riauonecom, GaungAnakSerka,  inhil, - Penetapan turunnya harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah pada1 Januari 2015 .Premium turun dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 dan harga BBM jenissolar turun dari Rp 7.500 menjadi  Rp7.250 per liter pengumuman tersebut direspon positif  sejumlah warga.

 

Namun sangat berbeda dengan beberapa tanggapan sejumlah parapedangan tradisional ada di Kelurahan Teluk Pinang,khususnya ikan segaryang  pada musim ini sangat sulit di dapatkan oleh para nelayan.

 

Eman (36) pengencer ikan yang berada di pasar  tradisional menjelaskan,awalpun telah diumumkan dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintahpada  awal tahun ini, namun untuk hargaikan belum bisa di turunkan.

 

“Turunnya harga BBM belum bisa kita pastikan harga ikansegar juga turun harganya,besar kemungkinan harga ikan akan bertambah naikharganya,”Ungkap Eman.

 

Eman menambahkan “Di awal tahun nelayan yang turun kelautsangat sulit untuk mendapatkan tangkapan,di keranakan sa’at ini musim hujan berawalpada bulan oktober sampai februari memang terkadang sulit mendapatkan hasil,dan harus lebih berbekalkan BBM jenis solar lebih kurang 4 liter per jam,”tambahEman.

 

Senada di jelaskan oleh Anto (35) nelayan tempatan “Turunnya harga BBM belumtentu harga Ikan Segar kembali turun, bahkan mungkin harga ikan segar bertambahnaik harganya,Ungkapnya.

 

“Konsumen juga harus maklumi  di musimhujan atau di sebut juga musim angin selatan, jumlah tangkap ikanberkurang,  dikerana  jumlah permintaan konsumen harus kita penuhi,tentunya kita harus memakan waktu lama di laut untuk mendapatkan hasil tangkapan,ini artinya nelayan perlu persiapan BBM jenis solar lebih dari biasa,”tutupAnto. (joe)