Rabu, 27 Februari 2019 11:01:00
Advertorial
Bupati Inhil Bahas Program Kampung Qur’an di UIN Riau
RIAUONE.COM, PEKANBARU- Bupati
Kabupaten Inhil, HM Wardan membahas program 'Kampung Qur'an' dengan konsepsi
'Satu rumah Tahfidz di setiap Desa dan Kelurahan' saat menyampaikan orasi
ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Universitas Dalam Rangka Wisuda Program Doktor
Ke-22, Program Magister Ke-51 dan Program Sarjana dan Diploma Tiga Ke-71
Periode IV Tahun Akademik 2018/2019 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau, Rabu (27/2/2019) di Pekanbaru.
Menurut Bupati, dasar pemikiran
program Kampung Qur'an sekaligus bisa menjadi ide kebijakan dan program
pembangunan di daerah. Bahkan, lanjutnya, bisa pula menjadi semangat gerakan
sosial yang dapat kita kembangkan bersama-sama ke depan.
"Konsepsinya ialah Melalui
Pembangunan Kampung Quran dengan satu Rumah Tahfidz di setiap Desa dan
Kelurahan Kita Perkuat Pembangunan SDM Berbasis Pengembangan Keimanan dan
Ketakwaan," ungkap Bupati.
Apabila dirunut dari asal usul
katanya, dijelaskan Bupati, tahfidz itu adalah sebuah kata dari bahasa Arab.
Tahfidz, menurutnya, adalah menghafal. Kata dasarnya hafal, yang di dalam
bahasa Arab hafidza - yahfadzu - hifdzan yaitu lawan dari lupa, atau selalu
ingat.
"Abdul Aziz Abdul Rauf
menyebutkan definisi menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan
membaca atau mendengar. Demikianlah pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti
menjadi hafal," jelas Bupati dihadapan calon Wisudawan dan Wisudawati.
Dalam perkembangannya, Bupati
mengatakan, penggunaan istilah tahfidz pun kini semakin familiar digunakan di
dalam lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan penggambaran hafal ataupun
aktifitas menghafal Al-Quran.
"Seiring meningkatnya
pengetahuan dan kesadaran beragama dalam kehidupan masyarakat Islam kita patut
bersyukur upaya pengembangan tahfidz pun dewasa ini terus berlangsung. Semakin
banyak lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan agama Islam maupun lembaga
pendidikan umum memberi perhatian pada pemajuan tahfidz," pungkas Bupati.
Bupati menuturkan, beberapa perguruan
tinggi besar kini memberi jatah mahasiswa undangan dan beasiswa bagi lulusan
SLTA yang menguasai tahfidz Al-Quran. Dukungan pemerintah maupun masyarakat pun
juga tampak terus diberikan dimana-mana, demi menggelorakan tahfidz. Lomba
tahfidz pun dari tahun ke tahun semakin semarak.
"Hebatnya, menjadi tahfidz itu
bisa lintas disiplin ilmu, atau tidak harus berlatar disiplin ilmu atau bidang
studi tertentu saja. Dan yang paling luar biasa, seorang yang berkompenetnsi
tahfidz pastilah sekaligus enterprenur: tidak mungkin seorang tahfidz menjadi
pengangguran," kata Bupati.
Selanjutnya, Bupati menuturkan, di
tengah-tengah tantangan kehidupan saat ini maupun masa depan, khususnya bagi
generasi anak dan pemuda, maka kreatifitas pengembangan kegiatan tahfidz dengan
tujuan penguatan SDM sungguh menjadi sangat relevan.
"Pertumbuhan populasi dunia yang
ditandai semakin besarnya komposisi penduduk generasi lebih muda, hanya bisa
dikatakan akan menjadi bonus demografi apabila generasi mudanya secara konkrit
lebih siap; baik pendidikan, kompetensi maupun metal dan akhlaknya. Jika tidak,
maka perubahan struktur populasi ini justru akan menghasilkan beban demografi”,
bukan bonus demografi jadinya," papar Bupati.
Demikian pula, dikatakan Bupati,
anak-anak dan pemuda di zaman ini yang dituntut lebih siap dan optimis bisa
beradaptasi untuk bisa survival melangsungkan hidup dan hendaknya menjadi
unggul dalam kompetisi di era teknologi 4.0.
"Namun di sisi lain secara
bersamaan ancaman pengaruh negatif kemajuan IT dan media sosial dapat juga
'menina-bobokkan' anak-anak dan pemuda menjadi bermental passive, instan, malas
dan kurang peduli sosial, sehingga seyogyanya perlu untuk diantisipasi atau
disiasati mengatasinya," tutur Bupati.
Bupati mencontohkan, Soedjatmoko
salah seorang intelektual terkemuka Indonesia menyatakan bahwa hari depan dunia
lebih banyak ditentukan moralitas keputusan kita sekarang. Berdasarkan
pengalaman, lanjut Bupati, selaku Kepala Daerah di Kabupaten Indragiri Hilir,
dengan latar beberapa pengalaman sebelumnya mengurusi bidang pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat, telah mengukuhkan tekadnya untuk lebih fokus
memprioritaskan pembangunan SDM.
"Sejatinyalah juga pembangunan
SDM memang harus dilakukan terus menerus, tidak boleh pernah berhenti, serta
perlu disesuaikan dengan potensi dan kondisi-kondisi yang dihadapi," tukas
Bupati.
Pembangunan SDM itu, dikatakan
Bupati, tidak sekedar urusan pendidikan formal sekolah, tetapi juga meliputi
pendidikan keluarga, pendidikan prasekolah, pendidikan nonformal, pendidikan
alternatif, hingga pendidikan komunitas dan masyarakat. Pembangunan SDM itu,
menurut Bupati, sifatnya pun kompleks, tidak berdiri sendiri, karenanya ia juga
terkait dengan pembangunan infrastruktur dan berbagai sektor pembangunan
lainnya.
"Setidaknya itulah yang
melandasi kenapa di Kabupaten Indragiri Hilir kami memberi prioritas terhadap
beberapa kebijakan pembangunan daerah yang sangat erat berkaitan dengan
pembangunan SDM," kata Bupati.( Adv / Diskominfo )