak dari kebijakan pemotongan dana bagi hasil dari pusat karena harga minyak dunia turun.
 
Padahal sebelumnya DKP telah merancang sejumlah program bantuan mensejahterakan para nelayan, diantaranya, sehat nelayan, listrik untuk nelayan, distribusi beras ketika cuaca buruk dan peningkatan usaha mandiri perdesaan.
 
"Berbagai program bantuan tersebut merupakan kegiatan tahunan yang dijalankan, namun tetap melihat kondisi keuangan pemerintah daerah," ungkapnya.
 
Dijelaskan, khusus program sehat nelayan dilakukan dengan cara memberikan kemudahan pengurusan sertifikasi hak atas tanah yang dimiliki nelayan, program listrik nelayan berupa pemasangan jaringan listrik pada rumah nelayan yang belum tersentuh pelayanan PT PLN.
 
Selanjutnya, program bantuan beras cadangan pemerintah kepada ratusan nelayan yang tidak bisa melaut akibat kondisi cuaca di perairan tengah memburuk.
 
"Pada 2014, kami mendistribusikan bantuan beras sebanyak 10 ton kepada ratusan nelayan, yaitu 30 kilogram per kepala keluarga," ujarnya.
 
Dia melanjutkan, program lainnya, yaitu peningkatan usaha mandiri perdesaan berupa bantuan modal kepada kelompok usaha bersama (KUB) nelayan yang mengajukan proposal permohonan ke pemerintah.
 
Selain itu, ada juga bantuan peralaran jaring dan alat tangkap serta perbaikan kapal nelayan dengan tujuan memberikan kemudahan dalam meningkatkan hasil tangkap ikan di laut.
 
"Program ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada nelayan dengan harapan bisa meningkatkan hasil tangkapan ikan dan tingkat kesejahteraan membaik," ujarnya.
 
Pemkot Dumai, lanjut dia, terus mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk giatkan gemar makan ikan demi kesehatan karena mengandung asam lemak Omega 3 yang bermanfaat banyak bagi pertumbuhan perkembangan otak manusia.
 
Guna meningkatkan angka konsumsi ikan masyarakat, pihaknya intens melaksanakan sosialisasi gemar makan ikan untuk meningkatkan konsumsi ikan khususnya kepada anak-anak untuk perkembangan otak.
 
"Konsumsi ikan dapat mencerdaskan otak, terutama bagi anak dan usia remaja supaya bisa menjadi manusia berkualitas dan unggul sebagai persiapan menyongsong masa depan yang baik dan gemilang," terangnya.
 
Selain itu, dengan konsumsi ikan yang banyak mengandung vitamin tentu saja akan berguna untuk meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh, menjaga keseimbangan tubuh, sumber nutrisi dan juga baik untuk kesehatan mata kulit dan tulang.
 
Berbagai langkah pembinaan dan sosialisasi terkait kebijakan sektor perikanan juga terus dijalankan, termasuk diantaranya pelarangan pemakaian jaring sondong kepada nelayan saat melakukan kegiatan penangkapan ikan di perairan laut.
 
Larangan alat tangkap udang dan ikan jaring sondong ini sudah disampaikan ke nelayan setempat sejak dua bulan lalu mengikuti peraturan pemerintah pusat bertujuan untuk mencegah kerusakan perairan.
 
Dia menjelaskan penggunaan jaring sondong ini sama halnya dengan larangan nelayan memakai alat tangkap ikan jenis pukat harimau di perairan karena bisa merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang.
 
Jaring sondong yang terbuat dari bambu dan besi ini dikuatirkan dapat mengancam kehidupan biota laut yang ada di pinggir dan tentu saja akan mengurangi jumlah ikan tangkapan yang tersedia di perairan.
 
Namun sejauh ini dia memandang kondisi perairan Dumai masih aman dan kondusif untuk mendukung aktivitas nelayan tangkap ikan karena intens diawasi oleh berbagai instansi terkait.
 
Pihaknya melakukan penjagaan kawasan pantai dan perairan sekitar dengan rutin mengoperasikan kapal pengawas sebanyak 18 kali dalam setahun ini sesuai anggaran.
 
DKP Dumai juga terus mengingatkan nelayan agar waspada saat melaut dari ancaman cuaca tidak stabil demi meningkatkan keselamatan.
 
Para nelayan harus bisa memahami kondisi cuaca ketika akan melaut dan tidak memaksakan diri untuk memasuki perairan jika mendapati gelombang tinggi air laut.
 
"Kondisi buruk diperairan biasanya juga menyebabkan jumlah ikan tangkap diperairan berkurang, karena itu diminta nelayan menjaga keselamatan diri, selain itu harus melengkapi diri dengan alat keselamatan diri seperti alat penerangan dan pelampung yang memadai," terangnya.
 
Diketahui, Dinas Perhubungan setempat juga melayani para nelayan dengan pengurusan dokumen kapal di bawah tujuh Gross Tonnage (GT) untuk keselamatan berlayar.
 
Pelayanan kapal nelayan khusus di bawah 7 GT terdiri dari sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkap ikan dan pass kecil kapal penangkap ikan. Akan banyak keuntungan yang diperoleh nelayan ketika mengalami kehilangan kapal atau insiden kecelakaan saat berlayar.
 
"Dokumen ini juga berlaku ketika ada razia aparat hukum di perairan dengan menunjukkan sertifikat dan pass kecil yang dimiliki, sama halnya dengan kendaraan harus ada STNK," jelas Kepala Bidang Perhubungan Laut Dishub Dumai Mahadi Ferdinand. (adv/hms/dumai/rhc).
Share
Berita Terkait
  • 2 bulan lalu

    Horor Kecelakaan Truk di Riau, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Macet Panjang



  • 2 bulan lalu

    Firaun, Kisah-nya Masuk dalam dalam Alquran, Arkeolog Temukan Pedang Firaun Berusia 3.000 Tahun di Mesir, Berhiaskan Lambang Ini



  • 2 bulan lalu

    Israel dituding Tanam Alat Peledak di Alat Komunikasi Pager dan Walkie-Talkie


    Komentar
  •